1.6

1.8K 391 149
                                    

"ANJRIT MICHAEL GUE NGGAK SIAP."

gue yakin banget sih, sekarang michael udah enek banget denger ocehan gue dari kami masuk ke mobilnya sampai sekarang kami tengah mengantre untuk beli tiket film the death cure.

maksud gue, come on, siapa yang siap liat newt mati? belahan jiwa gue yaampun.

"udahan sih teriaknya," kata michael setelah memutar bola matanya. "malu bego diliatin orang."

gue menggerak-gerakkan tangan ke sana kemari. nggak tahan dengan apa yang gue rasain sekarang. newt. mati.

"tapi gue nggak siap!"

"lo tuh kaya orang mau di ajak kawin tau nggak?"

gue nggak menggubris kalimat michael dan tetap nggak bisa diem di tempat gue berdiri.

hari ini emang jadwalnya gue libur, sementara michael bolos, nitip absen doang. calon mahasiswa abadi.

setelah jalan-jalan kami waktu itu, kami jadi makin dekat. dekat sebagai apa gue sendiri masih nggak yakin. yang jelas, hati gue mulai berpindah tangan. ini, bukan milik ashton seutuhnya lagi. tinggal butuh michael untuk meyakinkan gue bahwa dia merasakan hal yang sama. setelah itu, gue yakin, hanya akan ada nama michael disini.

"kok tiba-tiba diem?" tanya michael dan berjalan satu langkah karena antrean yang maju.

gue mendengus. "bacot salah, diem salah, gue flora bukan raisa."

tangan michael mengusap wajah gue dengan kasar lalu gue dengan cepat menepisnya. "mikirin apaan sih lagian?"

"jadi inget pertama kali kita ketemu aja," gue tersenyum mengingat saat gue menampar pipi michael. "waktu kita lagi nge-date sama para mantan."

"gue inget di tabok lo doang."

"nggak usah diinget yang jeleknya, berasa gue orang jahat tau nggak."

michael merangkul bahu gue. "sebenernya gue males nonton ini tau nggak?" tanyanya tidak menghiraukan kalimat gue.

"jangan nggak jadi dong, hari ini premiere." keluh gue sembari gelayutan di lengan michael yang tadinya melingkar di bahu gue.

"dan lo tau nggak, kalo gue juga pengen nonton premiere film yang gue suka hari ini."

gue memasang muka melas alias puppy face agar dia mau mengalah untuk nonton the death cure aja hari ini. karena gue ingat betul saat dia nggak mau ngalah sama vivian. itu menjadi alasan kenapa gue bisa bicara sama michael hari itu.

dan gue bersyukur karena kekeras kepala-an michael waktu itu, tapi nggak sekarang.

"mike. . ."

"nggak usah masang muka gitu," ia kembali mengusap wajah gue dengan kasar. "udah mirip anjing,"

ia tertawa kecil saat gue memukul lengannya.

"gue mau nonton tdc kok. dan satu hal yang lo harus tau, ketika gue mengalah, gue juga kalah dalam mempertahankan hati gue yang udah di ambil alih sama lo."



michael's pov

"NEWT, ANJIR MICHAEL, NEWT."

itu jadi satu-satunya kalimat yang keluar dari mulut flora sedetik setelah film itu selesai.

lucu deh, ngeliat dia frustasi kaya gini. jadi makin sayang. eh.

jujur kan gue, kalo gue emang udah mulai sayang sama dia. ketika gue bilang akan ada perubahan, gue nggak mikir panjang. kalimat itu keluar begitu aja dari mulut gue. tapi gue nggak nyesel, karena waktu itu, hati gue yang berbicara.

"flora? michael?"

luke?

yaampun, ini orang penghuni bioskop apa gimana, sih? waktu itu, gue sama flora ke-gap pura-pura pacaran. sekarang? ke-gap lagi pacaran beneran. eh, hehe.

"lo ngikutin gue ya?" tanya flora.

luke menautkan satu alisnya sembari memandang flora. wah, gua tarik keluar itu mata kalo kelamaan kaya gitu.

ia menggedik. "jodoh kali?"

pertanyaan itu membuat gue mendorong bahunya sedikit kencang. "asal lo ngomong, mimpi aja dulu."

kali ini, ia menautkan alisnya pada gue dan melipat tangan di depan dadanya. "lah, lo siapanya flora?"

"masa kini dan masa depannya. lo yang masa lalu diem aja."

asik kan gue.

luke tertawa meledek gue saat flora hanya diam dan ikut menatap luke dengan tajam. setuju ya dia berarti sama gue?

siap untuk disikat.



flora's pov

gue bener-bener nungguin michael untuk bilang tentang perasaan dia. karena cuma itu yang bisa menghapus nama ashton sepenuhnya dari hati gue.

tentunya, gue juga pingin memulai sesuatu yang baru tanpa potongan memori dari masa lalu. bukannya ashton kenangan buruk gue. he had been nothing but great when we were together. dan gue selalu percaya dia adalah cowok baik-baik.

mungkin bukan jodoh aja.

toh, kalo emang jodoh, nggak bakal kemana-mana.

namun, nama yang ada di daftar 'kemungkinan jodoh' gue kali ini bukan dia.

tapi, michael clifford.

jujur nih ya, kemaren gue mentoq:( kalo ada yang punya ide atau saran buat jalan cerita ini hmu with a message oK HAHHEHHE

btw mek, maen sikat sikat aja, dikira lantai wc:(

jha recHe

date; m.c [c]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang