66. I'm Cat Lovers ( Extra Part )

Mulai dari awal
                                    

Ikatan batin mereka juga kuat dengan pemiliknya.

Mengenai Freya, dia adalah Sahabatku dari pertama kali masuk ke Sekolah ini.

Freya adalah Anak Perempuan yang cantik dan manis juga lembut.

Tidak sekalipun dia marah kepadaku.

Dia lebih suka diam tidak banyak bicara dan mungkin mirip sekali dengan Tante Alice yaitu Mama Freya.

Selain itu Freya adalah anak yang tidak mudah untuk diajak jalan keluar.

Karena terlihat sekali jika Om Avelo sangat posesif kepada Freya.

Kalau sudah bersama Freya, pembicaraan kami selalu tidak lepas dari Kucing.

Kami juga memiliki perekumpulan pecinta Kucing.

Banyak kegiatan yang bisa kami lakukan di perkumpulan tersebut. Bertukar pengalaman dalam merawat Kucing, menyelamatkan Kucing yang terlantar, dan mengenali apa saja yang terjadi dengan tingkah-tingkah Kucing juga masih banyak hal lainnya yang bisa kami dapatkan di Club tersebut.

"Freya?" aku memanggil Freya yang sedari tadi asyik mengamati Milo, Kucingku.

"Eh ya, kenapa?" begitu aku memanggilnya, dia melihat ke arahku.

Segera ku sodorkan segelas Susu Putih yang dibuatkan Mama untukku, dia, dan satu orang lagi.

Freya langsung meneguknya sekali kemudian meletakkannya ke atas Meja.

Aku sendiri kini lebih memilih duduk di Sofa sambil melihat beberapa Buku yang tadi ku keluarkan dari dalam Tas.

"Eh ada PR Fisika ya?"

"Iya. Nanti malam aku akan kerjakan. Kalau tidak bisa aku mau minta bantu Kak Asten." ujarnya memberitahuku.

"Enak banget kamu ya, bisa minta ajar Kak Asten kalau ada yang tidak bisa kamu kerjakan. Nah aku gak bisa minta tolong siapa-siapa. Ghania masih SMP, Papa dan Mama sekolah Kejuruan Informatika. Aku gak bisa tanya ke siapa-siapa nih." sesalku menanggapi pernyataan Freya.

"Ya udah kamu ke Rumah ku aja lah, Ghazy. Nanti minta ajarin Kak Asten."

"Eh memangnya boleh?"

"Boleh lah." jawabnya cepat.

Kalau terus diamati ternyata Freya menarik juga ya.

Aku senang dengan waktu dimana aku bisa melihatnya sepuas ini ya meski di Sofa lainnya ada Kakak Sulung Kembarnya yang kali ini diberi tugas oleh Om Avelo mengawal dia.

Kakak Sulung Kembar Freya namanya Kak Rachelta.

Sebenarnya kasihan juga kalau melihat dia disuruh menjaga Freya, mana pasti kan berat kalau sedang hamil seperti itu.

Kata Freya kehamilannya belum termasuk tua tapi kenapa besar sekali Perutnya.

Saat ini Kak Rachelta sedang duduk sambil menahan kantuk tapi sepasang Matanya sudah hampir terpejam seluruhnya.

"Kak" aku memanggil Kak Rachelta bermaksud menawarkan satu Kamar Tamu yang ada di Rumah ku.

"Kak." kali ini aku memanggilnya sambil mencolek-colek Lengannya beberapa kali.

Dia tidak menjawab sama sekali tetap terdiam tidak berubah sama sekali dengan posisi Kepala yang terkantuk-kantuk ke arah kiri.

Tapi ketika colekan ke lima, barulah Kak Rachelta terbangun.

Hanya saja bangunnya tidak seperti orang normal, tapi justru dia langsung berdiri dan meloncat ke atas Sofa sambil berkata sesuatu yang tidak ku pahami sama sekali kalimatnya.

"Abaaang, ouuhh....pompa aku bang, jangan berhenti yaaa begitu...aahh..." serunya tanpa melihat aku yang kini berada dalam tangkupan kedua Telapak Tangannya.

"Loh, kok Abang jadi muda'an? Kok gak ada brewok nya?" tambahnya lagi yang tidak ku mengerti sama sekali. Dia malah memutar-mutar Wajahku ke beberapa derajat arah kanan dan kiri.

Aku hanya berdiri seperti orang cengo di depannya dengan kedua Tanganya yang menakup Wajahku.

Tatapan Mataku dan tatapan Mata Freya kepada Kak Rachelta sama-sama terlihat aneh sedikit bodoh.

"Kak, kenapa?" tanyaku bingung kepadanya.

"Kakak pasti mimpi jorok lagi sama Om kan?" sahut Freya yang membuat Kak Rachelta langsung terlihat sadarkan diri dari Tidurnya.

"He he, Sorry gaees. Maklum Ibu-Ibu lagi hamil, kurang bobo karena kebanyakan Olahraga malam jadinya begini. Santai bray, yyukkk arisannya dikocok lagi." serunya disertai kekehan Tawa.

Kalau dipikir-pikir asyik juga punya Kakak seperti Kakaknya Freya ini. Masih muda dan gaul jugaItu jelas terlihat dari cara bicaranya.

"Kita lagi gak pada Arisan, Kak. Kita mau ngobrolin acara amal untuk modal pembuatan Rumah Kucing terlantar di jalan." jawab Freya kepada Kak Rachelta.

Setelah insiden dia naik ke Sofa dengan kesadaran belum penuh, Kak Rachelta pun kembali turun dengan sedikit bantuanku dan kini dia sudah duduk tenang kembali di atas Sofa.

"Ini Susu buat aku ya?" Kak Rachelta bertanya mengenai Satu Gelas Susu yang masih penuh yang memang dibuatkan untuk dirinya.

"Iya. Silahkan Kak diminum." jawabku mempersilahkan dirinya untuk meminum susu buatan Mama ku.

"Ya iya lah, masak dipelototin mulu nih Susu. Sayang banget gak diminum, mubazir dong." dengan sekali dua kali teguk, Susu segelas tandas masuk ke dalam Kerongkongannya.

Aku dan Freya sama-sama menatap kagum ke arah Kak Rachelta.

Hebat sekali ya kekuatan Ibu Hamil bisa meminum Susu secara kilat tidak memakan waktu sama sekali.

Kalau boleh kasih tepuk Tangan, pasti aku akan memberikan tepuk Tangan sekerasnya sekarang.

"Kalian lagi mau diskusi apa?"

"Pengumpulan dana untuk membuat Rumah Kucing yang terlantar di jalanan. Ada acara amal besok di Perkumpulan. Kakak mau sumbang gak?" tanya Freya kepada Kakaknya.

Kalau menurut Freya, Suami Kakak Rachelta adalah Pengusaha yang kaya raya.

Jadi mungkin Freya akan meminta bantuan kepada Kakak dan Kakak Iparnya untuk membantu pembangun Rumah Kucing baru.

"Oh, memangnya harus berapa Duit?" tanya Kak Rachelta lagi sembari dia menggaruk-garuk Perutnya yang buncit dari lapisan terluar Pakaiannya.

Mungkin Perutnya gatal sekali ya sampai digaruk sekeras dan secepat itu.

"Kalau kemarin bisa sampai tiga ratus jutaan Kak. Dana sekarang yang terkumpul masih seratus lima puluh juta. Kemarin aku sudah minta bantu sama Papa, Papa sumbang tujuh juta terus Kaka Ramsey tujuh juta juga. Kak An juga sebanyak lima juta. Daddy enam juta, nah kan tinggal Kakak yang belum sumbang sama Om?"

"Emh gitu ya. Ya udah deh nanti Kakak mintain ke Om ya."

"Ih beneran Kak, serius?" Freya mendadak sangat bahagia waktu mendengar sang Kakak mau membantu menyumbang dana untuk pembangunan Rumah Kucing.

"Iya dong. Nanti Kakak mintain dua puluh juta." ujarnya santai.

"HAH? Banyak banget?" aku dan Freya sama-sama berteriak kesenangan karena Kak Rachelta mau membantu untuk membangunkan Rumah Kucing.

"Tapi Om mau gak Kak?" tiba-tiba Freya menjadi sedih kembali takut kalau Suami Kak Rachelta enggan membantu.

"Mau lah. Kalau gak mau ntar Kakak gak kasih jatah. Ancem gitu aja beres. Nanti juga takut dengan sendirinya." jawab Kak Rachelta kembali.

"Jatah? Jatah apa Kak?" giliran Freya yang bertanya.

"Jatah Roti Isi Keju Mozarella."

Heh? Roti? Isi Keju Mozarella? Maksudnya apa?

***

- End -

***

Surabaya, 25 Desember 2016 ; 13. 30 WIB

Salam,

Denz91 ^_~

Survive (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang