[Lima]

3.4K 197 3
                                    

Tugas sekolah yang menumpuk membuat (Namakamu) mau tidak mau harus mengerjakannya hari itu juga. Berhubung masih ada satu pelajaran lagi yang belum (Namakamu) kerjakan, (Namakamu) memilih untuk mengistirahatkan otaknya sejenak.

Kekuatan pelajaran fisika memang kuat. Bagaimana tidak? Dia baru saja mengerjakan lima soal sudah merasa lelah. Bagaimana dengan dua puluh soal lainnya yang belum (Namakamu) kerjakan, dan sebagian besar tidak (Namakamu) mengerti. Guru memang sangat kejam.

Line 🎶

(Namakamu) mendengar ponselnya yang berada di atas kasur berbunyi. (Namakamu) mengabaikannya sebentar, lalu milih untuk merapikan meja belajar terlebih dahulu yang penuh dengan buku-buku.

Setelah selesai, (Namakamu) berjalan ke arah kasur untuk mengambil ponselnya. (Namakamu) membuka lockscreen dan terlihat ada pesan masuk dari seseorang yang (Namakamu) yakini adalah Aldi. Ah, (Namakamu) baru ingat semalam ia sempat bertukar ID Line.

Alvaro Maldini : Hai, (Nam..). Besok ada acara?

(Namakamu)AAzzahra : Nggak tau. Emang ada apa?

Alvaro Maldini : Gue mau ajak lo jalan.

Mata (Namakamu) yang bulat semakin bulat ketika ia membaca pesan yang dibalas oleh Aldi. Dengan segera tangannya mengetikkan sesuatu dengan lincah.

(Namakamu)AAzzahra : Serius?! Bisa kok ald bisa 😅

Alvaro Maldini : Oke, gue jemput jam 4 di rumah lo, ya. See you.

"Whoaaa...!!! Ini serius demi apa?! Mimpi apa gue semalem, ya Allah!" teriak (Namakamu) kegirangan sambil melompat-lompat di atas kasur.

* * *

Hari ini tepat pada hari di mana (Namakamu) akan di ajak jalan oleh Aldi. (Namakamu) sudah mempersiapkan segalanya, dimulai dari baju hingga barang apa saja yang akan dibawanya.

Tak lupa ia memoleskan sedikit bedak ke wajahnya agar terlihat lebih segar dari sebelumnya. Dan juga, memoleskan lip balm ke bibirnya yang tipis. Rambutnya ia biarkan tergerai menutupi setengah dari punggungnya.

Setelah selesai dengan persiapannya, (Namakamu) keluar dari kamar, dan menuruni satu per satu anak tangga. Ketika sudah berada di anak tangga terakhir, (Namakamu) melihat ada seorang lelaki sedang duduk membelakanginya. Terlihat dari gerakan kepalanya, sepertinya lelaki itu sedang mengobrol dengan bundanya. Ya, Bunda sedang mengobrol dengan lelaki itu, yang tak lain dan tak bukan adalah Aldi.

Segera saja (Namakamu) menghampiri mereka berdua, lalu menepuk bahu Aldi pelan. Hal itu membuat Aldi menolehkan kepalanya ke arah (Namakamu).

"(Namakamu)nya sudah siap. Kalau begitu, Tante tinggal, ya," ujar Bunda sambil berdiri dari duduknya. "Oh iya, jangan pulang terlalu malam."

Aldi dan (Namakamu) mengangguk secara bersamaan, dan detik itu juga mereka terkekeh. "Baik, Tante. Kami pamit dulu."

(Namakamu) mencium punggung tangan Bunda, diikuti oleh Aldi di belakangnya. "(Namakamu) pergi, ya, Bunda. Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam."

Aldi dan (Namakamu) berjalan beriringan menuju mobil Aldi yang terparkir tepat di depan rumah (Namakamu). Aldi sudah bisa mengendarai mobil sendiri, dan otomatis (Namakamu) berada satu mobil dengan Aldi hanya berdua saja. Hal itu membuat jantung (Namakamu) yang sudah berdebar tidak karuan sejak tadi semakin tidak karuan lagi.

Stay With Me [IDR] /SLOW UPDATE\Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang