10.

6.7K 641 139
                                    

Taeyong mengelap keringat yang membanjiri wajah dan tubuhnya setelah berlatih koreo bersama member lainnya. Ia bersin bersin sedari tadi dan memutuskan untuk duduk di pinggir ruangan melepas lelah karena ia merasa sedikit pusing.

Ketika yang lain pamit untuk kembali ke dorm, Taeyong masih tetap ada disana sendirian. Ia melihat pada layar ponselnya dan belum mendapati balasan pesan dari Irene.

Baru setelah ia akan beranjak berdiri, ponselnya justru berdering. Nama gadisku muncul di layar dengan tambahan emoticon love.

"Aku kesal kau tak membalas pesanku," cetus Taeyong dengan pura pura marah.

"Aku baru memegang ponselku, mian,"kata Irene dengan lembut."Kau dimana sekarang?"

"Baru selesai berlatih, masih di gedung agensiku," Taeyong berdiri, ia meraih tasnya dan berjalan pelan keluar dari ruangan latihan.

"Suaramu terdengar sengau, apa kau flu?"

Taeyong terkekeh pelan,"ah ya, aku flu dan kurang minum vitamin."

Taeyong masuk ke dalam lift dan turun ke lantai dasar masih dengan ponsel yang menempel di telinganya. Lelaki itu melambai pada beberapa traine dan staff yang melintas di depannya.

"Apa hari ini semua berjalan lancar?Bagaimana suasana di kampus?,"Taeyong menggeser pintu kaca dan keluar dari gedung agensinya.

"Semuanya lancar, semuanya menyenangkan. Hey, jangan masuk ke mobil dulu!"

Taeyong berhenti melangkah, bagaimana Irene tahu ia berjalan ke arah mobilnya.

"Berbalik," perintah Irene cepat.

Taeyong menuruti ucapan Irene, ia berbalik dengan wajah bingung dan kemudian terkejut melihat Irene berdiri jauh di seberang jalan melambai ke arahnya.

"Aku disini,"selesai berucap, Irene mematikan ponselnya.

Gadis itu tetap berdiri di posisinya melihat kedatangan Taeyong dengan setengah berlari ke arahnya. Lelaki itu menoleh ke kanan dan ke kiri lantas menyeberangi jalan dengan nafas terengah engah.

"Apa ini bisa disebut sebagai kejutan?,"Taeyong tersenyum menangkupkan dua tangannya di wajah Irene."Kau pasti kedinginan."

" Ani, tanganmu terasa panas sekali, apa kau demam?" Irene menurunkan kedua tangan Taeyong dan menatap wajah lelaki di depannya dengan gurat khawatir."Kau ini bagaimana si, kau sendiri yang tidak bisa menjaga kesehatanmu, badanmu kurus seperti orang yang kurang makan. Dan apa ini baju tanpa lengan di musim dingin?"

"Gwencana, jaketku ada di mobil. Ini hanya flu biasa, satu atau dua hari juga sembuh," Taeyong membersit hidungnya.

"Ah aku tahu kau pasti belum makan malam, ini untukmu, makanlah ini bersama teman temanmu sesampainya kau di dorm,"Irene menyodorkan sebungkus sup iga dan beberapa lauk lainnya."Bukan aku yang memasak, tapi kuharap kau suka."

Taeyong menerimanya dengan senang hati, ia pikir hari ini Irene akan mengacuhkannya tapi ternyata gadis itu justru muncul secara tiba tiba dan bersikap seperti seorang malaikat.

"Noona," Taeyong menatap Irene dengan haru,"...ini pertama kalinya aku mendapat perhatian dari seseorang, dan rasanya...aku tidak tahu harus berkata apa,ah...aku ingin menangis rasanya, gumawo."Taeyong malu karena matanya berkaca kaca saking bahagia dan terharu.

Irene menyentil ujung hidung bangir Taeyong."Tentu saja aku perhatian padamu, kau hidup jauh dari orang tua, berusaha mandiri, melakukan segala sesuatu sendiri dan sekarang, biar disini aku yang akan menjadi eommamu, ara?"

"Ne~ eomma,"Taeyong tertawa.

"Hanya itu?Kau tak ingin memberiku sebuah pelukan?"Irene bertanya dengan kerlingan mata menggoda.

Cinderella with Melon First KissWhere stories live. Discover now