●○ 6 : Song ○●

1.4K 222 8
                                    

Untuk pertama kalinya, Yuju pulang selarut ini. Jadwal latihan balletnya dulu tidak pernah membuatnya sampai harus menerima banyak panggilan masuk dari kedua orang tuanya. Apalagi kondisinya belum pulih total.

Suatu hal baru yang menantang baginya. Menyenangkan juga menjadi seperti orang yang berbeda.

Setelah membersihkan tubuhnya, Yuju duduk tepi kasurnya. Bersiap untuk tidur.

Sayangnya usahanya gagal. Jika saja ponselnya tidak bergetar.

Kim Dokyeom : "Kau sudah sampai?"

Ia bahkan tak ingat sejak kapan Dokyeom menyimpan nomornya.

Tapi melihat nama itu muncul di layarnya saja, rasanya ia hampir meloncat dari posisinya sekarang.

Yuju : "Baru saja"

Yuju tak ingin berharap jauh. Melihat kenyataan bahwa lelaki itu memperhatikannya saja sudah lebih dari cukup.

Anggap saja Yuju telah menerima semuanya. Mungkin memang hanya hayalannya saja untuk mengungkapkan sosok Dokyeom sebenarnya.

Sepertinya anak baru di kelasnya itu dapat membaca pikirannya. Satu panggilan dengan nama yang sama muncul di layar kotak Yuju.

"Yeoboseyo, Dokyeom-ah?"

"Apa aku mengganggumu? Kau sudah ingin tidur?"

"Ani, ajig. Wae?"

"Tentang penilaian vocal besok pagi. Aku masih belum mendapatkan ide tentang lagu yang akan kubawakan. Kau sudah memikirkannya?"

"Entahlah... tapi, ada satu lagu yang ingin ku nyanyikan"

"Apa itu?"

"Bimiriya... hahaha" (rahasia)

Tak ada salahnya mencoba bercanda dengan orang itu.

Yuju pikir, ia tak akan pernah bisa meluluhkan namja bermarga Kim itu. Nyatanya, mendengar tawa di sebrang sana membuatnya berpikir untuk mencari tahu lebih jauh tentang Dokyeom.

Percakapan itu berakhir karena Yuju tak dapat menahan rasa kantuknya.

Perlu diingat, ia juga mendapat ucapan selamat malam. Tentu saja dari seseorang di seberang sana.



□ • □ • □ • □ • □



"Kim Jiho... Seo songseo... Jung Eunbi..."

Nam sonsaeng, guru musik mereka, mulai memanggil satu demi satu anak untuk menyanyikan lagu pilihannya.

Tidak ada kriteria khusus dalam pemilihan lagu. Dia memberikan kebebasan muridnya untuk membawakan lagu apapun.

"Choi Yuju..."

"Kau bisa menyanyikan lagumu dari sana" Nam sonsaeng memberikan Yuju keringanan agar ia tak perlu susah payah berjalan ke depan kelas.

"Lagu apa yang akan kau nyanyikan?"

"Meaning of you"

"Hmmm... kau punya selera yang cukup unik, nona Choi. Lagu lawas rupanya. Silahkan"

Yuju memberikan senyumannya, tak memperduli kata-kata gurunya barusan merupakan pujian atau sindiran.

Perempuan dengan tubuh ramping menjulangnya mulai mengeluarkan suara.

Tak ada seorangpun yang dapat menolak aura seorang Choi Yuju.

Serakah.

Tidak hanya pandai menari, suaranya pun terdengar merdu seperti instrument piano dalam lagu-lagu mozart.

Beberapa kali gurunya itu memejamkan matanya. Meresapi makna dari lagu yang Yuju nyanyikan.

Itu lagu zamannya. Tentu saja ia mengenalnya jauh ketimbang musik bergenre EDM seperti yang sedang booming akhir-akhir ini.

Yuju menyelesaikan nanyiannya dengan sempurna. Poin 100 untuk suara indahnya.

"Selanjutnya... Kim Dokyeom"

Meras namanya disebut, Dokyeom berjalan dengan yakin ke depan kelas. Seperti tak ada beban sedikitpun.

"Lagu apa yang akan kau bawakan?"

"Joheun saram"

"Heol~ kalian sungguh berbeda dengan anak-anak kebanyakan. Apa kalian berasal dari masa lalu? Lagu itu sudah lama, tapi kau masih menyanyikannya" komentar Nam sonsaeng sambil menunjuk Yuju dan Dokyeom bergantian dengan bolpoinnya.

Matanya terpejam sesaat. Mencoba mencari-cari alasana kenapa ia membawakan lagu itu.

Ya, ia mendapatkannya baru saja. Ketika mendengar Yuju menyanyi.

Oneureun museun irin geoni,
ureoteon eolgul gateun geol
Geuga neoye ma eumeul apeuge haeni,
naeyegen sesang jelso junghan neo inde
Japangi keopireul nae mireo geu soge gamchwo on nae mameul dama
Gomawo, oppan neomu joheun saramiya geu han madiye nan useul ppun

Hokshi neon giyeok hago isseulkka,
nae chingu hakgyo ape nolleo wateon nal
Urideul yeonin gata jang nan chyeosseul ttae neon usseogo nan bamji saewoji

Niga useumyeon nado joha
neon jang nanira haedo
Neol gidaryeoteon nal
neol bogo shipdeon bam
naegen beokchan haeng bok gadeukhande
Naneun honja yeodo gwaen chanha
neol bolsuman itamyeon
Neul neoye dwiyeseo
neul neol bara boneun
geuge naega gajin mokshin geoman gata






"Lagu apa itu?" tanya seorang anak perempuan pada temannya.

"Joheun saram. Kau mau mendengarnya?" si perempuan mengangguk.

Anak laki-laki itu mendekatkan tape miliknya ke telinga si anak perempuan.

Mereka mendengarkan lagu itu bersama-sama sampai selesai dan meninggakkan sebuah komentar dari si perempuan.

"Nanti, kalau kau sudah besar, jadilah orang yang baik. Kau tau, eomma akan memberimu choco ball setiap hari kalau kau berbuat baik. Dan nanti, kau bisa membaginya denganku"



☆ ○ ☆ ○ ☆



.



.



.



to be continued

SKYLINE | DK × YJ [✔]Where stories live. Discover now