●○ 5 : Orchestra ○●

1.5K 219 3
                                    

Sebenarnya siapa aku? Kenapa akhir-akhir ini aku sering merasa menjadi orang lain?

"Dokyeom ah, kau baik-baik saja? Kau hanya mengaduk-aduk makananmu dari tadi"

Eommanya melihat keanehan pada putranya itu. Bahkan Dokyeom tidak menyentuh minumnya sendikitpun.

Ia sibuk melamun.

"Aniyo," jawabnya singkat dan buru-buru menyendok makanannya ke dalam mulut.

"Bagaimana sekolahmu? Menyenangkan? Kau tidak ingin bercerita tentang teman-temanmu?" suara seorang pria paruh usia membuatnya terinterupsi.

Baru beberapa hari ia ada di sekolah barunya, tapi sudah cukup banyak hal-hal 'aneh' yang terjadi padanya. Termasuk tentang teman perempuannya. Choi Yuju.

"Menyenangkan," ucapannya belum selesai, meneguk secangkir air dulu sebelum melanjutkannya.

"Yaaa... ada seseorang. Perempuan. Namanya Choi Yuju. Unik. Dia menyenangkan dan ceria,"

Kedua orang di depannya menyimak cerita dengan antusias. Jarang sekali putra mereka itu ingin membagi kisahnya.

"Tapi sesuatu yang aneh justru terjadi sejak aku berbicara dengannya. Bahkan dia memandangku seolah-olah kami pernah bertemu sebelumnya. Dan aku pun seperti pernah bertemu dengannya,"

Dokyeom terus bercerita tentang segala hal. Saat ia pertama kali bertemu Yuju, energi gadis itu yang seakan tak pernah habis, sampai tentang kakinya.

"Bahkan terkadang kepalaku sakit. Seperti gulungan film tua. Tidak jelas" ungkapnya berterus terang.

Merasa tak mendapat respon, Dokyeom meluruskan kepalanya.

Kedua orang tuanya masih berada di posisi yang sama. Tak bergeming. Tubuh mereka bergerak mengikuti tempo napas masing-masing.

"Mungkin kau butuh istirahat, Dokyeom-ah" eommanya tersenyum tipis. Suaranya nyaris tak terdengar.

"Hmm, mungkin. Tapi―"

"Cepat selesaikan makanmu dan kembalilah ke kamar. Kau harus istirahat" perintah appanya.

Ia tak dapat lagi melawan jika pria itu sudah berbicara.

Dokyeom mengerutkan keningnya dan beranjak dari sana.

Beberapa saat yang lalu appanya memintanya untuk bercerita. Tapi bahkan ia belum selesai bercerita, sudah dihentikan.

Ia semakin tak mengerti. Kenapa tiba-tiba semua orang berubah aneh.

Selama 20 tahun hidupnya, baru kali ini ia merasakan semuanya berubah dalam sekejap waktu.

Sebenarnya kenapa aku ini?



□ • □ • □ • □ • □



Yuju duduk di bangku yang ada di depan sebuah ruang.

Bel pulang baru saja dibunyikan. Beberapa orang terlihat sibuk keluar masuk pintu yang ada di sebelahnya. Ia juga mengenal beberapa orang.

"Kau benar-benar datang?"

Yuju tahu suara itu. Tidak cukup rendah untuk suara seorang laki-laki.

Pasti dia tenor, pikirnya.

Senyumnya merekah saat kepalanya mendangak.

"Tidak masuk? Sebentar lagi latihan dimulai. Aku akan memperkenalkanmu dengan anggota lain" Dokyeom mengulurkan tangannya untuk membantu Yuju berdiri.

Mereka berjalan beriringan ke dalam ruang aula sekolah. Banyak orang disana. Bahkan Yuju mengenal hampir seluruhnya. Tetapi, perasaan gugupnya tetap ada.

"Hyung-nim, ini teman yang aku bawa"

Seorang laki-laki bertubuh sedikit lebih tinggi dari Dokyeom itu membalikkan badannya.

Parasnya bisa dikatakan diatas rata-rata. Pangeran sekolah, katanya. Yuju mengenalnya. Kim Tae Hyung.

"Choi Yuju? Kau mengajak dia bergabung orkestra?" wajahnya mengeras ketika melihat seseorang di sebelah Dokyeom.

"Ne, Hyung. Kau mengenalnya? Dia akan bergabung di bagian paduan suara. Sepertiku" tanpa beban, Dokyeom tersenyum puas dengan seorang di sebelahnya.

"Kau bercanda? Dia seorang ballerina. Ya.. sebelum semua itu terjadi tentunya" dagu pria yang sangat dihormati itu menunjuk ke arah kaki Yuju.

Gadis itu tahu kalau situasi ini akan terjadi. Bodohnya ia menerima tawaran Dokyeom untuk bergabung dalam tim yang dipimpin Taehyung.

Yuju berharap kepalanya tiba-tiba lupa dengan sosok seniornya itu.

"Memang kenapa? Bukankah bagus? Biasanya seorang ballerina akan diiringi musik klasik. Itu artinya dia sudah terbiasa" bela Dokyeom ketika menyadari pembicaraan mereka mulai mengerikan. Apalagi seniornya itu tak biasanya memperlihatkan tampang 'tak suka'.

Bukankah Yuju juga populer? Gadis itu baik, energik, sama seperti anak-anak lain. Setidaknya, sejauh itu yang Dokyeom ketahui tentang Yuju.

Taehyung memainkan lidahnya di dalam mulut. Kakinya mengetuk-ketuk lantai pualam aula sekolah mereka. Menimbang-nimbang keputusannya.

"Tak apa jika sunbae keberatan" Yuju akhirnya mengeluarkan suaranya. Toh, ia kemari memang karena tawaran Dokyeom tempo hari.

"Baiklah. Kau bergabung dalam tim. Tapi ingat, kau harus berguna disini"

Taehyung berjalan pergi melewati Yuju tanpa ekspresi apapun.

"Kau terlihat bagus dengan kaki tertutup seperti itu dari pada dengan stocking balletmu. Semoga kita dapat bekerja sama"

Taehyung menepuk pundak Yuju sesaat sebelum tubuhnya jauh berjalan ke belakang Yuju.



☆ ○ ☆ ○ ☆



.



.



.



to be continued

SKYLINE | DK × YJ [✔]Where stories live. Discover now