17. My Girlfriend ?

Mulai dari awal
                                    

Benar kan apa yang ku katakan?

Siapa aku siapa dia. Kami berbeda, jauh berbeda.

Jadi jika aku ingin memiliki dia sebagai Pacarku, aku harus Tidur kemudian bermimpi dahulu.

Dan akhirnya aku bisa memilikinya menjadi Kekasihku tapi di dalam mimpi.

Hahaha, miris sekali hidupku ini.

"Haina sendiri sudah punya Pacar?"

"Islam tidak pernah mengajarkan seorang Muslim atau Muslimah untuk berpacaran Mas." dia menjelaskan dengan Bibir yang tersenyum merekah.

Jawaban yang keluar dari Bibir Haina membuatku super malu.

Bisa-bisanya aku bertanya kepada Haina mengenai Adat berpacaran.

Dia pasti tidak mengenal istilah itu secara dia adalah Gadis sholehah.

Ajaran Orang Tua nya pasti tidak mengajarkan dia untuk berpacaran. Mungkin kalau aku berniat serius dengan dia, aku harus langsung menikahinya.

Menikah? Ck, itu mimpiku tapi sulit sekali untuk ku gapai di usiaku yang sekarang ini.

"Ta'aruf ya?" aku bertanya karena memang aku tidak tahu.

"Iya. Karena Ta'aruf diartikan sebagai perkenalan. Namun dalam praktek sehari-hari ada yang menggunakan kata taaruf sebagai suatu proses sebelum ikhwan dan akhwat menjalani pernikahan. Dalam taaruf, mereka saling mengenalkan keadaan diri masing-masing, bila cocok bisa dilanjutkan ke proses Khitbah dan bila tidak maka proses akan dihentikan. Mungkin seperti itu secara sederhananya, walaupun pada prakteknya bisa begitu rumit dan kompleks. Kalau Pacaran berbeda lagi Mas."

"Bedanya apa?" aku semakin tertarik mendengar Haina menjelaskan hal mengenai Ta'aruf dan Pacaran.

Selama ini yang aku kenal hanya Pacaran ala anak-anak Remaja lakukan.

Seusiaku saja masih banyak yang suka berpacaran-pacaran.

"Bedanya adalah Pacaran adalah suatu hubungan dekat yang dibuat oleh dua orang (biasanya lawan jenis) tanpa ada ikatan resmi. Biasanya pacaran dilakukan karena adanya rasa saling suka. Dalam pacaran kadang disertai aktivitas yang terlalu intim dan dilarang agama, namun ada juga yang masih bisa menjaga dirinya masing-masing. Dalam hubungan pacaran, bisa jadi ada rencana pernikahan, namun kebanyakan belum memikirkan ke arah pernikahan. Dan bagi yang memikirkan pernikahan pun ada yang mau nikah dalam waktu dekat dan ada yang masih lama rencana nikahnya. Namun, persepsi umum dari pacaran adalah aktivitas intim (kedekatan) yang dilakukan dua orang yang masih belum resmi menjadi Suami Istri. Kedekatan itu bisa kedekatan secara fisik dan bisa jadi kedekatan komunikas." jelas Haina panjang lebar.

Aku hanya bisa manggut-manggut
mencoba mengerti ke arah mana dia ingin memberitahuku mengenai ilmu yang kadang banyak orang sepelekan.

"Kamu banyak memahami ya, andai besok ada Lelaki yang bisa memiliki kamu sebagi Istri pasti akan sangat beruntung."

"Kenapa Mas bilang begitu, aku tidak sempurna kok Mas. Tapi aku ingin menjadi yang lebih baik ke depan. Banyak kekurangan yang hadir di dalam diriku, tapi semua kembali lagi mau dirubah atau tidak."

"Lalu kamu memutuskan untuk mau merubahnya atau tidak?"

"Insha Allah saya mau dan sangat ingin bersungguh-sungguh. Setiap orang memiliki tujuan masing-masing kok Mas. Sama seperti Ta'aruf dan Pacaran, keduanya memiliki tujuan yang berbeda."

"Tujuannya apa dek. Maaf Mas memang benar-benar tidak tahu." tanpa kebohongan apapun, aku benar-benar ingin tahu.

Banyak ilmu yang bisa ku dapatkan dengan Haina saat ini.

"Tujuan Taaruf adalah mengenal calon Istri atau Suami, dengan harapan ketika ada kecocokan antara kedua belah pihak berlanjut dengan pernikahan. Kalau pacaran itu mengenal calon pacar, dengan harapan ketika ada kecocokan antara kedua belah pihak berlanjut dengan pacaran, syukur-syukur bisa nikah dan pacaran lebih kepada kenikmatan sesaat, zina dan maksiat. Mas tahu pasti perbedaan keduanya. Hanya sekarang bagaimana Mas ingin menjalankannya. Yang pertama atau kedua."

Belum aku bertanya kembali mengenai penjelasan Haina, tiba-tiba aku melihat seseorang yang sangat ku kenal berjalan ke arah Mejaku.

Setelah dia sampai di dekatku, dia merendahkan Tubuhnya ingin mendekat ke arahku.

"Hai sayang, maaf membuatmu menunggu lama."

Tanpa aba-aba atau kode apapun, dia menakup Wajahku menggunakan kedua Tangannya kemudian mengecup Bibirku sedikit melumatnya di depan Haina.

Astaga, apa yang dilakukannya?

Berhasil mencium Bibirku, dia mengambil duduk di sampingku tidak mempedulikan aku atau Haina yang melihat dirinya dengan raut Wajah penuh keterkejutan. Tidak berapa lama, dia mengulurkan Tangan kanannya meraih Tangan Haina yang sudah terjulur ke depan dengan otomatis karena Tangan Wanita di sampingku menjulurkan Tangannya ingin bersalaman.

"Hai Haina, aku Vanessa, Kekasih Nathan."

***

To be continue

***

Surabaya, 25 September 2016 ; 21.00 WIB

Salam,

Denz91 ^_~

***

Sumber : http://hendriyana.abatasa.co.id/post/detail/24937/perbedaan-pacaran-dengan-taaruf.html

Survive (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang