Part 1

5.9K 73 0
                                    

Angin bertiup kencang, debu pasir beterbangan memenuhi angkasa, awan gelap menyelimuti seluruh jagat sekeliling perkampungan Toa Loo San-cung yang tersohor di dunia persilatan, keadaan amat mengerikan bagaikan menghadapi saat kiamat.

Pada waktu itu muncul sebuah Tandu yang digotong empat orang muncul dari deruan angin topan yang men-deru2, langkah mereka cepat dan tujuannya tidak lain adalah perkampungan Toa Loo San-cung. 

Mendadak...

"Berhenti !"

Suara bentakan muncul dari sebuah loteng peronda di balik perkampungan.

Mendengar bentakan itu keempat orang penggotong tandu yang berdandan sebagai siucay miskin itu berhenti, mereka tidak menurunkan tandunya ke atas tanah tapi menanti dengan sikap yang dingin dan hambar.

Sepasang mata mereka tiada hentinya memperhatikan seorang lelaki pelindung perkampungan sedang meloncat keluar dari balik pintu.
Lelaki itu berperawakan kekar dan berotot dengan jidat menonjol tinggi ke depan, sekali pandang siapapun akan tahu bahwa orang ini memilikl tenaga lwekang yang amat sempurna.

"Siapa yang berada dalam tandu ?" kembali ia membentak.

"Hujien baru dari cioe It Tong, cung cu muda perkampungan kalian!"Jawab si tukang tandu yang berada dipaling depan.

"Apa? Seorang nyonya muda lagi!?" seru lelaki itu kelihatan agak tertegun. 

Si tukang tandu itu tidak menyahut, ia membungkam dalam seribu bahasa.

Alis yang tebal dari lelaki itu berkerut semakin mengencang, setelah berpikir beberapa saat tanyanya lagi:
"Tolong tanya sejak kapan nyonya muda ini kawin dengan sauw Cung cu kami ?"

"Bulan tujuh tanggal tujuh tahun yang lalu, kalau dihitung dengan jari sudah ada setengah tahun lamanya."

"Bolehkah kalian suruh nyonya muda keluar sebentar agar cayhe periksa!?"
"Hmmm siapalah saudara!?" seru si tukang tandu sambil mendengus dingin. "Berani benar kau bersikap tidak sopan dengan nyonya muda!"

Sikap lelaki itu kontan berubah jengah, merah padam selembar wajahnya.
"Cayhe membawa tugas di badan, dalam keadaan seperti ini terpaksa aku harus melakukan..."

"Hmmm, kau kira nyonya muda sudi menjumpai dirimu!?" Tukas si tukang tandu setengah membentak.

Seluruh tubuh lelaki itu bergetar keras.
"Cung-cu muda Cioe It Tong walaupun memiliki kepandaian silat yang amat mengejutkan, tapi ia selalu berwatak romantis setiap hari kerjanya main perempuan di luar. Dalam satu masa isterinya sudah mencapai empat belum lagi gundiknya. . . ."

Sambil garuk2 kepalanya yang tidak gatal ia berkata penuh keseriusan, "Beberapa waktu ini cung-cu telah memberi pesan wanti2 kepada seluruh pelindung perkampungan agar melakukan pemeriksaan yang teliti terhadap siapa saja yangr bukan termasuk anggota perkampungan kami, sebelum kami periksa isi tandu tersebut mana boleh kubiarkan kalian masuk ke dalam perkampungan semuanya!"

Ia merandek sejenak, kemudian tambahnya berat: "Sebelum cayhe mejumpai wajah nyonya muda, sebenarnya sudah. . . ."

"Turunkan tandu! " mendadak serentetan suara yang dingin berkumandang keluar dari balik tandu.

Keempat orang tukang tandu berdandankan siucay miskin itu segera menurunkan tandunya ke atas tanah sepasang lengan diluruskan ke bawah menanti dengan sikap hormat,

"Jikalau saudara ingin mencapai diriku, mari ke sinilah. . . ." kata si orang yang ada dalam tandu itu lagi.

Nadanya dingin membuat orang merasa bergidik. 

Payung SengkalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang