Part 24 (End)

1.6K 25 0
                                    

Dari dalam sakunya Pek-li Gong ambil keluar sebuah kotak yang terbuat dari tanduk kerbau, kemudian ujarnya kepada Lam-kong Pak:

"Eeeei bocah. cepat terima benda itu. dalam kotak tersebut berisikan jinsom berusia selaksa tahun 'Ban Nian Liong Si Som', asal kau makan benda itu, tidak usah menggunakan payung sengkala senjata mustika dunia persilatan pun sudah cukup untuk menandingi sang ketua dan perkumpulan Liok Mao- Pang."

Seraya berkata ia lemparkan kotak tadi kearah Lam-kong Pak.

Sementara Lam-kong Pak siap menerima kotak tersebut, perahu besar itu sudah berada tiga tombak disisinya, si Daging Lima Warna segera melancarkan sebuah babatan kearah depan membuat kotak tersebut mencelat sejauh puluhan tombak jauhnya dan terjatuh kedalam air.

Lam-kong Pak segera meloncat kedepan dan menyelam kedasar sungai. Sungai tersebut dasar yang paling dalampun hanya empat lima tombak, namun aliran sungai amat deras, Lam-kong Pak sadar kepandaiannya didalam air masih selisih jauh kalau dibandingkan dengan kepandaian dari Swie Sang Biauw, senjata tanduk naganya segera dicabut keluar kemudian menyelam kedasar sungai.

Tanpak tubuh 'Swie Sang Biauw' meluncur datang dari pihak lain, kemudian menyelam pula kedasar sungai.

Kedua orang itu muncul dari arah yang berbeda namun tujuannya sama, siapa tiba didasar sungai lebih dulu, dialah yang bakal berhasil mendapatkan jinsom berusia selaksa tahun 'Ban Nian Liong Si Som' tersebut.

Tentu saja, kalau dibandingkan dengan Lam-kong Pak, si 'Swie Sang Biauw' menyelam jauh lebih cepat, tampaklah ia sudah berada kurang lebih satu tombak dari dasar sungai,

Menyaksikan kejadian itu, Lam-kong Pak jadi cemas. sepasang telapaknya segera didorong kedepan dengan jurus kesembilan dari ilmu payung sangkala.

Serangan ini luar biasa dahsyatnya. 'Bluum' ditengah ledakan dahsyat. dasar sungai tergetar sehingga muncul sebuah liang yang sangat besar, pasir dan air berpusar kencang muncullah suatu pusaran air setinggi lima sampai tujuh tombak.

Tenaga dalam yang dimiliki 'Swe Sang Biauw' Be Tie terlalu cetek, badannya seketika itu juga terpental sejauh puluhan tombak, namun dengan adanya kejadian ini maka sulitlah bagi mereka untuk menemukan kembali kotak dari tanduk kerbau tersebut.

Lam-kong Pak segera berpikir, bagaimana pun juga selama ada si Swie Sang Biauw didasar sungai, tidak mungkin baginya untuk menemukan benda tersebut, maka ia ada maksud menghajar pental lebih dahulu orang itu dari dasar sungai setelah itu baru bekerja lebih jauh.

Karena punya pikiran demikian ia lantas mencari bayangan tubuh si 'Swie Sang Biauw' diempat penjuru.

Tetapi akibat dari serargannya tadi dasar sungai jadi amat keruh sebab bercampur baur dengan pasir pemandangan diluar satu tombak sulit sekali dilihat jelas. diam2 ia amat terperanjat.

Seluruh perhatian pun disiapkan untuk menghadapi segala kemugkinan, ia tahu karena kurang berpengalaman dalam air, kemungkinan besar ia bisa menderita kerugian.

Dalam perkiraannya, seorang yang lihay dalam ilmu berenang bisa melihat pemandangan kurang lebih tiga tombak dihadapannya.

Kalau seandainya Swie Sang Biauw bersembunyi disuatu tempat satu tombak dari hadapannya maka ia bisa melihat jejaknya sedangkan ia sendiri tak dapat menemukan jejaknya.

Mendadak lima rentetan cahaya putih laksana kilat meluncur datang.

Lam-kong Pak tahu pasti ada senjata rahasia Pek Kut-Ting mengancam datang, ia segera berkelit kesamping. Bersamaan itu pula melancarkan sebuah seraogan kedepan.

Pusaran semakin menghebat, permukaan air sungai pun makin keruh.

Lam-kong Pak tidak berani gegabah, sepasang matanya mengawasi enam penjuru sedang telinganya dipasang mendengarkan gerak gerik didelapan arah.

Payung SengkalaWhere stories live. Discover now