[Sembilan Belas]

1.6K 146 10
                                    

Selamat membaca~

Kringgg ... Kringgg ...

"Hoam!!!" Seorang gadis terbangun karena dibangunkan oleh sebuah alarm miliknya yang ia atur tadi malam sebelum tidur.

Gadis itu ialah (Namakamu), dia sengaja mengatur alarmnya untuk membangunkannya pukul 5 pagi. Menurutnya, karena sekarang hari Senin jadi ia harus bangun lebih pagi.

Tidak mau berlama-lama di atas kasur tercintanya, (Namakamu) pun turun untuk mengambil wudhu'. Ia akan salat subuh terlebih dahulu, setelah itu baru mandi.

Tiga puluh lima menit kemudian ....

Setelah dirasa semua telah rapi, (Namakamu) keluar dari kamar dam turun menuju ruang makan untuk sarapan. Sebelum kakinya menginjak tangga sekilas (Namakamu) melihat Henni baru saja menutup pintu kamarnya. Tangan kirinya memegang handle pintu sedangkan tangan kanannya memegang ponsel yang ia tempelkan di telinga sebelah kanan.

Dari raut wajah Henni, yang (Namakamu) lihat seperti menahan sesuatu. Kening yang berkerut, alis yang disatukan, kedua pipi yang merah, serta hidung yang kempas-kempis. 'Marah?' tanya (Namakamu) dalam hati.

"Pagi, Hen," sapa (Namakamu) ketika Henni sudah berada di sampingnya.

"Eh, pagi, (Nam..). Sorry, gue gak liat lo ada di situ," balas Henni dengan ekspresi yang seperti merasa bersalah. Ponsel yang tadi ia tempelkan di telinganya sudah berada di saku seragamnya.

"Tadi siapa?" tanya (Namakamu) dengan mengedikkan dagunya ke arah ponsel Henni.

"Eng ... Oh, itu tadi orang salah sambung. Gue kesal, ya jadi gitu, deh," jawab Henni terbata-bata.

(Namakamu) hanya merespond dengan mulut yang ia bulatkan. (Namakamu) kembali melangkahkan kakinya untuk menuruni tangga yang sempat tertunda tadi. Sedangkan Henni mengikutinya dari belakang.

Ketika mereka–(Namakamu) dan Henni–sudah berada di ruang makan. Yang berada di sana hanyalah ada asisten rumah tangga milik keluarga (Namakamu), lantas di mana kedua orang tua (Namakamu)?

"Bi Inah? Bunda sama Ayah ke mana?" tanya (Namakamu) akhirnya, tangannya menarik kursi terdekat untuk ia duduki diikuti oleh Henni di sampingnya.

"Eh, Non (Namakamu)," ada jeda sebentar di sana, sebelum ia melanjutkan ucapannya. Bi Inah terlebih dahulu menaruh dua gelas susu putih dan dua piring kecil yang di atasnya terdapat roti berselai kacang cokelat, "Nyonya dan Tuan sedang pergi ke luar kota, Non. Menurut beliau, Nyonya dan Tuan akan menginap di sana sekitar 1 minggu."

"Ke luar kota? Kenapa Ayah sama Bunda gak ngasih tau aku dulu, ya?" tanya (Namakamu) lagi.

"Saya tidak tahu, Non." Setelah mengatakan itu Bi Inah melangkahkan kakinya ke arah wastafel untuk mencuci piring.

(Namakamu) mengambil rotinya lalu menggigitnya dan mengunyahnya. Setelah rotinya habis ia meminum susunya hingga habis tak tersisa. Sedangkan Henni, ia telah selesai sedari tadi. Sekarang Henni sedang memainkan ponselnya dalam diam.

"Hen, ayo. Udah mau jam tujuh, nanti keburu bel," ajak (Namakamu) pada Henni sebelum ia melirik jam pada pergelangan tangannya menunjuk angka 6 lewat 45 menit.

Henni menganggukkan kepalanya, lalu menaruh ponselnya kembali pada saku seragam. Kemudian, ia berdiri mengikuti (Namakamu) dari belakang yang telah mendahuluinya.

***

"Lo berdua kenapa, sih? Dari tadi gue liat kalian uring-uringan sana sini," ujar seorang cowok dengan nadanya yang terdengar sudah kesal.

Stay With Me [IDR] /SLOW UPDATE\Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang