Part 14

1.4K 24 0
                                    

"Pi Tong-cu !" tukas perempuan cantik itu tiba2, "Tugas ini atas tanggung jawabmu atau tanggung jawabku?"

"Harap Than-cu jangan gusar, aku orang mengakui telah salah bicara !"

Sejak itu si Kakek Moyang berwajah Kepiting tidak berani bicara lagi, ia membungkam seribu bahasa.,

Dalam hati kecilnya Lam Kong Pak mengerti amat jelas, dengan apa yang diutarakan si Kakek Moyang berwajah kepiting sewaktu munculkan diri tadi. tujuan kedatangan mereka kali ini tentu hendak menyapu rata benteng Hwie Him Poo. Tentu saja lain halnya kalau dua bersaudara she Liuw tunduk dan menggabungkah diri dengan perkumpulan Liok Mao Pang.

"Kalau begitu anda boleh pulang. maaf kami tak bisa menghantar lebih.jauh!" seru Liuw Hwie Yen cepat.
Gadis ini dengan cepat mengusir temannya, sebab ia melihat baik kecantikan maupun potongan badan perempuan berbaju merah ini jauh melebihi dirinya, bahkan terhadap Lam Kong Pak sangat bersababat. tentu saja sebagai seorang wanita yang menaruh hati pula kepada pemuda tersebut, ia merasa cemburu bercampur iri.

Perempuan cantik itu segera tersenyum, ujarnya lirih: "Nona Liuw, kalau kau bisa bersabar dan berlaku sungkan lagi, maka tindakanmu ini akan mendatangkan kebaikan untukmu !"

Ia berpaling dan kepada Lam Kong Pak tambahnya: "Dua bersaudara she-Liuw tak dapat menghantar kepergianku, Lam Kong sauw-hiap, kau bisa bukan mewakili sang tuan rumah untuk menghantar kepergian tetamunya ?"

Lam Kong Pak tertegun, bicara sesungguhnya ia merasa gadis ini merupakan sekuntum bunga teratai yang tumbuh ditempat yang kotor, namun sama sekali tak ternoda. mendatangkan rasa hormat dihati orang. tak kuasa lagi ia mengangguk.

"Tiada halangan bagiku untuk menghantar kepergianmu. Nah! silahkan."

"Tunggu sebentar!" mendadak Liuw Hwie Yen menghardik, setelah mendengus dingin terusnya: "Kau anggap benteng Hwie Him Poo adalah suatu daerah bebas dalam dunia persilatan yang bisa didatangi sesuka hati dan ditinggalkan kalau sudah bosan? terima dulu tiga buah seranganku sebelum pergi!"

"Nona Liuw! aku lihat lebih baik tak usah kita bergebrak dengan menggunakan kekerasan!" kata gadis berbaju merah itu sambil tersenyum, ia sama sekali tak dibikin gusar oleh tantangan tadi.

"Bagaimana, kau tidak berani?"

"Berani juga boleh, tidak berani juga boleh. nonamu tidak ingin bergebrak menggunakan kekerasan dengan dirimu !"

"Hmmm! sekalipun kau tidak maupun harus mau!"

Dalam hati kecil Lam Kong Pak sadar bahwasanya Liuw Hwie Yen bukan tandingan orang lain, cukup ditinjau dari ilmu meringankan tubuh yang diperlihatkan sewaktu munculkan diri tadi sudah dapat ditarik kesimpulan kalau kepandaiannya jauh lebih tinggi berlipat kali dari gadis she-Liuw itu. Namun Lam Kong Pak tidak mengerti mengapa perempuan itu bersikap demikian sungkan terhadap mereka.

Lambat2 perempuan berbaju merah itu putar badan, akhirnya ia mengangguk.

"Baiklah, dari pada membantah lebih baik kuterima tantanganmu itu!"

"Tunggu sebentar!" mendadak Lam Kong Pak berseru sambil maju selangkah kedepan.

"Bagaimana kalau aku mewakili nona Liuw menerima beberapa jurus seranganmu?"

Kembali dara berbaju merah itu tertegun. kemudian ia mengangguk.

"Sama saja, sama saja. hanya saja kau harus mengalah kepadaku."

Padahal, pada saat ini Lam Kong Pak sudah menaruh simpatik terhadap dara berbaju merah ini, sekalipun gadis itu tidak berkata demikian, iapun tidak bakal turun tangan keji terhadapnya.

Payung SengkalaWhere stories live. Discover now