23. Gerakan Penyapu Guntur

874 26 0
                                    

Paras muka semua orang yang hadir berubah hebat.

Kalikan Ong Siau-sik sendiri pun menganggap permintaan yang diajukan Pek Jau-hui sedikit kelewatan.

So Bong-seng tidak menganggap begitu, dia tetap bersikap wajar, tanpa perubahan apa pun.

"Haik," katanya tiba-tiba, "kau ingin jadi apa, akan kupenuhi keinginanmu itu, cuma kau harus memilih jabatan yang kau anggap sanggup melakukannya."

Kemudian dengan nada setengah menyindir, tambahnya, "Terlalu banyak orang di dunia ini yang tergila-gila dengan nama kosong, tapi kenyataan tidak memiliki kemampuan itu, liaallnya tetap nihil."

"Apa salahnya kau beri kesempatan kepadaku untuk menjabatnya," seru Pek jau-hui dingin, "aku yakin pasti dapat melaksanakan tugas itu dengan baik."

Mendadak So Bong-seng menotok beberapa buah jalan darah penting di tubuhnya, paras mukanya nampak pucat, otot-otot hijau mengejang keras, selang beberapa saat kemudian ia baru berkata, "Aaai, sekujur tubuhku dipenuhi berbagai penyakit."

"Kenapa tidak diobati sakitmu itu?" tanya Ong Siau-sik penuh kekuatiran.

"Kalau ada waktu cukup, tentu akan kuobati penyakitku ini."

"Paling tidak kau harus menjaga diri baik-baik. Kendatipun Kim-hong-si-yu-lau sangat penting artinya, namun tanpa kau,

berarti tiada Kim-hong-si-yu-lau." So Bong-seng tertawa.

"Tahukah kau, kini aku menganggap cara pengobatan macam apa yang paling mujarab?" tanyanya. Ong Siau-sik menggeleng.

"Menganggap diriku sehat, tak berpenyakit," ujar So Bong-seng lagi, kemudian kembali ia tertawa, tertawa getir.

Setelah termenung sesaat, ujarnya lagi, "Sejak bergabung dengan Kim-hong-si-yu-lau, untuk pertama kalinya kalian ingin turun tangan darimana?" Pertanyaan ini diajukan dengan wajah serius.

Jelas pertanyaan ini merupakan sebuah pertanyaan yang serius.

Kendatipun kini telah bergabung dengan sebuah organisasi besar, bukan berarti kerjanya setiap hari hanya bertarung dan membunuh, paling tidak mesti tahu duduk persoalan lebih dulu, apalagi dalam partai pun terdapat susunan pengurus, seperti halnya dengan sebuah pemerintahan, di bawah Kaisar tentu ada perdana menteri, di bawahnya ada para pejabat tinggi dan seterusnya, masing-masing harus tahu apa jabatannya dan apa pula fungsinya.

Tidak heran jika So Bong-seng pun mengajukan pertanyaan seperti ini.

Pek Jau-hui segera menjawab, "Aku ingin mulai dari loteng putih ini, ingin kuketahui data apa saja yang tersedia di sini, sistim kerja dan hubungannya sampai kemana saja"

Orang ini memang besar ambisinya, segala sesuatu ingin dilakukan secermat mungkin.

"Kalau aku ingin mulai bekerja dari lingkungan luar," kata Ong Siau-sik pula, "walaupun Kim-hong-si-yu-lau mendapat pengakuan dari pihak kerajaan, dihormati perguruan dan partai besar lainnya, namun kurang mengakar di hati para jago dunia persilatan, akar yang tertanam di hati mereka tidak sekokoh apa yang ditanamkan perkumpulan Lak-hun-poan-tong. Mungkin hal ini disebabkan perkembangan Kim-hong-si-yu-lau yang kelewat tepat belakangan ini, karena itu aku ingin berkarya di tempat luar, ingin kulakukan sedikit bakti sosial di dalam masyarakat sehingga sedikit dem< sedikit tertanam rasa simpati mereka terhadap perkumpulan kita."

Pemuda ini memang selalu pandai bergaul dengan rakyat kalangan bawah, selain itu dia pun bersih, tidak berambisi dan lurus pikirannya, beda sekali jika dibandingkan Pek Jau-hui.

Bagi Pek Jau-hui, dia lebih suka memusatkan tenaga dan pikirannya untuk dimulai dari atas, selain hemat waktu juga langsung turun tangan dari hal-hal yang paling penting, dia anggap dengan mengoptimalkan cara kerja di pusat, maka tindakannya ini akan memperkuat posisi So Bong-seng dalam memperluas pengaruhnya.

Pendekar Sejati : Golok Kelembutan (Wen Rui An)Where stories live. Discover now