[3] Phone

6.5K 866 29
                                    

"Sudah puas bersenang-senang, Nona?"

Lian hampir saja menjerit kaget melihat Taehyung yang sudah berdiri di ruang tamu begitu dia masuk. Lelaki itu berangsur mendekat dengan pandangan yang tak pernah lepas ditujukan padanya.

"Bukan urusanmu."

"Tentu itu urusanku. Aku menunggumu hampir satu jam kau tahu?"

Menunggu dirinya?

"Pergilah."

Oke, Lian merasa dirinya benar-benar jahat saat ini. Mengusir seseorang yang bahkan telah menunggunya selama itu. Seharusnya dia mengucapkan minta maaf. Namun tetap saja itu tidak berlaku bagi Taehyung. Dia benar-benar tidak ingin melihat wajah orang itu barang semenit pun.

"Kau yakin?"

Taehyung menaikkan salah satu alisnya sambil menunjukkan senyum menggoda yang sukses membuat Lian menahan napas. Sialan!

"Pergilah."

Taehyung mengedikkan bahunya acuh, "Kuharap kau tidak menyesal setelah ini." Kemudian melenggang masuk ke dalam, menuju ruang tengah.

"Pintu keluarnya disini, tuan!" desis Lian sarkastik karena lelaki itu yang semakin masuk kedalam rumahnya. Taehyung terhenti, sedikit berbalik kearahnya. "Aku hanya ingin berpamitan pada ibumu," jawab Taehyung enteng disertai senyum mengejek di wajahnya.

-§-

Taehyung merebahkan dirinya di atas ranjang king size miliknya, raut kelelahan nampak jelas tergambar pada wajah tampan milik Kim Taehyung. Laki-laki itu memejamkan matanya, mencoba merilekskan tubuhnya yang lelah dan terasa sangat pegal. Entah bagaimana tubuhnya benar-benar sakit kali ini, dia tidak pernah menyangka akan selelah ini pulang pergi berkali-kali demi melihat Lian.

Mengingat gadis bernama Lian itu membuat Taehyung menarik kedua ujung bibirnya, gadis kecilnya itu tidak pernah berubah, masih sama seperti lima belas tahun yang lalu. Masih manis dan cantik, walaupun sikapnya kepada Taehyung sangat bertolak belakang seperti dulu- Taehyung tidak heran jika gadis itu melupakannya, waktu lima belas tahun bukan waktu yang sebentar.

Tapi Taehyung masih sangat ingat dengan sebuah janji yang mereka buat ketika kanak-kanak dulu. Dan itu yang membuat Taehyung benar-benar akan menepati janjinya kepada Lian, tidak peduli Lian akan mengingatnya atau tidak.

Taehyung berjengit, sedikit mendudukan dirinya ketika sebuah getaran ponsel mengenai tubuhnya. Mengambil ponsel bercase pink milik Lian yang ternyata terus bergetar, menampilkan sebuah notifikasi pesan masuk dari contact bernama 'Mr. Bunny'. Taehyung tertawa hambar, Lian akan benar-benar menyesal karena telah mengusirnya, jangan salahkan dirinya karena ponsel cantik ini masih dalam genggamannya.

Tanpa rasa bersalah Taehyung membuka pesan dari Jungkook, ia sempat meringis melihat nama yang Lian berikan untuk menamai laki-laki bernama Jungkook itu, terlalu kekanakan.

Sudah siap untuk menyelami alam mimpi?

Hei, Mrs. Jeon kau harus cepat tidur jika tidak ingin melihat sebuah lingkaran hitam di sekitar mata indahmu. Cepat kembalikan mood ceriamu, aku sedih jika terus melihatmu nampak khawatir. Aku tidak akan memaksamu untuk bercerita, tapi setidaknya beri dirimu waktu untuk saling memahami.

Selamat malam, my precious deer.

My precious deer katanya? Benar-benar menggelikan. Taehyung hanya menatap pesan itu beberapa menit, menggenggam kuat benda persegi itu hingga kubu-kubu jarinya memutih. Sorot matanya berubah tajam tanpa ia sadari, rahangnya sedikit mengeras. Pesan itu benar-benar dapat membuat emosinya memuncak.

PURPOSE COMPLEX ✔️Where stories live. Discover now