Chapter 23

19.6K 1.1K 112
                                    

Tidak ada percakapan lagi setelah percintaan mereka, masing-masing sibuk dengan pemikirannya tak terkecuali Yura yang sedang bersyukur karena Ayato melakukannya dengan berbeda malam ini.

Malam ini pun Yura berdoa kepada Tuhan semoga agar Ayato nya selalu bersikap seperti ini. Mendekapnya dan memberikan rasa hangat yang nyaman dan begitu menenangkan.

***

Yura menggeliatkan badannya pelan saat pancaran sinar matahari pada pagi hari ini menerpa wajahnya, Yura mengerjapkan matanya lalu mengecek matanya dengan pelan. Ia melihat ke sisi ranjang sampingnya yang ditempati oleh Ayato.

Yura mendesah kecewa saat mendapati ranjang disampingnya kosong, Yura meraih bantal yang digunakan oleh Ayato lalu memeluknya dengan erat. Menghirup dalam samar aroma Ayato pada bantal itu.

Dengan tiba-tiba wajah Yura memerah saat remaja laki-laki itu mengingat percintaannya dengan Ayato, Yura semakin bersemu merah saat mengingat Ayato memperlakukannya dengan sangat lembut.

"Astaga... aku bisa gila bila memikirkan itu." Gumam Yura lalu membenamkan wajahnya yang memerah pada bantal dipelukannya.

Setelah puas menghirup aroma pada bantal Ayato, Yura bergegas menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Yura berdiri didepan kaca dan mendapati leher dan daerah sekitar dadanya dipenuhi oleh tanda yang dibuat oleh Ayato semalam.

Yura kembali merona saat melihat tanda-tanda itu bersarang pada badannya.

"Uhh.. pasti akan lama untuk menghilangkannya." Gumam Yura sedikit kesal. Meskipun kesal kau tetap menyukainya bukan?

Setelah membersihkan tubuhnya Yura keluar dari kamarnya mengikuti seorang pelayan yang katanya diberi tugas oleh Ayato untuk membawanya sarapan di ruang makan.

Saat perjalanan keluar dari kamarnya menuju ruang makan, beberapa pelayan yang sedang melakukan tugasnya langung memberhentikan tugasnya lalu memberi hormat kepada Yura.

Yura yang tidak berbisa diperlakukan seperti ini hanya dapat mengangguk kan kepalanya dengan kaku membalas kehormatan yang pelayan itu berikan kepadanya lalu menundukkan kepalanya dengan dalam.

"Ah! Selamat pagi Yura-sama."  Sapa Runa saat Yura tiba diruang makan lalu menundukkan badannya dengan hormat.

Yura mengangguk kan kepalanya dengan kaku lalu menundukkan sambil memainkan baju nya. Tidak tau harus melakukan apa karena semua perlakuan pelayan pada pagi hari ini benar-benar berbeda dari dulu-dulu.

Runa menatap khawatir saat melihat Yura menundukkan kepalanya dan memainkan ujung baju nya dengan gusar.

"Apakah Yura-sama tidak menyukai sarapannya? Bila Yura-sama tidak menyukainya aku bisa mengganti nya yang lain." Ucap Runa lalu berjalan menuju meja makan hendak mengambil sarapan yang telah tersedia.

"Ti-tidak usah mengganti nya, aku suka kok dengan sarapannya." Ucap Yura dengan cepat saat melihat Runa hendak mengambil sarapannya.

Yura melangkahkan kakinya menuju meja makan lalu mulai memakan sarapannya.

Setelah menghabiskan makanannya Runa mengambil piring yang dipakai Yura lalu hendak keluar untuk membersihkannya.

"Ano.." Runa memberhentikan langkahnya lalu menatap kearah Yura yang sedang menatapnya dengan ragu.

Yura menatap kearah Runa lalu menggigit bibir bawahnya. "Bisakah kau memperlakukan ku seperti biasa.. jangan terlalu formal kepadaku." Ucap Yura lalu menundukkan kepalanya.

Runa tersenyum kecil saat melihat kegelisahan Yura, Runa menggelengkan kepalanya dengan pelan. "Tidak bisa. Ayato-sama yang memberikan perintah untuk kami untuk memperlakukan dan menhormati Yura-sama sama seperti  memperlakukan dan menghormati Ayato-sama."

Don't Leave Me AloneTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon