54. Ich liebe dich, mein Sohn

Start from the beginning
                                    

Padahal sejak dia Bayi, aku selalu berusaha untuk sembilan puluh sembilan persen menanamkan kejujuran bahkan seratus persen, namun ketika saat ini, baru aku dan Vanessa mulai menutupi sebuah kejujuran dengan cara berbohong kepada Putra kami.

Ini tidak benar dan tidak baik untuk psikis Ghazy ke depannya. Kasihan sekali Putra kami, dia menjadi Korban.

Sampai di depan Rumah Vanessa, aku sudah melihat Ghazy sudah berdiri di depan Pintu.

Sepertinya dia sedang menungguku sekaligus menunggu Vanessa dengan kegiatan rutinnya beberapa hari ini yaitu muntah.

Andai aku masih boleh menyentuh Istriku, pasti aku akan membantunya saat dia muntah, tapi dia sendiri yang menolaknya dan aku tidak bisa berbuat apa-apa.

"Guten Morgen, mein Hübscher? "(Selamat Pagi, Ganteng?)

"Guten Morgen Papa." Ghazy menjawab sambil memelukku kemudian memberikan kecupan di Pipiku setelah dia mencium Punggung Tanganku.

"Sudah menunggu lama?"

"Tidak lama. Mama yang lebih lama." jawabnya cepat.

"Memangnya Mama kenapa?" tiba-tiba aku merasa lebih khawatir melihat kondisi Istriku seperti akhir-akhir ini.

Dia sampai tidak bekerja menurut Sekretarisnya.

"Muntah di Wastafel." kembali Ghazy menjawab pertanyaanku.

"Mama sakit ya?"

"Tidak tahu. Tapi Mama muntah terus."

Sudah ku pastikan jika Vanessa memang sakit seperti dulu, ya sama seperti dulu tidak ada yang berubah sama sekali.

"Gimana bobo nya semalam? enak kan Bobo sama Mama?" aku mengalihkan pembicaraan agar Ghazy tidak terus menerus sedih memikirkan Vanessa.

Ghazy tidak langsung menjawab, justru dia melihatku dalam kediamannya.

Sempat bingung mengapa dia seperti ini tapi kemudian tidak lama dia membuka Mulutnya kembali.

"Kenapa Papa terus bekerja? Kenapa Papa tidak pulang ke Rumah? Kenapa Papa tidak Tidur disini? Kenapa Pah, kenapa?"

Tidak ku sangka Ghazy begitu banyak bertanya mengenai ketiadaan diriku di Rumah ini.

Aku berpikir mungkin hanya dia awal dia akan merasa kehilangan, tapi sudah tiga hari ini aku mendengar dari Pembantu di Rumah Vanessa jika Putraku selalu menangis dan sulit makan karena aku tidak ada di Rumah.

Sedih mendengar hal itu sampai aku merasa jika Tubuh anakku semakin mengurus.

"Terlalu banyak kenapa Nak. Tapi percaya sama Papa kalau kenapa yang kamu pertanyaan akan mendapatkan jawabannya. Ghazy sabar ya, Papa sedang berusaha mencari jalan."

"Jalan apa Pah?"

"Jalan terbaik, Ghazy. Oh ya Ghazy sudah makan? Papa bawa Sandwizh Tuna kesukaan Ghazy."

"Mau Pah Mau."

Dia terlihat girang sekali.

Ku buka Tas hitamku lalu mengeluarkan Tempat Makan Plastik yang berisi Sandwich Tuna.

Ghazy mengajakku duduk di Ayunan yang ada di depan Rumah sambil memakan Sandwizh bersama.

Untukku Sandwizh berisi Daging Sapi dan Sandwich Tuna untuk Ghazy.

"Pelan-pelan ya makannya, Tuh Saus nya sampai bececeran." Ku julurkan Ibu Jariku untuk membersihkan sisa Saus Tomat yang menempel di pinggiran Bibir Ghazy.

"Enak Pah, enak sekali." ujarnya.

Hanya sebuah Sandwich bisa membuatnya begitu bahagia.

Memang bahagia itu sederhana.

Melihat ghazy bisa tertawa diatas Ayunan sambil menikmati setiap gigitan Sandwich yang masuk ke dalam Mulut kecilnya itu, mengunyahnya hingga tertelan ke Perut.

Lucu sekali dia, bangga memiliki Putra setampan, sebaik, sepandai, dan se sholeh Ghazy.

Seperti yang pernah ku katakan kepada Vanessa dulu, jika suatu saat Ghazy akan tumbuh menjadi anak Laki-Laki yang membanggakan sesuai nama yang ku berikan kepadanya.

Ghazy Islami Ghalibie yang memiliki arti Pejuang Kemenangan di Jalan Islam.

Papa bangga sama kamu, Ghazy.

Papa harap sebelum kamu mengerti apa yang terjadi dengan Papa dan Mama, semua masalah sudah selesai agar kita bisa bersama-sama lagi.

Jadilah Tali Penghubunga antara Papa dan Mama agar kami berdua terus terikat dan tidak akan pernah bercerai sampai kapanpun.

Ich liebe dich, mein Sohn (aku mencintaimu, Putraku).

"Papa, apa itu Bercerai?"

***

To be continue

***

Surabaya, 1 November 2016 ; 01.00 WIB

Salam,

Denz91 ^_~

Survive (Complete)Where stories live. Discover now