35. Final Chapter

9K 606 248
                                    

Hari hari yang dijalani Chanyeol terasa hampa. Untuk bisa mengalihkan pikirannya dari Jinrae, lelaki itu mencoba memfokuskan dirinya dengan bekerja, bekerja, dan bekerja.

Tak luput sepulang ia dari kantor, Chanyeol mampir ke bar untuk minum minum sampai mabuk dan pulang pada tengah malam.

Seminggu pertama Jinrae menghilang, ia mencari kemana mana, bahkan sampai mendatangi keluarga Jinrae dan ia kecewa karena mereka masa bodoh dengan permasalahan itu. Chanyeol bahkan tidak menyadari  jika kunci rumah barunya telah diambil oleh Jinrae, sungguh ia tidak berpikir sampai sejauh itu. Mencoba menghubungi ponsel Jinraepun, selalu tidak aktif.

Bukan menyerah, tapi Chanyeol menyadari kesalahannya memang terlalu besar. Ia banyak mendapat nasehat dan wejangan dari kedua orang tuanya agar selalu berpikir positif hingga akhirnya Chanyeol memutuskan untuk pasrah sekalipun Jinrae tak lagi menginginkan hidup bersamanya atau memilih berpisah.

Sedih, itu pasti.

Sakit, sudah jelas.

Tak bisa melupakan, mungkin iya.

Seperti malam ini, lelaki itu tidak sepenuhnya mabuk, ia melempar tas kerjanya, berganti pakaian dan lantas duduk di teras belakang rumahnya dengan memainkan lagu sedih dari petikan gitar yang ia mainkan. Chanyeol tak menyanyi namun suara gitarnya terdengar begitu memilukan.

Sementara itu,

Sehun baru kembali dari jadwal syutingnya dan ia sempat menengok Jinrae di rumahnya. Jinrae tak menitipkan pesan apapun untuk Chanyeol, ia hanya mengatakan bahwa ia sudah mulai merasa tenang dan tak lagi mendendam. Ketika Sehun bertanya apakah gadis itu sakit karena ia begitu pucat, Jinrae menjawab bahwa ia hanya kurang tidur karena setiap malam banyak membaca novel.

Sesampainya Sehun di rumah, ia berjalan hendak menaiki anak tangga menuju kamarnya, namun ia mendengar samar samar suara petikan gitar yang ia yakini pasti kakaknya yang sedang bermain diluar. Sehun berhenti, ia berbalik dan melangkah menuju ke arah sumber suara.

Untuk beberapa saat Sehun hanya berdiri menatap punggung kesepian kakaknya, entah untuk alasan apa hatinya terasa begitu pedih. Ia lalu berjalan mendekati Chanyeol dan duduk di sebelahnya dalam diam.

Semula Chanyeol acuh, dia terus memainkan gitarnya dalam lamunan kosong hingga petikan itu berakhir karena jemarinya lelah.

"Kau baru pulang?,"tanya Chanyeol yang sebenarnya ia juga tak membutuhkan jawaban.

Sehun mengangguk.

"Mandilah dan makan malam, bibi Jung memasak enak malam ini, kau pasti suka."

Sehun menoleh, ia tak menyangka Chanyeol sedikit menaruh perhatian padanya.

"Apa kau sudah makan?"Sehun bertanya balik.

Chanyeol menghirup udara dalam, ia mendongak menatap langit malam dan menggeleng.

"Aku tidak akan mati hanya karena melewatkan makan malam hari ini."

Sehun tersenyum mendengarnya,"kau benar, jika sedang merindukan seseorang, selezat apapun makanannya, nafsu makan kita tetap akan hilang."

Lelah menengadah ke atas, Chanyeol menunduk memperhatikan senar gitarnya.

"Rindu jika berbalas itu menyenangkan, tapi rinduku entah sampai kapan akan terobati. Dari yang tidak mengenal, belajar mencintai, lalu ditinggalkan. Hidup macam apa yang sedang aku jalani ini, eoh?"

"Apa begitu merindukannya hingga kau merasa harus menyerah?"Sehun mengamati mimik wajah Chanyeol yang tak bersemangat.

"Haruskah aku jawab?,"Chanyeol balas menatap adiknya, ia menjawab pertanyaan dengan sebuah pertanyaan yang pada akhirnya hanya ia sendiri yang tahu jawabannya." Selama dia masih hidup, selama itu pula aku akan terus mengharapkannya. Begitu juga dengan dirimu. Selama kau masih bersama Irene, kau masih bisa melihatnya setiap hari, masih berbicara dan bercanda tawa. Hal hal kecil itulah yang sebenarnya begitu membekas di hati kita. Maka jaga dan cintailah dia selagi kalian masih bisa bersama. Karena ketika kau kehilangannya, kau hanya akan hidup dipenuhi dengan rasa sesal."

Cinderella with Melon First KissWhere stories live. Discover now