Chapter 19 ( Part 2 )

Comenzar desde el principio
                                    

"Prill.." panggil Ali dengan nada lirih.

"Kenapa Kak?"

"Boleh peluk?" tanya Ali sambil melihat kearah manik mata Prilly dengan tatapan memohon. Prilly hanya bisa mengangguk kaget dengan pernyataan Ali. Tanpa basa-basi lagi Ali pun langsung memeluk Prilly dengan erat dan menyembunyikan wajahnya di lekukan leher Prilly.

'Ku mohon jangan sekarang, biarkan aku merasakan waktu ku bersamanya untuk sementara' batin Ali.

Bukan tanpa alasan Ali meminta untuk memeluk Prilly tetapi Ali merasakan sangat sakit dibagian dadanya. Ia tidak mau Prilly melihatnya saat Ia sedang melawan rasa sakit yang diakibat oleh jantung bodoh itu. Dan entah mengapa, saat berada di pelukan Prilly, Ali merasa sangat nyaman dan rasa sakit di dadanya pun mulai menghilang sedikit demi sedikit. Ali pun melepaskan pelukan tersebut dan langsung menunduk karna Ia pikir mungkin sekarang wajahnya dalam kondisi pucat.

"Kak, Kakak gapapa kan?" tanya Prilly dan menangkup kedua pipi Ali, Prilly kaget melihat wajah Ali yang pucat.

"Kak, Kakak sakit. Kita pulang aja yaa.."

"Gapapa kok, cuma kecapean aja.."

"Maaf yaa Kak, gara-gara ikut aku seharian Kakak jadi kecapean.."

"Gak kok, Kakak gapapa. Bukan salah kamu juga, kan Kakak sendiri yang mau ikut kamu.."

"Yaudah kalau gak Kakak minta supir Kakak jemput aja. Jangan Kak Ali yang bawa mobil,"

Ali pun yang memang masih lemah mengikuti apa saran dari Prilly. Ia menghubungi supirnya untuk menjemputnya dan Prilly ditaman ini.

"Aku cape.." lirih Ali.

"Yaudah sambil kita nunggu supir Kak Ali dateng mending Kakak tidur dulu. Muka Kakak pucat banget," Prilly mengelus pipi Ali yang membuatnya terpejam.

Mereka berdua, duduk di bangku taman dan Ali yang tidur dengan paha Prilly yang menjadi bantal. Prilly mengelus rambut hitam pekat milik Ali yang membuat sang empu menjadi terlelap.

"Makasih, Bie

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Makasih, Bie.." sebelum Ali benar - benar tertidur.

*****

Waktu sudah menunjukan pukul setengah enam sore, namun Ali belum bangun dari tidurnya. Supir Ali pun sudah datang dari setengah jam yang lalu. Tetapi, Prilly memintanya untuk menunggu didalam mobil saja. Prilly sangat tidak tega membangunkan Ali yang sangat nyenyak dalam tidurnya.

15 belas menit kemudian Ali pun terbangun dan mulai mengerjapkan mata indahnya. Ali terbangun karna merasakan ada yang orang yang sedang memainkan bulu mata lentik dan indah miliknya.

"Bie.." panggil Ali dengan suara serak khas bangun tidur.

"Maaf, aku ganggu Kakak yaa.."

"Gak kok, sekarang jam berapa?"

"Jam 6 kurang 15 menit,"

"Pulang yukk, Kakak tau kamu malam ini masih harus nyanyi di Cafè Jessica kan?" Prilly pun mengangguk saja.

The Most Beautiful AngelDonde viven las historias. Descúbrelo ahora