Part 7

2K 27 0
                                    

Kini bukan saja ia sudah masuk kepihak majikan pemilik pegadaian bahkan di hadapan umum mengalahkan ayahnya, jelas ia tidak ingin meng-ingat2 kembali hubungan mesra tempo dulu apalagi sejak perjumpaannya dengan Lam Kong Pak membuat ia semakin tertarik kepada pemuda ini.

Pada saat ia sedang merasa serba salah, mendadak Cioe Ci Kang membentak dengan nada yang berat:

"Terhitung manusia macam apakah kau? berani benar menggunakan puteriku sebagai barang taruhan?"

Lam Kong Pak yang melihat sikap serba salah dari Cioe Cien Cien pun tak terasa lagi mendengus dingin.

"Yang aku tuju dalam pertandingan kali ini hanyalah merebut kedudukan teratas diantara delapan jagoan paling top. sedang mengenai urusan yang kedua dihadapan umum cayhe suka melepaskan untukmu!"

Begitu ucapan tersebut meluncur keluar seluruh tubuh Cioe Cien Cien gemetar sangat keras, tak kuasa lagi ia menjatuhkan diri kedalam pelukan Cioe hujien dan menangis ter-sedu2.

Dengan lantang Lam Kong Pak pun berseru kearah kedua orang wasit; "Cayhe Sang Hong Tie sekarang juga mengumumkan diri ingin merebut urutan nama yang teratas diantara delapan jago top. silakan wasit berdua suka memberikan penjelasan berhakkah Suma Ing mewakili majiKan pemilik pegadaian untuk menerima tantangan itu !"

Setelah ucapan tersebut diutarakan. suasana makin menegang lagi, pertarungan ini menyangkut lemah kuatnya Bu-lim selanjUtnya.

Sipendeta Liong Ceng serta Toosu Hauw To ber-sama2 bangun berdiri, kata si Liong Ceng dengan nada serius; "Kepandaian silat Suma sicu dahsyat luar biasa, kendati begitu Loolap masih ragu2 apakah Suma sicu sanggup mewakili kursi dari majikan pemilik pegadaian Bu-lim?"

"Sudah tentu boleh! tapi kalian berdua sebagai wasit harus membuka dulu kedoknya sehingga cayhe bisa melihat wajah aslinya dan perduli menang kalah bisa melaporkan urusSn ini dihadapan majikan."

"Heeeeee. . . .heeee. . . .heeeeeee. . . sungguh amat sayang dalam pertemuan tiada tercantum pasal yang memuat peraturan tersebut." jengek Lam Kong Pak sambil tertawa dingin. Bila saudara punya kepandaian kenapa tidak coba membuka sendiri?"

Kedua orang wasit itu saling berbisik saling merundingkan sebentar persoalan itu, kemudian sipendeta Liong Ceng berkata; "Suma sicu mengaku bisa mewakili majikan pegadaian Bu-lim, entah punyakah kau orang tanda kepercayaan darinya ?"

Selagi Suma Ing siap menjawab, mendadak terdengar suara yang rendah dan berat bagaikan belahan bambu entah dari arah mana berkumandang datang.

"Suma Ing boleh mewakili diriku, kalian berdua tidak usah menaruh curiga lagi!"

Angin dingin menyambar lewat mendatangkan tiupan2 yang amat dahsyat, tak kuasa lagi para jago yang hadir disana pada bergidik dibuatnya.

Mendadak peristiwa aneh terjadi didepan mata, tonggak kayu yang sebenarnya sudah tergetar roboh ditengah hembusan angin taupan keras tersebut tiba2 bangun berdiri lagi ditempat semula. sedang angin taupan tadipun lenyap dengan sendirinya,

Air muka Lam Kong-Pak maupun Suma Ing pada berubah sangat hebat, mereka berdiri tertahan diatas panggung.

Ilmu silat macam apakah ini? apa mungkin majikan pemilik pegadaian Bu-lim memiliki ilmu hitam ?

"Majikan pemilik pegadaian Bu-lim," teriak Lam Kong Pak keras2. "Jikalau sudah tiba kenapa tidak sekalian munculkan diri?"

"Heeeee . . . heeee .... heeeee . . . dapatkah kau menangkan Suma Ing?" mendadak suara yang rendah berat dan menyeram itu berkumandang kembali.

"Suma Ing adalah bekas panglima yang kalah perang ditanganku!"

"Hmm! cobalah sekali lagi!"

Lam Kong Pak tidak berani berlaku gegabah, hawa murninya segera disalurkan mengelilingi seluruh tubuh siap melancarkan serangan.

Payung SengkalaWhere stories live. Discover now