비긴

5.3K 364 17
                                    

Jungkook biasanya akan berbaring di balkon bersama pemuda manis hanya untuk sekedar memandang langit dan menyebutkan rasi bintang.

Jungkook senang. Sungguh. Pemuda manis itu selalu bercerita tentang bagaimana sebuah galaksi yang begitu indah tercipta. Jungkook hanya bisa tersenyum saat pemuda itu mengenalkan nama sepasang bingtang yang sudah ia beri nama.

"Jeon, itu adalah bintang milikmu. Dan disebelahnya adalah bintang milikku" ujarnya sambil menunjuk bintang yang begitu terang benderang.

jungkook lagi-lagi hanya bisa tersenyum sambil memegang tangan pemuda manis itu dengan kehampaan pada setiap sela. Jantung berdebar dalam keheningan dan jungkook menyukai pemuda manis itu.

.

.

Kim Taehyung. Pemuda manis yang selalu bersamannya di balkon tidak datang pada hari ini. Padahal biasanya taehyung akan datang pada akhir pekan, hanya sekedar berceloteh tentang kegemarannya terhadap hiasan langit malam.

Jungkook menunggu dan terus menunggu. Namun, taehyung belum menunjukan sama sekali batang hidungnya. Pikiran liar jungkook hampir lepas. Ia memikirkan yang tidak-tidak saat taehyung tidak datang.

"Kau kemana, tae?"

.

.

Taehyung menyenderkan kepalanya dipundak jungkook dalam keheningan antara keduannya. Namun, jungkook tidaklah menolak semua itu. Jujur, dalam hati jungkook, ia mencintai pemuda manis ini. Namun, batas ini mencegahnya. Batas ini membuatnya tertahan.

"Tae.."

Taehyung bergumam pelan. Taehyung tidak melihat kearah jungkook saat memanggilnya. Jungkook sedikit menghela nafas sebelum melanjutkan omongannya.

"Bagaimana jika aku bertanya apa warna langit sekarang?"

Taehyung mengerutkan dahinya. Ia mengerti kemana arah pembincaraan ini. Taehyung mengangkat kepalanya dan menatap jungkook. Dengan pandangan lebih dalam dan lebih menuntut.

"Apakah kau akan kecewa jika aku menjawab yang sesungguhnya, jungkook?"

"Untuk kecewa mungkin tidak. Tapi bisa saja aku hancur."

"Biru. Warna itu biru jungkook!"

Jungkook tersenyum kecut. Ia takut ini hanya sebuah euforia semata yang membuatnya terbang diambang batas sebelum jatuh terhempas dengan keras.

"Kumohon taeh..."

"Langit itu biru Jeon! Itu sungguh!" Taehyung memegang jemari jungkook dengan remasan erat yang penuh akan makna tersimpan.

"Taehyung.."

"Kenapa jungkook. Kenapa baru sekarang, kau menanyakannya? Kau tahu bagaimana jika langit itu tidak berwarna biru seperti sekarang?" Taehyung menahan isakkan tangisnya meski suara bergetar. Bagian sisi lain tangannya mengelus pipi jungkook lembut akan rasa.

"Aku mencintaimu Jeon. Aku menunggu saat ini begitu lama. Aku mencintaimu sangat."

Jungkook menarik tengkuk taehyung dan menciumnya dengan lembut. Hanya ciuman tanpa lumatan yang menuntut. Hanya ciuman rasa cinta mereka. Itu sudah cukup bagi mereka.

"Maafkan aku membuatmu menunggu. Aku pun begitu mencintaimu kim" ucap jungkook setelah menjauhkan bibirnya dari taehyung.

.

.

End 😆

Kaga nyambung sih gue rasa/? :v
Gue bikinnye buru-buru masa😂 maafkan typo yang tertera :'3

Thanks for vomment🙇🙇

[K.V Oneshot] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang