Part 18

1.2K 25 0
                                    

Lam Kong Pak menggerakkan tanduk Naga Saktinya menusuk kedepan, sementara tangan lain mengeluarkan jurus kesembilan dari ilmu sakti Thian Mo San.

"Braaaaaakk. . . ." seluruh permukaan bergetar keras, suasana jadi hiruk pikuk Ditengah dengusan berat si Rasul Hitam tebal terpental mundur sejauh satu tombak lebih.

Sedangkan Lam Kong Pak pun tidak menang dengan mutlak, iapun tergetar mundur sejauh tiga langkah lebar.

Menyaksikan kemenangan rekannya. Loo Liang Jen segera berteriak keras: "Chin Tong sijadah tua sudah kalah total, Sauw-ya. Mari kita berlalu. . . ."

"Heeeeee. . . .heeee. . . .heeeeeeee. . . .siapa yang suruh kalian pergi??" Jengek Si Rasul Hitam tebal tertawa seram. "Kalau mau pergi. tinggalkan dulu batok kepala kalian !"

Lam Kong Pak tertawa dingin.

"Loo tua, perkataannya mana boleh dipercaya!" serunya. "Bajingan tua ini adalah manusia paling hina, manusia paling menarik dalam dunia persilatan dewasa ini. Ucapannya kosong bagaikan kentut bau. Kau anggap ia benar2 bernepati janji ?"

"Tidak salah" sambung sang Rasul Hitam tebal sambil tertawa sinis. "Dalam kamus Loohu memang tidak kenal 'Pegang janji' serta 'Perikemanusiaan.' Saudara2 sekalian ayoh maju berbareng. Pun Hu Hoat mengharapkan yang hidup !"

Begitu perintah dilepaskan. Suma Ing memberikan reaksinya pertama kali. Dia ikuti kawanan gembong iblis lainnya pun sama2 meluruk kedepan.

Diantara jago2 itu cuma Coe Lie Yap seorang tetap berdiri disisi kalangan tak berkutik. Meski ia membenci Lam Kong Pak tapi gadis tersebut paling benci dengan pertarungan cara begini. ,

Ia mengalah. Lam Kong Pak tak mau menerima kebaikannya itu. Terdengar ia tertawa dingin dan mengejek:

"Coe Lie Yap. Buat apa kau pura2 tidak tega? ayoh maju. Sauw-ya mu tidak takut meski bertambah lagi dengan kau seorang."

Coe Lie Yap benar2 amat gusar, tubuhnya gemetar keras, teriaknya histeris: "Akan kulihat kau roboh dan modar ditempat ini !"

"Haaaaaa. . .haaaaaaaa. . .haaaaaaaa. . .selembar jiwa aku Lam Kong Pak harus diganti dengan puluhan lembar jiwa orang lain, kematianku cukup berharga. . . ."

Jeritan ngeri yaag menyayatkan hati bergema tiada berputusan, ditengah terjangan Lam Kong Pak serta Loo Liang Jen. Manusia2 kelas, tiga, empat sama2 roboh bergelimpangan jadi mayat, darah segar muncrat kesana kemari bagaikan pancuran

Walaupun begitu kedua orang itu pun semakin lama terdesak semakin kebelakang oleh serangan2 gencar para jago.

Mendadak dari tempat kejauhan berkumandang datang gelak tertawa yang sangat aneh, tiap gelak tertawanya membuat jantung para jago bergetar keras, seakan-akan jantung mereka disiram dengan minyak mendidih, sakit. panas dan amat kering. . . .
Lam Kong Pak dapat tahu suara itu berasal dari loteng ditempat kejauhan itu. hatinya terperanjat. Dinilai dari gelak tertawa itu, bisa diketahui betapa sempurnanya tenaga Lweekang yang dimiliki orang itu.
"Kok . . . Kok . . . Kok . . . . Kok. . . ."

Ketika suara terakhir bergema, ditengah kalangan telah bertambah dengan seorang manusia aneh berambut hijau sepanjang pinggang dan berdiri kaku bagaikan sebatang bambu.

Para jago perkumpulan Liok Mao Pang yang hadir disekeliling kalangan buru2 menjura memberi hormat kepada orang itu kemudian masing2 mundur sejauh satu tombak kebelakang.

Menyaksikan hal tersebut Lam Kong pak terkesiap, disamping itu iapun dapat tahu semakin panjang rambut hijau yang dipelihara orang2 perkumpulan itu, semakin tinggi pula kedudukannya.

Dari balik rambut hijaunya yang lebat, manusia aneh itu melirik sekejap kearah Lam Kong Pak, rambut serta tubuhnya sama sekali tak bergetar, kecuali gelak tertawanya yang aneh dan menusuk pendengaran.

Payung SengkalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang