[19] Papercraft

5K 634 21
                                    

Yoongi sedikit mengernyit kala mobil yang ia tumpangi kini memasuki area parkir sebuah café di daerah Hongdae yang baru pertama kali dia lihat. Sebenarnya sudah berkali-kali dia mengunjungi Hongdae namun ini pertama kalinya dia melihat bangunan bergaya Eropa tersebut.

"Kau bilang ingin minum?" tanyanya lalu menoleh pada Seokjin di sebelahnya yang sedang fokus mengemudi.

"Kenapa malah kesini?" lanjutnya.

Seokjin melirik Yoongi sekilas sebelum memutar setir kemudi, bibirnya melengkungkan senyum tipis. "Kau akan melihatnya sendiri nanti."

Kini mereka telah berada di sebuah ruangan yang didominasi warna soft grey dan dark red. Pandangan Yoongi terus mengedar, menatap setiap inci ruangan luas ini. Jujur saja sejak menginjakkan kakinya memasuki pintu masuk tadi dia langsung tertarik dengan desain interior yang bergaya Classic Italian-sangat elegan.

"Aku baru tahu jika ada tempat seperti ini di daerah sini." Gumam Yoongi yang sekarang telah mengubah posisinya menjadi lebih santai-duduk menyandar dengan kedua kaki yang saling bertumpu.

"Tadinya kupikir kita akan ke club." Tambahnya dengan melirik sekilas ke arah Seokjin yang duduk di sebelahnya.

Seokjin mengedikkan bahu kemudian menuang wine pada gelasnya dan juga gelas Yoongi. "Aku bukan pria club asal kau tahu." Sahutnya sambil memberikan gelas wine pada lelaki di sebelahnya dan disambut baik oleh Yoongi.

Sebuah decihan halus berhasil lolos dari mulut Yoongi ketika mendengar ucapan Seokjin yang penuh dengan kesombongan, kemudian dia menyesapnya perlahan, membiarkan cairan itu membasahi kerongkongannya.

"Seandainya aku tahu respons baikmu ini sejak dulu mungkin aku telah mengajakmu kemari sejak lama." Sahut seokjin kemudian tertawa kecil.

"Biar kutebak, kau sedang ada masalah?"

Yoongi memicingkan matanya, menatap sahabat kecilnya penuh curiga. Meskipun mereka telah lama tidak bertemu dan baru beberapa waktu terakhir ini kembali berhubungan namun bisa Yoongi rasakan jika Seokjin sedikit ada masalah, mungkin.

Melihat cara Yoongi yang memandangnya seperti ini membuat Seokjin kembali mengingat masa-masa ketika mereka sering bersama sewaktu kecil. Dulu pria di sebelahnya ini tak jarang menunjukkan sikap dingin dan menyebalkan padanya, bahkan mereka sering sekali terlibat adu mulut. Namun dibalik itu semua dia orang yang cukup mengerti dirinya. Dia sangat ingat ketika hendak pindah ke Edinburgh dulu, hatinya yang saat itu gelisah kemudian mengajak Yoongi bertemu dan akan menceritakan semuanya padanya. Namun siapa sangka sebelum dia benar-benar bercerita, Yoongi telah lebih dulu menyuruhnya untuk menceritakan masalahnya.

"Hei kau melamun!"

Seokjin tersentak kemudian mendengus. Menyesap wine yang masih utuh di gelasnya. "Bukan masalah berat sebenarnya..." sahutnya sambil meletakkan kembali gelas yang masih berisi setengah. "Tapi cukup serius."

"Kenapa hidupmu selalu dikelilingi masalah?"

"Sialan aku sedang serius," ujar Seokjin sambil memukul pelan kepala Yoongi.

"Aku juga serius, bung. Omong-omong kenapa tempat ini lengang sekali?" sahut Yoongi kemudian mengedarkan kepalanya singkat.

"Tempat ini akan ramai saat malam hari. Dan sekarang baru pukul dua siang."

Yoongi menganggukkan kepalanya. "Ini pertama kalinya kita melakukan reuni, jadi ceritakan apa yang tengah mengganggumu saat ini."

"Aku sedang menunggu kabar dari orang-orangku di Skotlandia."

"About what?"

"That women. Aku malas menyebut namanya."

"Ah I know. Memangnya apa yang tengah terjadi?"

PURPOSE COMPLEX ✔️Where stories live. Discover now