The Last

679 56 7
                                    

[Part 12e: The Last]

yoonchansica's storyline

BTS' Jimin [Park Jimin], EXO's Chanyeol [Park Chanyeol];
Guest: SEVENTEEN's Woozi [Lee Jihoon], slight! BTS' Suga [Min Yoongi]

Genre: AU, Brothership, Comedy || Length: Chaptered (Series) || Rating: G

Disclaimer : I do not own the casts (EXO,BTS,Seventeen) –They're belong to God, their parents also SM Ent, BigHit Ent, and Pledis Ent, but I own the plot of the story and original casts. Jika ada kesalahan kata (typo) atau ketidaksesuaian cerita, mohon dimaafkan karena author hanya seorang manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan.

***

Jihoon mengakhiri ceritanya dengan air mata yang berlinang di pipinya. Tanpa dia sadari, dua manusia yang mendengarkan ceritanya juga mengusap matanya.

"Aku turut prihatin denganmu." Chanyeol akhirnya membuka suara setelah mereka semua sibuk dengan air matanya masing-masing.

"Terima kasih sudah mau mendengarkan ceritaku," jawab Jihoon dengan sebuah senyuman tulus yang terukir di bibirnya.

Jimin kemudian menepuk-nepuk pundak Jihoon, setidaknya untuk memberikan sedikit kekuatan pada diri Jihoon. "Aku harap kau bisa bertemu dengan ibumu nantinya."

"Omong-omong..."

Jimin dan Jihoon langsung menoleh kearah Chanyeol.

"Apa kau menyetujui saran bibimu untuk tinggal dengan sepupumu?" tanya Chanyeol dengan nada sedih.

Jihoon menganggukan kepalanya. "Iya hyung, aku akan tinggal Yoongi hyung dan adiknya."

Chanyeol hanya mengangguk sebagai jawaban sedangkan Jimin yang berada disebelahnya nampak membulatkan matanya seakan-akan dia mengenal sosok sepupu Jihoon.

"Sebentar," ujarnya. "Sepertinya aku tidak asing dengan nama sepupumu."

Semua memandang Jimin dengan tatapan penasaran.

"Maksudmu hyung?" tanya Jihoon kebingungan.

"Apa nama sepupumu itu Min Yoongi?"

Kali ini Jihoon yang membulatkan matanya. "Hyung kenal dengan Yoongi hyung?!" pekiknya.

"Astaga, ternyata benar," gumam Jimin. "Tentu saja Hoon! Aku 'kan satu grup dengan sepupumu itu. Suga adalah nama panggungnya," jelas Jimin pada Jihoon.

Jihoon kemudian ber-oh ria. "Pantas saja aku familiar dengan wajah BTS Suga. Ternyata itu sepupuku sendiri astaga."

Jimin dan Chanyeol terbahak mendengar penyataan Jihoon tentang sepupunya. Ada-ada saja Jihoon ini.

"Ya Tuhan, ternyata benar kau sepupunya. Astaga kalian begitu mirip!" teriak Jimin antusias.

"Aku pikir kau adalah BTS Suga saat melihat kau pertama kali datang kemari." Kali ini Chanyeol ikutan nimbrung.

Jimin dan Jihoon tertawa. Mereka menghabiskan waktu dengan bersenda gurau dan berujung menonton film bersama sampai subuh.

***

"Kapan kau akan pindah Hoon?" tanya Jimin yang menemani Jihoon mengepak barangnya.

"Minggu depan, hyung."

Jimin dan Jihoon kembali berduaan dirumah karena Chanyeol mendadak ada urusan yang mengharuskan dirinya keluar rumah. Mata Jimin kemudian menerawang jendela yang ada dihadapannya.

"Tidak terasa ya sudah tiga bulan kau disini," ujarnya. "Padahal awalnya aku sama sekali tidak mengenalmu."

Dalam hati Jihoon membenarkan pernyataan Jimin. Tiga bulan yang lalu, Jihoon sama sekali asing dengan kakak-beradik Park. Namun seiring berjalannya waktu, mereka sudah menganggap Jihoon seperti adiknya bukan sebagai tamu yang 'dititipkan' oleh ibunya dan begitu pula sebaliknya. Diam-diam Jihoon menyeka air matanya yang entah kapan sudah berlinangan.

"Menangislah," ujar Jimin yang kini sudah berada dihadapannya. Jimin menghela nafasnya sebentar. "Menangislah jika itu mengurangi beban dipundakmu."

Hening. Hanya terdengar isakan halus dari Jihoon. Jimin menatapnya iba. Bahkan Jimin sendiri tidak habis pikir Jihoon akan mengalami masalah besar seperti ini.

"Terima kasih, hyung."

***

Hari ini adalah hari terakhir Jihoon tinggal di kediaman Park. Matanya menyusuri setiap sudut rumah tersebut dengan sorot mata sendu. Di lantai bawah sudah ada Yoongi yang datang menjemputnya. Sayup-sayup dia mendengar Jimin sedang melayangkan protes pada Yoongi mengenai dirinya.

"Hyung kenapa gabilang dari awal sih!" protes Jimin pada Yoongi yang sedang duduk santai di ruang tamu.

"Lah mana kutahu dah. Dipikir nama Lee Jihoon cuman ada satu kali di Korea Selatan," bantahnya.

Jihoon tertawa pelan mendengar jawaban blak-blakan sepupunya tersebut. 'Selamat tinggal...' gumamnya pada dirinya sendiri. Kemudian Jihoon beranjak turun.

"Yoongi hyung!" panggil Jihoon setibanya dibawah.

"Astaga, kalian mirip banget sih," pekik Jimin saat melihat Yoongi dan Jihoon berdiri bersebelahan. Yoongi dan Jihoon saling memandang kemudian melemparkan tatapan jijik sebagai balasannya.

"Kalian baik-baik ya! Jangan lupakan hyung yang paling tampan ini!" Chanyeol memeluk Jihoon sebagai tanda perpisahan. Jimin hanya memandang kakaknya dengan tatapan ew-banget.

"Sering-sering main ke rumah lagi ya! Nanti kita marathon film lagi." Kali ini Jimin yang mengucapkan perpisahan.

Jihoon kemudian memeluk Jimin dan Chanyeol bergantian. "Terima kasih karena telah menampung diriku tiga bulan yang lalu. Terima untuk semuanya, hyung." Jimin dan Chanyeol membalas pelukannya dan menepuk punggungnya.

"Hei Yoongi hyung! Jaga baik-baik ya adikku ini, awas kau apa-apain dia!" Sebagai jawabannya, Yoongi hanya mengangguk dengan malas.

"Dasar emak-emak rempong," gumamnya. Dan sialnya, Jimin mendengar gumamannya.

"Sial kau hyung." Jimin kemudian mencubit lengan Yoongi, membuat pria berkulit pucat itu berteriak kesakitan. Dan hal itu mengundang gelak tawa dari Jihoon dan Chanyeol.

Jihoon dan Yoongi sudah memasukkan semua barangnya kedalam mobil. Jihoon menatap sendu kakak-beradik yang sedang melambaikan tangan padanya. Jihoon-pun balas dengan melambaikan tangan juga.

"Selamat tinggal, hyung-deul," gumamnya.

Perlahan mobil Yoongi bergerak meninggalkan pekarangan kediaman Park.

END

The Park Brothers | p.c.y • p.j.m [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang