Hari ini sebelum aku pulang, aku ingin membelikan Vanessa Gulai Ikan yang dimintanya kemarin.

Karena Tiara mengatakan kepadaku jika Vanessa sudah pulang, makan akan ku belikan Gulai Ikan lalu mengantarkannya ke Rumah Vanessa.

Mengenai kewajibanku untuk memberinya kebutuhan batin, aku tidak akan menanyakannya lagi karena sudah sering Vanessa menolaknya dan justru menggantinya dengan aku menginap disana.

Dia mewajibkanku untuk memeluknya saat dia Tidur sampai Pagi hari sebelum berangkat bekerja.

Alhasil aku lebih sering mengosongkan Kamar Kos ku dan menginap di Rumah Vanessa.

Ku ambil Tas dan Jaket milikku lalu bergegas menuju ke Parkir Motor untuk mengambil Motorku kemudian pergi dari Kantor.

Aku masih ingat ada Warung yang khas menjual Gulai Ikan yang enak. Mungkin aku akan membelinya disana.

Dengan perasaan yang bahagia, ku lajukan Motorku menggunakan kecepatan tinggi agar aku cepat sampai di Warung Gulai itu dan pergi ke Rumah Vanessa.

Tidak beberapa lama, aku sudah sampai di warung Gulai Ikan.

Berharap sekali masih ada satu porsi meski sudah malam yang nanti pasti disukai oleh Vanessa.

"Gulai Ikan Bu, minta satu ya dibungkus."

"Iya Mas." jawab Ibu si Pemilik Warung.

Setelah mendapatkan apa yang ku mau, aku menyalakan Motorku lalu pergi menuju ke Rumah Vanessa.

Namun, saat aku sudah mendekat ke Rumah Vanessa, aku melihat sebuah Mobil berada di depan Pagar Rumah Vanessa.

Terpaksa aku berhenti sedikit jauh dari Mobil itu tapi masih bisa melihat dengan jelas apa yang ada disana.

Tidak berapa lama Pintu Mobil itu terbuka, dan aku melihat dua sosok yang satu ku kenal yang lainnya tidak.

Tentu yang ku kenal adalah Vanessa, tapi Lelaki yang bersama Vanessa tidak ku tahu.

Apakah dia Kekasih baru Vanessa?

Lelaki si pemilik Mobil mewah itu memeluk Vanessa sebentar lalu mencium Kening Vanessa sebelum dia pergi.

Entah mengapa aku merasa Vanessa bahagia dengan kehadiran Lelaki itu. Karena meskipun malam hari, aku masih bisa melihat kedua Mata Vanessa berbinar-binar.

Awalnya pandanganku hanya fokus melihat ke Matanya tapi tiba-tiba pandanganku berubah menuju ke arah Jemarinya.

Disana, di Jemari itu telah melingkar Cincin yang tidak pernah ku lihat sebelumnya.

Cincin yang sedikit ku curigai untuk menandakan sebuah peristiwa tapi entahlah aku merasa melemah hanya karena melihat Jari Manis Vanessa telah terhias dengan manis.

Kadang aku berpikir, kejadian seperti ini lah yang membuatku sadar diri siapa aku siapa dia.

Lelaki yang bersamanya mampu membawanya dengan tunggangan yang mewah, sedangkan aku hanya memiliki Motor butut yang merepotkan.

Tidak sadar aku tertawa tapi kali ini menertawai diriku sendiri.

Kalian tahu, aku tidak berharap apapun dengan Vanessa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kalian tahu, aku tidak berharap apapun dengan Vanessa. Pengharapan tertinggi melebihi seorang Karyawan kepada Bos nya pun tidak pernah ku tonjolkan. Aku selalu berkaca dan berkaca darimana asalku. Dia seperti Bidadari yang bertempat tinggal di Kayangan dan aku hanya sebuah ilalang di hamparan luas. Tidak terlihat tidak dianggap.

Tuhan, jika kebahagiaan Vanessa bersama Lelaki itu, maka aku berharap agar engkau menyatukan mereka. Bagaimanapun, Vanessa membutuhkan Lelaki yang mampu membahagiakannya dan itu bukanlah diriku.

***

to be continue

***

Surabaya, 24 September 2016 ; 15.20 WIB

Salam,

Denz91 ^_~

Survive (Complete)Where stories live. Discover now