Bahagia sekali dia bisa bertemu Vanessa setelah sekian lama tidak bertemu.

Kini Telapa Tangan Kirinya ia letakkan di atas Punggung Tangan Kanan Vanessa.

Dia mengusap Punggung Tangan Vanessa dengan lembut seperti kebiasaan yang selalu Lelaki itu lakukan.

"Emh, tidak. Semua karena kerja kerasmu, Gerald. Kamu adalah Pebisnis muda yang luar biasa. Seharusnya aku banyak belajar kepadamu." Justru Vanessa yang lebih bangga dengan prestasi salah satu Kekasihnya itu.

"Tidak. Kamu berlebihan sayang. Kamu tetap yang lebih hebat dan aku sangat mengagumimu." Gerald menolak pernyataan Vanessa.

Lelaki itu tidak sependapat dengan Kekasihnya akrena baginya Vanessa lah yang lebih Senior dan memenangkan segalanya dari dia termasuk Hatinya.

Raut Wajah Vanessa bersemu. Ada rasa senang saat Gerald memuji kinerjanya dalam bekerja tapi terlepas dari itu dia merasakan hal yang biasa saja.

Berbeda sekali saat Nathan yang memuji, karena dengan cepat Jantungnya berdekup tidak karuan.

"Well, bagaimana dengan Orang Tua mu? Mereka masih di Tokyo?"

"Masih Vanessa. Mereka merencanakan untuk menetap disana dan aku berharap suatu saat kamu mau ku ajak kesana."

"Kenapa aku harus kesana, Gerald?"

"Karena aku ingin mengenalkan kamu kepada Orang Tua ku."

Jika Vanessa berada di depan Cermin, dia pasti bisa memastikan jika raut Wajahnya menjadi Pucat pasi saat Gerald membahas mengenai perkenalan.

Jujur saja Wanita itu tidak siap menerima sesuatu yang lebih dari seorang Gerald meski Gerald adalah salah satu Kekasihnya yang terbaik.

Karena Gerald masih muda, sukses, dan berhati emas. Tidak heran jika banyak Wanita yang mengaguminya dan merasa iri dengan posisi yang ditempati oleh Vanessa saat ini.

Padahal Vanessa sendiri merasa santai dan enjoy meski dia juga tahu banyak Wanita yang menginginkan berada di posisinya saat ini berdampingan dengan Gerald.

"Orang Tuamu?"

"Ya Vanessa. Aku ingin kita sama-sama ke Tokyo untuk menemui kedua Orang Tuaku sebab?" tiba-tiba Gerald mengeluarkan sebuah Kotak Beludru berwarna biru dari Saku Kemejanya.

Lelaki itu segera membukan Kotak tersebut kemudian menyodorkannya di depan Vanessa.

"Aku ingin kamu menjadi Istriku. Oleh karena itu, menikahlah denganku?" dengan kesungguhan yang benar-benar tulus dari dalam Hatinya, Gerald berharap Vanessa mengatkan 'Ya' atas lamaran pribadi yang sedang dilakukannya saat ini.

Vanessa tidak bisa menjawab sama sekali. Kedua Tangannya mengatup sempurna di depan Bibirnya sendiri.

Dia terkejut dan tidak percaya dengan kepulangan Gerald yang berkeinginan untuk melamarnya.

"Aku ingin kamu menjawabnya sekarang, Vanessa."

***

Nathan

Berkutat selama lima jam di depan Laptop membuat kedua Mataku menjadi perih.

Aku ingin merendam Mata ini di Air agar menjadi segar kembali tapi tidak mungkin itu ku lakukan.

Survei yang pernah ku ketahui dari Artikel mengenai pengurangan Radiasi Laptop atau Komputer pada Mata si pengguna menggunakan Kaktus kecil yang diletakkan di samping sisi kanan atau kiri sepertinya tidak begitu menolongku.

Pandangan Mata ku menjadi sedikit Rabun dan meremang.

Jika sudah begini memang sudah waktunya untuk pulang.

Survive (Complete)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن