12

2.4K 101 2
                                    

Aku berjalan gontai menuju tempat parkir. Aku takut kalau Bi Andrea kelamaan menunggu, statusku juga penumpang. Aku melihat sekeliling parkirang ini, namun tidak ada mobil Bi Andrea. Aku kembali mengecek dan hasilnya tetap sama, nihil. Aku membuka handphoneku, ada notif SMS dari Bi Andrea

Bella, maaf ya. Bibi hari ini tidak bisa jemput sekolah, karena ada meeting penting di kantor, nanti Bibi juga pulang malam ya, kamu jangan lupa kunci gerbang dan pintu ya.
xoxo,Bi Andrea

"Kalau Bi Andrea tidak bisa jemput, aku pulang, gimana dong? Ada angkutan umum memang disekitar sini? Atau bus gitu? Ah, apa tidak ada orang yang ingin menawarkanku untuk pulang?"keluhku dalam hati. Aku berdoa supaya ada seseorang yang baik hati untuk menawarkan kendaraannya agar aku sampai di rumah dengan cepat dan selamat.

Tak lama kemudian, bukannya sang penolong datang, eh malah dia yang muncul. "Aku enggak mau cari masalah lagi dengan kamu, ya! Tolong, jangan ganggu kehidupanku lagi!"tegasku.

"Dih, siapa juga yang mau ganggu kehidupanmu, ini itu tugas dari bibimu, Bi Andrea!"balasnya lalu mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Handphone. Buat apa dia menunjukkannya padaku? Tidak penting, kan?

"Nih, lebih baik kamu cek deh, SMS dari Bi Andrea,"kata Rico. Aku pun mengambil handphone itu dari tangannya dan melihat sebuah SMS.

Nak Rico, ini Bi Andrea, bibi Bella. Bibi minta tolong sama kamu ya nak, tolong antarin Bella sampai rumah ya, nak. Terimakasih.
xoxo,Bi Andrea

Aku pikir lebih baik aku mengikuti Rico daripada aku menunggu sampai malam di sekolah ini. "Yaudah, aku mau ikut samamu,"balasku. Aku pun menaiki motor ninjanya itu dengan berhati-hati.

#####

Terdengar ketukan dari luar sana tepatnya di pintu. Tanpa menunggu lama, aku membukakan pintu dan tampaklah wajah murung Bi Andrea. Aku langsung menyambutnya, mengambil tas yang ditenteng di tangannya dan menaruhnya di meja, lalu menutup pintu.

"Muka Bi Andrea kok kusut banget gitu sih?"tanyaku penasaran. Namun, tak ada jawaban sama sekali, malah Bi Andrea makin menundukkan kepalanya. Ada apa dengannya? Keadaan selama ini baik baik saja kok, apa ada masalah?

Karena tak ada jawaban, aku mendekati Bi Andrea, memeluknya,"Bi, kalau Bibi ada masalah, bisa cerita sama Bella kok, kita kan sama-sama perempuan juga. Siapa tahu Bella bisa bantu,"ucapku. Hening. Bi Andrea juga tidak menjawabnya. Aku menenangkannya, namun tidak ada hasilnya juga.


Aku pasrah. Aku membuatkan Bi Andrea teh manis,"Kalau misalnya Bibi belum bisa cerita sama Bella, Bella terima kok. Nanti kalau misalnya Bibi udah siap, Bella siap dengarkan Bibi kok, selalu,"janjiku. Aku meninggalkan Bi Andrea. Mungkin Bi Andrea butuh waktu untuk menenangkan dirinya. Aku menuju ke kamar.

Di kamar, aku mencari keberadaan handphoneku. Aku sudah mencari disekeliling kamarku, namun tak ada. Aku mengingat-ingat kembali,"Ah iya, handphoneku kan ditas,"kataku dalam hati.

Aku kembali ke ruang tamu tepat di tempat Bi Andrea tadi. Aku membuka resleting tasku dan akhirnya aku menemukan handphoneku. Setelah menemukannya, aku berniat untuk kembali ke kamar, namun ada yang menghalangiku. Ya, Bi Andrea. Aku membalikkan badan menghadap Bi Andrea.

YOU VS ME [COMPLETED]Where stories live. Discover now