Kertas I

9.8K 595 170
                                    

Saat bel istirahat pertama berbunyi, Rachel, Angel dan Nea berjalan beriringan menuju kantin. Sebenarnya Rachel punya sahabat perempuan lagi, namanya Michelle, yang akrab dipanggil Cece. Sudah dari lima hari lalu dia alfa karna sedang pulang ke Jerman.

Nea dan Angel tampak begitu semangat membicarakan sesuatu sampai terbahak-bahak sementara Rachel cuma diam mendengarkan.

Koridor tampak ramai dengan segala macam aktivitas. Mulai dari yang membaca buku, bermain ponsel, bersenda gurau, sampai yang menatapnya dengan mendelik kemudian memekik. "AWAS!!!"

Rachel yang tidak mengerti cuma bisa merasakan sesuatu yang tiba-tiba menghantam kepalanya dari samping, sangat keras sampai menimbulkan pening. Kemudian, gelap pelan-pelan mengambil alih.

"RACHEL!" Nea menangkap tubuh Rachel yang limbung ke lantai sementara Angel langsung menghampiri laki-laki yang bisa dipastikan pelaku.

Ditariknya baju bagian dada yang basah oleh keringat itu sambil memekik. "Lo Kapten basket, 'kan?! Lo ngerti cara ngeshoot bola nggak?! Mata lo picek, ha?!"

Aldi cuma bisa menerima amarah dari Angel sambil menatap gerombolan siswa yang mengelilingi Rachel. Karna didorong rasa ingin bertanggung jawab, dilepasnya tangan Angel kemudian berlari mendekati kerumunan.

"Biar gue bawa ke UKS," kata Aldi pada Nea sebelum mengangkat tubuh Rachel, dan perbuatannya itu menuai beberapa pujian dari kalangan siswi.

Setelah meletakkan Rachel pada brankar, Kania, selaku Palang Merah Remaja, langsung melakukan pertolongan pertama.

Nea menggigiti kuku-kuku ibu jarinya dengan khawatir, sedang Angel kembali menghampiri Aldi dan memukuli tubuh cowok itu dengan membabi buta. "Ini tuh gara-gara lo!"

"Ngel, udah!" Nea coba menjauhkan sahabatnya itu dari Aldi yang cuma diam.

"Bodoh! Tolol! Brengsek!" Pekik Angel dengan napas memburu, masih memukul-mukul dada Aldi, tanpa memperdulikan ucapan Nea tadi.

"Sorry,"

"Maaf kata lo?!" teriak Angel menunjuk wajah Aldi. "Apa dengan kata maaf, lo bisa mastiin kalau Rachel baik-baik aja?! Iya?!"

Aldi menarik napas. "Dia cuma pingsan."

Sebelum Angel kembali memukul tubuhnya, Aldi lebih dulu menangkap tangan cewek itu. "Udah, nanti lo capek."

Kesal, Angel menghentakkan tangannya kemudian keluar dari UKS buat mencari Faisal, Ari, atau Rey. Bermaksud mau mengadu pada sahabat laki-lakinya supaya wajah Aldi dibuat babak belur.

"Kak Aldi, maafin Angel ya," Nea buka suara. "Dia emang gitu kalau menyangkut sahabatnya, terutama Rachel."

Aldi mengangguk maklum. "Gue emang salah kok, wajar aja temen lo marah."

Beberapa saat kemudian, Nea dapat bernapas lega ketika Rachel mulai membuka mata. "Lo nggak papa? Syukurlah, udah sadar."

"Aku kenapa?" tanya Rachel seraya menekan kepala kanannya yang terasa ngilu. "Kok ada di UKS?"

"Maaf ya," Aldi maju selangkah, bermaksud menjawab pertanyaan Rachel barusan. "Gue buat lo pingsan gara-gara bola basket yang salah lambung."

Rachel mengangguk. "Iya nggak papa," kemudian beralih menatap Nea. "Balik yuk, ada kuis dari Bu Inggit 'kan sekarang?" Rachel coba turun, yang dengan sigap Aldi raih lengannya supaya tidak jatuh. Rachel berusaha tersenyum. "Makasih."

"Lo yakin?" tanya Nea memastikan. "Tapi makan dulu, ya? Gue takut lo kenapa-napa."

Setelah Rachel mengangguk, Nea mengambil alih lengan Rachel dari Aldi buat dipapah. "Makasih ya, Kak. Gue sama Rachel balik dulu ke kelas."

Rachel (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang