Chapter 10

10.6K 950 25
                                    

Suasana malam hari ini cukup tenang seperti batin Yura yang mulai tenang akhir-akhir ini, Ayato dan Yura sedang duduk didalam sebauh restaurant yang mewah menunggu pesanan mereka.

Yura menunduk menatap tangannya dirinya benar-benar gugup, Apakah Ayato sedang mengajaknya berkencan? Yura Dengan cepat menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pemikiran konyolnya tadi.

Ayato menyeritkan alisnya bingung karena Yura menggelengkan kepalanya tiba-tiba. "Ada apa? Apakah ada yang sakit?" Tanya Ayato dingin namun tersirat kekhawatiran dalam nada bicaranya walau samar.

Yura menggelengkan kepalanya dengan pelan. "Ti-Tidak apa-apa tuan." Lirih Yura masih menundukkan kepalanya tak berani menatap langsung kearah Ayato karena wajahnya benar-benar sudah panas sedari tadi.

Tak lama kemudian pesanan yang mereka pesan datang, Yura memakan makanannya dengan pelan sesekali ia melirik kearah Ayato yang sedang memakan makanannya dengan tenang. Sehabis memakan makanan utama, Ayato menyuruh Yura untuk memilih dessert apapun yang diinginkannya.

"A-apapun itu?" Tanya Yura dengan ragu-ragu.

Ayato tidak menjawab, ia hanya menatap balik Yura yang sedang menatapnya dengan takut-takut. Yura kembali menatap buku menu dihadapannya, matanya terpaku pada 1 menu yang ada dihadapannya.

"Apakah sudah selesai memilihnya?" Tanya Ayato saat melihat keterdiaman Yura.

"A-apa apakah aku boleh memesan ini?" Telunjuk lentik itu mengarahkan pilihannya di buku menu yang tadi ia lihat, matanya terus melirik kearah Ayato dengan takut.

Ayato menarik buku menu dihadapan Yura, tanpa menjawab pertanyaan Yura ia memanggil seorang pelayan untuk memesan dessert mereka. Yura hanya bisa menunduk menahan air matanya agar tidak jatuh. "Tidak, tidak ia tidak boleh menangis hanya karena sebuah es krim." Batin Yura.

Tak lama kemudian Ayato mendorong sebuah mangkuk kehadapan Yura, Yura masih saja menunduk memainkan kedua tangannya. "Pesanan mu sudah datang, makanlah sebelum mencair."

Yura mengangkat kepalanya dihadapannya ada semangkuk eskrim dengan berbagai rasa didalamnya, Yura menatap es krim itu dengan berkaca-kaca. Lalu ia menatap kearah Ayato yang memperhatikannya sedari tadi.

Yura melahap es krim dihadapannya sambil terisak pelan, sudah berapa lama ia tidak memakan makanan kesukaannya bersama dengan kedua orangtuanya? Apakah mereka masih mengingat dirinya? Bagaimana keadaan kedua orang tuanya sekarang? Apakah mereka sudah bahagia diatas sana? Yura membatin.

Yura terus melahap es krim dihadapannya dengan air mata yang berlinangan, ia mencoba tersenyum tapi hanya isakan lah yang keluar. Ayato hanya memperhatikan Yura yang terisak sedari tadi tanpa ada niat untuk menenangkannya.

***

Mereka sekarang sedang berada dimobil untuk perjalanan pulang, Yura menyenderkan kepalanya kearah kaca mobil matanya menatap pemandangan luar dari kaca jendela. Kepalanya sesekali terantuk oleh kaca jendela karena mengantuk.

Ayato yang memperhatikan gelagat Yura sedari tadi akhirnya pun membuka suara. "Kenapa tadi kau memakan es krim itu sambil menangis?"

Yura yang sedari tadi terkantuk-kantuk langsung terlonjak kaget. "A-ah itu aku terlalu bahagia sampai menangis." Ujar Yura pelan.

"Dasar aneh, bila kau mau aku bisa membelikannya banyak untukmu."

"Ma-maaf." Yura menundukkan kepalanya.

Ayato berdecih pelan lalu mengarahkan pandangannya kearah jalanan didepannya.

Sesampai di mansion Sera, Ayato keluar dari mobil diikuti oleh Yura yang berjalan dengan terkantuk-kantuk dibelakangnya. Yura berjalan dengan mata setengah terbuka hingga dirinya menabrak Ayato yang berjalan didepannya.

Don't Leave Me AloneWhere stories live. Discover now