[Enam]

3.6K 347 15
                                    

"Makasih, ya," ucap (Namakamu) ketika sampai di depan rumahnya. "Gue seneng banget hari ini."

Aldi yang melihat (Namakamu) tersenyum seperti itu hanya bisa membalasnya dengan senyuman juga. "Sama-sama. Gue seneng liat lo seneng."

"Gue turun, ya. Sekali lagi makasih," pamitnya sesaat setelah seatbelt yang memeluk tubuh mungilnya terlepas.

(Namakamu) melambaikan tangannya bersamaan dengan mobil yang dikendarai Aldi pergi dari hadapannya. Kemudian, (Namakamu) membuka pagar dan memasuki rumahnya.

* * *

Hari semakin berlalu. Berbagai canda tawa yang (Namakamu) dapatkan membuat (Namakamu) merasa hidup di surga. Hidup dikelilingi orang yang sangat (Namakamu) kagumi adalah suatu anugrah. Ah ... itu terlalu berlebihan.

Saat ini (Namakamu) sedang asyik bertukar pesan dengan cowok yang sampai sekarang masih membuatnya melambung hingga langit ke tujuh. Kata-katanya yang mampu membuat pipi para kaum hawa merona.

Kali ini kaum hawa yang beruntung adalah (Namakamu). (Namakamu) tidak henti-hentinya tersenyum manis sambil sesekali menepuk-nepuk pipinya.

Iqbaale : Besok ada acara?

Ketika membaca sebaris kalimat yang Iqbaal kirimkan sontak membuat (Namakamu) bangkit dari tidurnya dan segera membalas pesan tadi dengan kilat.

(Namakamu)AAzzahra : Nggak. Kenapa?

Ah! Gue bodoh! Kenapa harus nanya 'kenapa' sama Iqbaal? Anjir gue bego! Umpatnya dalam hati, merasa (Namakamu) sudah bodoh mengirimkan pesan balasan seperti tadi.

Iqbaale : Besok temenin gue gath di Monas, yuk? Kalo nggak mau nggak papa. Gue nggak maksa juga.

(Namakamu)AAzzahra : Mau kok mau :)

Iqbaale : Oke. Gue jemput di rumah lo besok jam 3. Dandan yang cantik 😋👍

"Mimpi apa gue semalem, ya Allah?" gumamnya sambil menengadahkan kedua telapak tangannya ke atas.

Seolah mendapatkan rezeki nomplok, (Namakamu) melompat-lompat kegirangan di atas kasur sambil berteriak gaje.

"(Namakamu)...! Kamu ngapain?" teriak Bunda dari luar kamar. Sepertinya Bunda mendengar teriakan-teriakan dari (Namakamu).

"Nggak ngapa-ngapain, Bunda!" teriaknya balik. "Gue besok pake baju apa, ya? Pake dress? Kaos? Atau ... gamis? Eh, gila aja gue ketemu Iqbaal yang ganteng kuadrat itu pake gamis."

* * *

Hari telah berganti, kini (Namakamu) dan Iqbaal sedang berada di dalam satu mobil. Tidak berdua saja tentunya, ada sopir pribadi Iqbaal yang mengendarai mobil. Keadaan saat itu sangat hening tidak ada yang memulai percakapan hanya terdengar deru mesin mobil yang memecah keheningan.

(Namakamu) sesekali melirik Iqbaal yang entah sedang apa. Sejak tadi cowok itu tampak asyik dengan ponselnya seolah dia tidak mengetahui bahwa ada orang lain di sampingnya. "Aduh!"

"Kenapa, (Nam..)?" tanya Iqbaal ketika mendengar (Namakamu) mengaduh.

(Namakamu) mengelus kepalanya sambil mengerutkan kening. "Gue tadi kepentok."

Stay With Me [IDR] /SLOW UPDATE\Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang