[4] Croissant

8.5K 934 44
                                    

Taehyung masuk dengan membanting pintu besar yang terbuat dari kayu eboni kelas atas itu hingga mengeluarkan suara debuman yang keras, pikirannya kalut. Bagaimana bisa dia hilang kendali tadi? Seharusnya ia tidak melakukan itu, dan membuat Lian semakin takut dengannya. Dia harus mengontrol dirinya jika tidak ingin lepas kendali seperti tadi.

Namun atensi Lian terlalu kuat, entah bagaimana bisa dengan melihat gadis itu saja dapat membuat Taehyung kehilangan kendalinya, belum pernah sekalipun Taehyung bersikap seperti ini kepada perempuan lain, dan hanya Lian yang dapat membuatnya layaknya orang gila seperti ini.

Taehyung tahu Lian menangis di sana, menangis tanpa suara. Sekali lagi hati Taehyung terasa tercubit, melihat gadisnya menangis di sana dan bajingan apa yang telah meninggalkan wanita yang disayanginya begitu saja setelah melakukan hal-hal yang tidak senonoh seperti tadi?

Taehyung mengusap wajahnya kasar, menatap nyalang ke arah pantulan dirinya pada cermin. Sekali sentakkan ia melayangkan tinjunya pada kaca tak bersalah itu, menghasilkan suara pecahan kaca yang nyaring, mengabaikan tangan yang sudah mengucurkan banyak darah. Itu tidak seberapa, Hatinya lebih sakit, benar-benar sakit, dan itu semua adalah akibat ulahnya sendiri. Brengsek-

-§-

Dia laki-laki brengsek. Bagaimana bisa orang tuanya menjodohkan dirinya dengan laki-laki tak bermoral seperti Taehyung bajingan itu? Itu sama saja dengan menjual dirinya pada serigala hutan.

Wajah Lian memerah memendam semua amarahnya sejak kejadian di mansion Kim pagi tadi. Seharusnya dia tidak terbawa akan pesona sialan dari seorang Kim-brengsek-Taehyung dan seharusnya langsung saja menonjok wajah menyebalkannya itu.

Lian menghentak-hentakkan kakinya keras di atas rerumputan taman. Sesekali mulutnya mengeluarkan umpatan-umpatan kasar yang hanya bisa didengar oleh dirinya. Matanya menatap tajam orang-orang yang lewat sambil melayangkan tatapan aneh padanya.

Awalnya Lian pikir emosinya bisa mereda jika dia berkunjung ke taman yang berada tidak jauh dari kompleks kampus. Melihat pepohonan hijau yang biasanya selalu mampu membuatnya merasa tenang itu seakan tidak berarti apa-apa sekarang. Lihat, berada di sini hanya semakin memperburuk keadaannya.

Ia harus menjauh dari Kim Taehyung, tidak peduli bagaimana respon orang tuanya nanti, tekadnya untuk menolak perjodohan ini sudah bulat. Siapa wanita bodoh yang mau mendapat perlakuan layaknya seorang jalang dari lelaki yang bahkan lebih dari seorang bajingan? Lian tidak ingin, dan benar-benar benci mengetahui dirinya berada di dalam situasi seperti itu. Ia masih mempunyai harga diri, Lian masih memegang prinsipnya untuk menikahi orang yang benar-benar dicintainya

Disaat seperti ini hanya satu hal yang melintas di otaknya. Jungkook- laki-laki itu pasti akan berhasil menghiburnya, seperti yang biasa dilakukan oleh kekasihnya itu.

Dengan seulas senyum pertamanya hari ini Lian mengeluarkan ponsel dan akan mengirim pesan pada kekasihnya untuk mengajaknya bertemu. Namun ia urungkan ketika melihat sebuah pesan dari Jungkook yang sudah terbaca.

Berani sekali orang itu membuka privasiku, geram Lian.

Setelah membaca pesan tersebut Lian mendesah gelisah. Tidak. Kali ini dia tidak akan menghubungi Jungkook. Dia sama sekali tidak ingin membuat Jungkook semakin khawatir dengan menampakkan dirinya dengan kondisi kacau seperti ini. Dia ingin semuanya baik-baik saja. Meskipun dia tahu bahwa kemungkinannya hanya sepersekian persen.

-§-

"Ada peristiwa apa hingga kau datang terlambat, sir?"

Jimin memamerkan senyum lebarnya sambil merangkul pundak Taehyung yang jelas lebih tinggi darinya. Namun hal itu tak menyurutkannya untuk sekedar menyalurkan perhatiannya pada sahabatnya ini. Senyum lebar itu perlahan berubah menjadi kernyitan di dahinya kala melihat raut muram Taehyung yang semakin membuatnya bertanya-tanya apa yang sebenarnya telah terjadi.

PURPOSE COMPLEX ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang