[Lima Belas]

1.6K 167 1
                                    

Selamat membaca~

"Bun, Ale berangkat dulu, ya," ucap Iqbaal pada Bundanya untuk meminta izin berangkat sekolah.

"Iya, iya. Hati-hati," nasihat Bunda Rike pada Iqbaal ketika Iqbaal mencium punggung tangannya yang sedikit berkeriput itu. Faktor usia.

Iqbaal berjalan menghampiri Ody, "Teh, ale berangkat," Iqbaal juga mencium punggung tangan Ody-Tetehnya-. "Assalamualaikum." salam Iqbaal sebelum membuka pintu utama untuk keluar.

Jangan tanya di mana Ayahnya. Beliau sedang ada urusan mendadak dengan client di luar kota.

***

"Hallo ...?" ucap seseorang ketika ia mendapatkan telepon dari orang yang sudah ia kenal dekat sedari lama.

"Oh ... Gue cuma butuh bantuan lo buat ngehancurin harga diri wanita berengsek itu. Gue mau lo buat dia ngerasain apa yang gue rasain dulu," ucap seseorang itu lagi dengan seringaiannya yang misterius. "Baik, lakukan dengan mulus. Kalau gagal, lo akan tau apa yang bakal terjadi kedepannya."

Seseorang tadi mengusap rambutnya yang panjang ke belakang, sambil sesekali melirik ke kanan dan ke kiri. Memastikan agar si tokoh utama yang sedang dibicarakan tidak mendengarkannya, "Gue tau, gue ini temen lo. Lo belum tau apa yang bakal gue lakuin ketemen gue, kalau temen gue berhasil bikin gue kecewa."

Seseorang tadi menoleh ke belakang setelah ia mendapati bahunya ditepuk cukup keras. Ia kaget, buru-buru mematikan sambungan telepon secara sepihak. "Ada apa (Nam..)?"

"Lo lagi nelepon siapa?" tanya (Namakamu).

"Eeee ... Ini, temen. Temen gue waktu di bandung," jawab Henni gugup. Ya ... Seseorang yang sedang menelpon tadi adalah Henni.

(Namakamu) mengangguk. Setelah itu ia menarik lengan Henni, "Yuk, pulang. Kita udah dijemput."

Henni tersenyum canggung, lalu mengangguk. 'Fuh ... Kayaknya (Namakamu) gak denger apa yang gue omongin tadi. Baguslah.'

***

"Iqbaal, liat ini," perintah seorang perempuan kepada Iqbaal.

"Apa ini, Zid?" tanya Iqbaal kepada seorang perempuan tadi. Ya ... Dia Zidny, sahabatnya.

"Undangan," jawab Zidny dengan menatap dalam mata Iqbaal, yang ditatap hanya melihat dengan menautkan kedua alisnya ke dalam.

"Undangan apa?" tanya Iqbaal lagi.

"Masa lo gak tau. Ini undangan ulang tahunnya Namira. Dia juga ngundang gue." terang Zidny.

"Terus apa hubungannya sama gue? Yang diundang kan lo," alis Iqbaal semakin menaut ke dalam.

"Ish ... Yang diundang emang gue. Tapi, kan lo juga sahabatnya Namira dan lo sahabat karibnya Ojan. Masa lo gak mau dateng ke ulang tahun pacar sahabat sendiri."

"Ooo," Iqbaal hanya ber-oh ria.

"Iqbaal ...." rengek Zidny.

"Apa lagi?" tanya Iqbaal malas.

"Gak peka banget, sih." gerutu Zidny dengan suara pelan.

Stay With Me [IDR] /SLOW UPDATE\Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang