[18] Journal

4.4K 617 61
                                    




Terhitung sudah dua hari sejak pesta pertunangan kemarin lusa Jimin sama sekali belum bertemu dengan Taehyung. Pemilik Drouant itu bahkan belum menginjakkan kakinya kembali ke restaurant sejak hari itu. Membuat Jimin otomatis menggantikan tugas Taehyung memegang kendali Drouant.

Sebenarnya pikiran Jimin tidak terlalu fokus hari ini. Bisa dikatakan pikirannya bercabang, memikirkan keadaan sahabatnya yang belum dia lihat hingga saat ini, dan juga pikiran tentang salah satu koki magang Drouant-tentu saja Jeon Jungkook yang membuatnya masih tidak habis pikir dengan tindakannya kemarin lusa. Dan ingatannya kembali memutar percakapan dirinya dengan Seokjin tadi siang.

"Bagaimana keadaannya, hyung? Beberapa kali aku mencoba menghubunginya namun selalu gagal."

"Dia jauh dari kata baik-baik saja."

"Dan hari ini sebenarnya hari kepergiannya ke Edinburgh jika saja aku tidak berhasil meyakinkan Ayah."

"Apa maksudmu, hyung?"

Helaan panjang berhasil keluar dari mulut Seokjin. "Ayah menyuruhnya untuk menetap di Edinburgh, meninggalkan Seoul."

"Saat ini aku hanya perlu mengumpulkan bukti-bukti bahwa dia tidak melakukan seperti apa yang dikatakan Alexa." Tambah seokjin.

"Kau perlu bantuanku?"

"Kuhargai tawaranmu, Jim. Tapi aku sudah menyuruh anak buahku di Skotlandia untuk mengumpulkan informasi. Sebenarnya aku tidak perlu susah-susah seperti ini jika Taehyung mau membuka mulutnya, tapi sepertinya dia benar-benar terguncang."

"Jadi apa yang bisa kubantu?"

"Tolong kau pulihkan semangat Taehyung, dia sudah sangat tenggelam."

"Akan kulakukan yang terbaik untuknya, demi sahabatku sendiri."

Jimin mengulas senyum tipis. Waktu berjalan begitu cepat hingga dia tidak menyadari jika telah berteman dengan Taehyung selama belasan tahun. Ternyata secepat ini mereka tumbuh?

Cukup lama dia terdiam di meja sudut bar dengan bertopang dagu hingga getaran ponsel membuyarkan lamunannya. Dahinya mengerut samar melihat nomor asing yang meneleponnya.

"Jimin-ssi?"

"Ya?"

"Ah, aku Lian..."

"Ada apa?" Kerutan di dahi Jimin mulai mengendur dan perlahan menaikkan alisnya.

"Ehm, apa di sana ada Taehyung? Aku ingin bicara dengannya tapi dia tidak bisa dihubungi."

"Sudah dua hari ini Taehyung tidak pergi kemari, aku yang menggantikannya."

"Begitu ya? Hm, maaf telah mengganggu pekerjaanmu. Sampai jumpa, Jimin-ssi."

"Tunggu dulu." Ucap jimin cepat.

"Ya?"

"Bisa kita bertemu sebentar? Kau tidak sibuk, kan?"

"Kebetulan aku sedang di rumah. Kirimkan saja alamatnya, aku akan ke sana."

"Sampai ketemu nanti." Ujar jimin pelan sebelum panggilan itu berakhir.

§

Lian menatap lelaki di depannya dengan canggung. Ini pertama kalinya dia berbincang empat mata dengan pria bartender itu. Namun sepertinya tidak dengan Jimin, dia tampak begitu santai dengan sesekali meloloskan sebuah candaan yang terkadang malah terkesan garing. Mereka bahkan baru bertemu beberapa menit yang lalu namun Jimin bersikap seolah mereka sudah berteman akrab.

PURPOSE COMPLEX ✔️Where stories live. Discover now