19. Mark My Words

82.3K 5.7K 592
                                    

"Kau pucat sekali, Angel? Apa saja yang telah kau lakukan disini?" Rafael menanyakannya sembari menghampiri Angel yang sedang berdiri di tengah tangga. Angel tersenyum sembari memeluk Rafael ketika pria itu telah berada di dekatnya, mengabaikan Javier dan Grandpanya,

"Aku berenang, dan aku tenggelam..." jawab Angel sembari menghirup aroma Rafael, "Karena itu aku demam sekarang," tambahnya yang membuat Rafael berusaha menampakkan senyum palsunya.

Pembohong. Bisik Rafael dalam hati.

Namun Rafael lebih memilih berpura-pura tidak tahu sembari terus memeluk Angeline, lelaki itu masih terus berusaha meyakinkan dirinya sendiri jika gadis dalam dekapannya masih benar-benar bernapas, masih mengalirkan darah di setiap nadinya, dan masih berpijak di bumi yang sama dengannya. Memikirkan Angel tidak ada lagi di dunia membuat Rafael ketakutan, ketidak hadirannya sama saja dengan kiamat dalam hidup Rafael. Dan mengetahui Angeline ingin mengakhiri hidupnya sendiri hanya karena dirinya, membuat Rafael merasa sedang menerima tamparan keras... Dia tidak akan meninggalkan Angel lagi, tidak akan.

"Berhati-hatilah lain kali... Aku tidak mau mendengar suatu kejadian burukpun menimpamu... wajah ini tidak boleh pucat lagi," Ucap Rafael sebelum mencium kening Angel lama.

Justin berdehem, berusaha menyadarkan Rafael dan Angel jika tidak hanya ada mereka berdua disana. Rafael sudah akan melepaskan pelukan erat Angel di pinggangnya, tetapi Angel menolak dan lebih memilih menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Rafael,

"Angel, calon tunanganmu ada disini.. Tidak seharusnya kau memeluk lelaki lain..." ucap Justin dengan nada tegasnya, Angel berpura-pura tidak mendengar sementara Rafael mengerutkan keningnya,

"Calon tunangan?" ulang Rafael sembari menatap Justin penuh tanya. Dan Grandpa Angel itu hanya tersenyum miring sebelum suara Javier terdengar menjawab pertanyaan Rafael,

"Wanita yang sedang ada dalam pelukanmu itu calon tunanganku. Apa kau tidak malu, menerima pelukan seorang gadis yang bukan milikmu?" Ucap Javier sinis. Rafael menggertakkan giginya marah,

"Jadi itu alasan kenapa semua orang berkata pada Angel jika aku yang memutuskan perjodohan kami? Sedangkan kalian mengatakan pada keluargaku jika Angel-lah yang memutuskan perjodohan kami dengan inisatifnya sendiri? Hah?! Aku tidak percaya ini, kau menggunakan cara tidak fair untuk mendapatkan wanita yang kau sukai..." Rafael membalas tak kalah sinis. Mata hazel pria itu terus mengunjamkan pandangan tajamnya pada Javier yang kini sudah menatapnya dengan wajah menggelap,

Angel langsung melepaskan pelukannya dari badan Rafael begitu mendengar perkataan yang telah lelaki itu ucapkan. Gadis itu menatap Grandpanya yang masih menatapnya dengan tatapan tenang pebuh tuduhan, "Jadi Grandpa berbohong? Daddy berbohong? Mommy berbohong? Atau semuanya memang sengaja membohongiku?" ujar Angel dengan nada suara seraknya, "Kenapa kalian melakukan itu? Kenapa kalian membohong—"

"Masuk ke dalam kamarmu, Angel," Potong Justin cepat. Lelaki itu menatap cucunya dengan tatapan mata yang menyiratkan tidak ingin ada bantahan,

"Grandpa! Jelaskan padaku! Kenapa kalian membohongiku!" pekik Angel kesal.

Justin masih mengatakan ucapannya dengan nada tenang, tidak terprovokasi emosi Angel yang terlihat sudah akan meledak, "Masuk ke kamarmu, atau aku akan menyuruh Javier menyeretmu." Angel melebarkan matanya mendengar ucapan Justin.

Tidak, ini bukan Justin... kakeknya tidak mungkin memperlakukannya seperti ini...

"Grandpa! Jawab aku! Kenapa kau jahat padaku!" pekik Angel lagi, sementara Justin memberi isyarat pada Javier untuk menghampiri Angel.

Fragile Heart✅ [STEVANO#3]Where stories live. Discover now