Part 22

1.3K 23 0
                                    

"Putraku tidak bakal sudi mengawini putrimu, lebih baik matikan saja niatmu itu!" teriak Sun Han Siang.

Ucapan ini sangat menyinggung perasaan Coe Hong Hong, ia naik pitam dan segera menubruk kembali ke arah Sun Han Siang.

"Ibu, lebih baik kita berlalu untuk sementara waktu." buru2 Coe Li Yap menarik tubuhnya. "Aku rasa ia tidak akan meninggalkan diriku begitu saja !"

Selesai berkata, merekapun segera berlalu dari sana.

Dalam pada itu si ciang-ooh berdarah Yu Chen telah datang menghampiri Lam-kong Pak, sianak muda itu segera menggandeng tangannya dan memperkenalkan kepada diri Sun Han Siang. katanya:

"Ibu. dialah enci Yu kumaksudkan !"

Tindakan ini menggirangkan hati sipemilik pegadaian Bu-lim dan menjengkelkan dua orang lainnya, mereka adalah Si Tiauw-san tangan beracun Liuw Hwie Yan serta Pek-li Siang.

"Ayah. coba kau lihat perbuatannya!" seru Pek-li Siang kepada Pek-li Gong sambil mencibirkan bibirnya.

"Siang-jie. kita orang she Pek-li tak boleh menderita kerugian, mari kita maju kesitu dan kita perhitungkan dengan keparat cilik itu !"

"Ayah, tentang soal ini. . . . ."

"Hubunganmu dengan dirinya sudah sah dan terang2an, semua umat Bu-lim telah mengetahui hubungan kalian, apanya yang malu ? Ayoh kita kesana !"

Pek-li Siang yang menyaksikan sikap mesra antara Lam-kong Pak dengan Yu Chen pun dibuat panas hatinya karena cemburu, ia segera menghampiri sianak muda itu seraya berseru:

"Lam-kong Pak kau. . .kau. . . ."

Lam-kong Pak sadar, ia sudah membuat Pek-li Siang penasaran, ia malu terhadap gadis ini ketika terbayang kembali bagaimana ia tinggalkan nona tersebut seorang diri. buru2 serunya:

"Adik Siang siauw-heng telah berbuat salah kepadamu. mari2 perkenalkan. dia adalah ibuku !"

Dipihak lain dua bersaudara she Liuw mengerti bahwa mereka tidak mungkin bisa perbaiki hubungannya dengan Lam-kong Pak lagi, dengan hati sedih kedua orang itu diam2 berlalu.

Setelah semuanya telah dibikin beres. Pek-li Gong lantas berseru kepada Siang Hong Tie: "Ayoh berangkat, kita harus bikin jelas duduknya perkara yang menyangkut tiga orang manusia tembaga itu!"

Dalam pada itu dalam kalangan tinggal Lam-kong Pak, Sun Han Siang. Yu Chen, Pek-li Siang, Hay Thian Siang Cho serta LoO Liang Jen.

Dua manusia jelek dari Hay Thian segera maju memberi hormat kepada Sun Han Siang dan mohon diri, mereka berlalu mengikuti Pek-li Gong serta Siang Hong Tie.

Tentu saja Sun Han Siang mengabulkan permintaan mereka. perempuan ini benar2 merasa kegirangan, tangan kiri ia menggandeng siciang-ooh berdarah Yu Chen ditangan kanan menggandeng Pak-li Siang, sebentar memandang kekiri sebentar lagi memandang kekanan, akhirnya sambil tertawa ujarnya:

"Pak-jie, sungguh tajam penglihatanmu. mama suka dengan mereka berdua !"

Ucapan ini melegakan hati kedua orang gadis itu, dengan malu2 mereka tundukkan kepala dan berseru:

"Bibi. . . ."
Sipadri Naga serta si Toosu Harimau yang bertindak sebagai saksi hidup, pada saat itu sudah pergi entah kemana. suasana diatas tebing pun jadi sunyi senyap.

"Ayoh kita segera berangkat." kata Sun Han Siang kemudian. "Didalam waktu singkat kita harus mencari balik kedua orang manusia tembaga itu, entah dua diantara tiga manusia tembaga yang munculkan diri tadi mana yang ayahmu dan mana adalah gurumu ?"

"Menurut dugaanku, kemungkinan sekali dua orang manusia tembaga yang muncul dahulu adalah ayah serta suhu." sahut Lam-kong Pak. "Sedangkan si manusia tembaga ketiga, kemungkinan besar adalah manusia sakti yang memjliki payung Sengkala benda mustika dunia persilatan itu !"

Payung SengkalaWhere stories live. Discover now