62. Semuanya Aman

602 15 0
                                    

Perjamuan masih berlangsung.

Tamu agung yang hadir tidak terhitung banyak, tapi semuanya termasuk manusia luar biasa.

Mereka semua terdiri dari para Hohan yang bermukim di sekitar kotaraja, ada pula yang merupakan tokoh dunia persilatan dari berbagai partai dan perguruan, di antaranya ada yang semula mendukung perkumpulan Lak-hun-poan-tong, ada pula yang sejak awal sudah mendukung Kim-hong-si-yu-lau, tapi malam ini mereka semua hadir dalam ruang perjamuan yang sama, menanti dimulainya era baru.

Seratus enam puluhan orang, ada yang berilmu tangguh, ada yang canggih mengatur strategi, ada yang pandai berdagang, ada yang ampuh mengatur organisasi gelap, mereka semua memiliki kelebihan masing-masing, sudah terbiasa dengan gejolak dunia persilatan, pandai menyesuaikan diri dengan arah angin.

Kemana angin berhembus, mereka pun akan berlayar mengikuti arus.

Manusia semacam ini tak mungkin bisa menciptakan pekerjaan besar, tapi bila kau ingin menguasai seluruh keadaan, maka tak bisa tidak sangat membutuhkan manusia, semacam ini.

Kalau tadinya seluruh perdagangan gelap ada tiga bagian dikuasai perkumpulan Lak-hun-poan-tong, maka sekarang Kim-hong-si-yu-lau telah menguasai seluruhnya.
Hanya dalam dua hari, seluruh kekuasaan di seputar wilayah kotaraja telah jatuh ke tangan So Bong-seng, bukan saja ia berhasil menumpas kekuatan perkumpulan Lak-hun-poan-tong dan perkumpulan Mi-thian-jit-seng, bahkan posisi Kim-hong-si-yu-lau saat ini telah mencapai tingkatan paling tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Justru karena sebagian besar orang adalah manusia jenis begini, pertama, untuk melindungi keselamatan diri, kedua, berusaha memanfaatkan kesempatan untuk mencari peluang, maka tak heran kalau begitu Kim-hong-si-yu-lau menyelenggarakan pesta perayaan, mereka pun berduyun-duyun datang menghadirinya.

Ketika So Bong-seng berjalan masuk ke gedung utama Hui-thian-tong dalam loteng merah, serentak para jago bangkit berdiri untuk menghormatinya. Bisa memperoleh penghormatan dari sekian banyak jago, bahkan disertai perasaan kagum dan takut, boleh dibilang keadaan itu merupakan satu kebanggaan tersendiri bagi So Bong-seng.
Ketika So Bong-seng melangkah masuk ke dalam ruangan, dia dikawal Pek Jau-hui di sebelah kiri dan Ong Siau-sik di sebelah kanan.

Sebagai komandan keamanan malam ini adalah Mo Pak-sin, begitu melihat So Bong-seng muncul diserambi samping, ia segera berjalan mendekat sambil melapor, "Injakan salju tanpa bekas!"

Maksud dari perkataan itu adalah semuanya aman!

So Bong-seng manggut-manggut. Padahal saat itu dia sedang merasakan gejolak hawa darah yang amat kuat, bila hawa murni dibuyarkan, besar kemungkinan dia akan muntah darah. Sambil mengertak gigi menahan diri, dia berusaha tampil lebih bersemangat.

Ong Siau-sik dan Pek Jau-hui yang menyaksikan hal itu saling berpandangan sekejap, rasa kuatir melintas di wajah mereka berdua.

Ti Hui-keng tidak ikut hadir dalam pesta perjamuan ini.

Saat ini perkumpulan Lak-hun-poan-tong sedang mengalami situasi yang kacau dan kritis, dia perlu tetap berada di markas besarnya untuk menenteramkan perasaan anak buahnya.

Terlebih bukan pekerjaaan yang gampang untuk membujuk dan mengajak sekawanan jago yang setia kepada Lui Sun untuk berganti haluan, bila ditangani kurang bijak, besar kemungkinan nyawa sebagai taruhan.

Untuk menyelesaikan persoalan pelik ini, So Bong-seng mengambil sikap menyingkir ke samping, biar orang lain menyelesaikan sendiri urusan rumah tangganya.

Tio Thiat-leng muncul juga dalam pesta perayaan ini.

Tentu saja dia adalah Si Say-sin.. Oleh karena To Lam-sin telah dipanggil pulang untuk mengamankan situasi keamanan di ibukota, maka dia merasa wajib untuk ikut hadir dalam pesta kali ini.

Pendekar Sejati : Golok Kelembutan (Wen Rui An)Onde histórias criam vida. Descubra agora