13.(sedikit revisi bag. Joy)

5.9K 575 105
                                    

"Kita sampai," Taeyong menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Irene yang gerbangnya masih terbuka.

"Gumawo," Irene bersiap siap untuk turun namun Taeyong memegang pergelangan tangan gadis itu.

Irene takut jangan jangan Taeyong meminta ikut masuk untuk bertemu ayah dan kakaknya.

"Lupa mengatakan sesuatu jika malam ini kau sangat cantik," Taeyong mengecup bibir Irene cukup lama, lelaki itu ingin memberi ciuman  yang dalam tapi akhirnya ia tahan mengingat dirinya belum sembuh dari flu."Semoga tidak tertular, tapi jika besok kau terkena flu, tularkan kembali padaku," Taeyong mengusap bibir Irene dengan jemarinya.

Irene tertawa kecil, dia sedikit lega ternyata dugaannya salah. "Selamat malam, hati hati di jalan."

"Mimpikan aku,"kata Taeyong setelah Irene turun."Bye."

"Bye," Irene melambai sembari melangkah memasuki gerbang rumahnya dan dapat ia dengar suara mobil Taeyong telah menjauh.

Sampai di ruang tengah, Irene telah dihadang oleh Tiffany yang menatapnya dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Kenapa tidak memberitahu kami jika kau berpacaran dengan Oh Sehun?,"Tiffany menarik bahu Irene agar gadis itu tetap berdiri diam dan tak masuk ke dalam kamarnya.

"Apakah segala yang aku lakukan harus selalu seijinmu?"

"Maksudku hubungan kalian tidak main main bukan? Apa maksud ucapan kakak laki lakinya jika hubungan kalian sudah cukup dalam?Kau sudah melakukan itu dengannya?Jadi karena itu sekarang kau berubah hingga semua yang kau kenakan tampak mahal, dan lihat tas ini,"Tiffany merebut tas dari tangan Irene, lalu mengamatinya dengan seksama," kau juga mendapatkan ini darinya?"

"Apa urusanmu?,"Irene merebut tasnya dengan kasar."Jika kau menginginkannya, mintalah pada Jaejoong oppa dan berhenti iri denganku."

"Bukannya aku iri!,"nada suara Tiffany meninggi."Kau tahu Oh Sehun orang besar, dia bisa melakukan segalanya dengan uang, tapi jika dia sudah merusak hidupmu dan tiba tiba dia meninggalkanmu, kau bisa apa?"

Irene menyipitkan matanya dan mendorong keras tubuh Tiffany hingga kakaknya itu hampir saja jatuh kebelakang jika saja ia tak cepat cepat berpegangan pada dinding.

"Untuk sekali ini saja berhenti berpikir negatif tentangku. Aku sudah besar dan aku tahu mana yang tidak seharusnya aku lakukan!" suara Irene meninggi.

Tiffany terkejut dengan amarah Irene yang tidak pernah gadis itu tunjukkan sebelumnya.

"Jika Oh Sehun menyukaiku dan baik padaku, apa itu salah?Jika aku ingin mencintai seseorang, apa itu juga salah?Kau selalu saja memandangku buruk," mata Irene berkaca kaca, ia menahan agar tangisnya tak pecah.

"Bukan itu maksudku, aku hanya peduli padamu dan takut kau akan terluka. Keluarga itu memilik standar yang tinggi dan sadarlah pada posisimu, kehidupan kita jauh di bawah mereka. Jangan karena barang barang mahal itu, kau jadi menuruti semua ucapannya. Aku akan sangat senang jika dia memang benar benar menyukaimu. Itu saja yang ingin kuberitahu padamu," Tiffany berlalu dan melangkah masuk ke dalam kamarnya dengan membanting pintunya keras.

Air mata Irene menetes sudah, ia menangis terisak. Benar, hanya karena barang barang mahal itu Irene mau melakukan apa yang Sehun perintahkan. Bahkan ia telah diam diam melukai perasaan Taeyong, laki laki yang telah memberikan seluruh hatinya dengan tulus.

Kenapa aku tidak pernah berpikir dimana posisiku berada? Sehun telah memiliki Yejin, apa  lagi yang bisa aku harapkan selain karena uang?

Irene terduduk di lantai dan menangis meratapi kegundahan hatinya yang secara tidak langsung telah menyakiti Taeyong, menyakiti Yejin, dan juga menyakiti harga dirinya sendiri.

Cinderella with Melon First KissWhere stories live. Discover now