Taehyung tersenyum pahit. Ia mengingat saat dimana ia mengejar sosok jungkook yang ia cintai. Hanya kejadian klasik yang cukup manis. Saat itu jungkook sedang berlatih basket dan taehyung sedang membawa beberapa buku tebal yang terlihat cukup berat. Ia melewati lapangan basket dengan sesekali matanya menatap kearah para pemain yang saling merebut bola. Dan pada saat itu juga, sebuah bola basket menghantam kepalanya dan membuat buku yang ia bawa berhamburan dilantai, taehyung memegang kepalanya yang pusing akibat bola.

"Kau baik-baik saja? Maafkan aku" ujar pemuda yang tidak lain adalah jungkook. Taehyung mengenali jungkook karena ia menyukai pemuda itu.

Taehyung hanya mengangguk pelan. "Aku baik-baik saja." Taehyung merapihkan buku yang berserakan.

"Mari aku bantu. Anggap saja sebagai permintaan maafku, karena telah membiarkanmu terkena bola basketku" jungkook tersenyum kemudian membantu taehyung membawa buku tebal itu.

"Terima kasih, jungkook." Balas taehyung tersenyum dan saat itu jungkook merasakan seluruh dunia tertarik pada taehyung. Yang merupakan orang yang selama ini jungkook perhatikan.

Dan semakin hari pun mereka semakin dekat. Bertukar nomor ponsel, mengajak jalan bersama dan hal-hal klasik lainnya. Dan saat mereka sudah merasa nyaman satu sama lain, jungkook menyatakan perasaannua pada taehyung dan taehyung pun menerima pernyataan cinta itu dengan semangat.

Begitu klasik bukan? Namun, seperti itulah kisah taehyung yang mengejar jungkook.

All my gut feelings ended up being just right now

Taehyung menyerah sekarang. Rasa sakit yang ia rasakan sudah tidak bisa untuk ia tahan lagi. Rasa sakit yang ia rasakan sudah terlalu banyak. Ia akan menyerah untuk rasa sakit yang sekarang ia rasakan.

"Nggaah... fas..ahh terr..ahh kook"

"Aashh, you are so tight, bae"

Taehyung bungkam. Liquid telah meluncur tanpa bisa ditahan lebih lama lagi. Hatinya yang sudah retak pun kini hancur tanpa utuh satupun. Jungkook sudah terlalu kelewatan dengan tindakannya.

"Junnggh.. aku.. aaahh.. akan.."

"Together, my sweet heart"

"AAHH!" Suara teriakan keduanya begitu menyakitkan. Sangat menyakitkan.

Taehyung harusnya tidak datang ke apartemen jika hasilnya akan menyakiti dirinya. Menghancurkan hatinya dengan kejam. Taehyung memilih duduk di sofa ruang tengah. Tempat biasa dimana dirinya dan jungkook saling melempar canda tawa dan kaaih sayang.

Suara pintu kamar terbuka dan menampilkan sosok jungkook yang telah menggunakan kembali pakaiannya. "Ta..taehyung?" Jungkook terbata saat melihat taehyung tengah duduk di sofa dengan jejak air mata yang begitu kentara.

"Harusnya kau bilang saja dari awal, Jungkook. Harusnya kau bilang bahwa kau tidak mencintaiku." Taehyung menatap jungkook mengunci netra sehitam arang itu untuk terus menatap netra karamel taehyung.

"Harusnya kau tidak perlu bersikap manis pada pertama dan pahit pada akhir. Kau tahu? Lukaku hanya aku yang merasakan. Kau yang menorehkan luka hanya bisa tersenyum senang bukan? Kau senang merusakku? Benar begitu, Jeon?" Taehyung berujar tenang. Namun, sebenarnya ia sedang menahan buncahan emosi dan tangisannya.

Jungkook menghampiri taehyung. Mengambil alih tempat duduk disamping taehyung dan menggengam tangan taehyung. 'Dingin' batin jungkook.

"Tae, maafkan aku. Aku mohon, maafkan aku yang selalu membuatmu kecewa. Maafkan aku. Aku tidak tahu bagaimana carannya agar kau memaafkan aku. Tapi, kumohon beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuannya. Kumohon, tae" jungkook mulai mengusap lembut pipi tirus taehyung. Taehyung tidak menolak sama sekali.

Taehyung menggeleng lemah. "Aku tidak bisa jungkook. Kau menyakitiku dengan kejam kali ini. Apakah kau pernah berpikir sekali tentang lukaku? hanya berpikir sedikit tentang rasa sakitku? Pernahkah?"

Jungkook diam. Dan taehyung tertawa miris, " see? Kau sama sekali tidak ingin tahu dan kau tidak memikirkannya sama sekali."

"Taehyung.."

"Jaga kekasihmu. Dia baik dan manis, jangan samapi kau merusaknnya. Buat dia bahagia denganmu. Dan sekarang kita akan menjadi masa lalu, jungkook. Kita berakhir. Jangan pernah menyesali hal ini, tidak akan berguna sama sekali untuk diperbaiki. Jangan melihat kebelakang karena kau akan melukainya." Taehyung menatap jungkook lekat dan mendekap tubuh jungkook. Taehyung memeluknya dengan erat dan tangis pun pecah.

"Aku selalu mencintaimu dengan rasa sakitku jungkook. Aku mencintaimu, dan kau tahu, rasa cintaku membuatku buta akan rasa sakitku."

Jungkook merasakan hatinya tercubit pun mengeratkan pelukkannya pada tubuh taehyung. "Kumohon, tae.." lirih jungkook.

Taehyung melepas pelukkannya dan mengelus pipi jungkook. "Aku pergi. Jangan mencariku, kau sudah dengannya. Jangan menyakitinya, atau aku akan kecewa sekali padamu" taehyung tertawa lemah dan mengecup pipi jungkook sebelum meninggalkan apartemen mereka.

Jungkook tertegun. Kenapa sebuah penyesalan selalu terakhir? Kenapa ia begitu bodoh terhadap cintanya? Egois. Katakan jungkook egois.

"Aku.. aku mencintaimu, taehyung."

Taehyung hanya tersenyum dan pergi meninggalkan jungkook yang masih diselimuti rasa penyesalan yang sialnya, hal itu membuat dirinya ingin menangis. 'Jugkook bodoh! Kau bajingan bodoh. Kau tidak pantas bersama taehyung yang sempurna dalam mencintaimu. Taehyung maafkan aku!' Jika hati bisa bicara itulah yang akan dikatakan jungkook.
















End

Akhirnya selesai juga! *sigh*
Gimana ceritannya? Feel nya aku jamin belum dapet banget. Alurnya juga pasti gak nyambung satu sama lain. Betewe, ini pov taehyung semua :3

Beri saran atau kritik tentang cerita ini.

Thanks for vomment🙇💕

[K.V Oneshot] ✔Место, где живут истории. Откройте их для себя