8

2.9K 114 0
                                    

      Sesampai di rumah, aku langsung menuju kamarku, ya aku harus melepas kacamata bulatku, dan melepas ikat rambutku menjadi digerai.

      Setelah 45 menit berdiam diri di kamar, aku menuju dapur, siapa tahu bibi butuh bantuan dari aku? Ya, aku tak mau menyusahkan bibi, bagaimana juga aku telah menginap di rumahnya dengan gratis.

      “Hi, Bi. Ada yang bisa Bella bantuin?”tanyaku yang sudah berada tepat di samping Bi Andrea. ”Eh, Bella. Ini, bawangnya diiris ya, Bell,”ujar Bi Andrea sembari menyerahkan pisau dan beberapa bawang merah. Menu masakan yang akan dimasak Bi Andrea sepertinya adalah nasi goreng. Aku mengetahuinya karena bahan-bahan yang sudah selesai.

      Setelah semuanya selesai, Bi Andrea mulai memasak. Aku berharap semoga enak. Aku melihat cara-cara memasak nasi goreng sekaligus menyajikannya, hanya untuk jaga-jaga saja. Misalnya, suatu saat aku lapar, tapi Bi Andrea sibuk, aku bisa membuatkan nasi goreng, buatku sekaligus buat Bi Andrea.
Di sepanjang makan, banyak topik obrolan yang kami perbincangkan. Aku belum pernah merasakan hal ini sebelumnya. Dulu, aku itu hanya makan sendirian saja, karena kedua orangtuaku hampir setiap hari pulang larut malam. Aku tidak canggung berbicara dengan Bi Andrea. Aku merasa nyaman-nyaman saja.

      Aku merasa aku ini menjadi seorang anak kandungnya Bi Andrea. Orangtua kandungku saja tidak pernah melakukan hal ini padaku, tapi Bi Andrea membuatku nyaman tinggal di rumahnya. Biasanya, kalau aku berkunjung, awal-awalnya aku masih canggung, tapi dengan Bi Andrea aku merasa enjoy saja.

      Aku menyantap nasi goreng itu dengan lahap, mungkin karena aku lapar. Sesudah selesai makan, aku menyuci piringku dan meletakkannya di rak piring yang telah tersedia. Berhubung karena sudah senja, aku pergi ke kamar pribadiku untuk menonton televisi dan mandi.

#####


    Sesampai aku di sekolah, banyak sekali siswa yang sedang bergosip ria. Aku sih tidak memperdulikannya, palingan mereka gosip tentang berita yang baru dan yang paling teratas. Bagiku, itu sangat tidak penting. Bukankah kita ke sekolah untuk menuntut ilmu? Mereka salah tempat, sepertinya.

      Bel pertanda diawalinya kegiatan belajar-mengajar telah terdengar di seluruh ruangan. Banyak murid yang berdesak-desakan masuk ke kelas. Guru mata pelajaran sejarah pun masuk ke dalam kelas kami. Menurut informasi murid di sekolah ini, sebagian guru, termasuk guru sejarah, mengajar menggunakan Bahasa Indonesia.

YOU VS ME [COMPLETED]Where stories live. Discover now