[Enam Belas]

1.5K 169 5
                                    

Selamat membaca~

Setelah menempuh waktu kurang lebih 15 menit, kini Iqbaal dan (Namakamu) telah sampai di tempat tujuan.

Mereka memasuki rumah bernuansa putih yang sederhana. Rumah bertingkat dua ini hanya dihuni oleh empat orang. Diantaranya adalah Ayah Namira, Ibu Namira, Kakak Namira, dan tentu dengan Namira pula.

"Hai," sapa Iqbaal kepada seorang gadis cantik yang memakai dress putih selutut dengan senyuman menawannya.

"Hai, Iqbaal, (Namakamu)?" tanya gadis tadi ketika ia bertatap muka dengan (Namakamu).

(Namakamu) mengulurkan tangannya, "(Namakamu)."

Gadis tadi tersenyum sebelum membalas uluran tangan dari (Namakamu), "Namira."

"Eh, Mir, sorry kita telat. Tadi ada masalah sedikit di jalan," ucap Iqbaal.

"Amir lagi," Namira memutar bola matanya sebal. "Gak apa-apa. Yuk, masuk. Acaranya sebentar lagi dimulai."

Iqbaal menggandeng lengan (Namakamu) mengajaknya untuk masuk mengikuti Namira. Iqbaal semakin mengeratkan gandengannya ketika ia merasakan lengan (Namakamu) bergetar, "Hei, kamu gak usah takut. Mereka gak bakal gigit kok."

(Namakamu) menatap dalam mata Iqbaal, "Aku bukan takut. Aku malu tau, semua yang ada di sana temen-temen kamu."

"Kamu gak usah malu, kan ada aku. Santai aja, Ok?" bujuk Iqbaal.

(Namakamu) mengangguk lalu tersenyum.

Mereka beriringan berjalan memasuki rumah Namira. Di dalam sudah ramai tamu undangan. Ada yang sedang bercanda, mengobrol, bahkan ada yang sedang berselfie ria.

Iqbaal mengajak (Namakamu) untuk bergabung ke kelompok orang yang sedang berselfie. "Ke sana yuk, (Nam..). Aku kenalin sama temen-temen aku."

Lagi-lagi (Namakamu) hanya bisa mengangguk menuruti ke mana Iqbaal mau.

"Hei!" seru Iqbaal ketika sudah berada di hadapan teman-temannya.

"Eh, hei Iqbaal!" seru balik teman Iqbaal yang terlihat lebih berisi dari Iqbaal. Yang (Namakamu) tahu namanya Rafli.

"Kenalin, nih, ini (Namakamu)," ucap Iqbaal memperkenalkan (Namakamu) kepada teman-temannya.

Sebagian dari mereka memasang senyum termanis yang mereka punya kepada (Namakamu). (Namakamu) pun membalasnya dengan senyuman manis pula.

Tetapi ada satu orang yang menarik perhatian (Namakamu). Zidny, gadis itu menatap (Namakamu) seperti menatap musuh yang sudah lama tidak bertemu. Sangat tidak bersahabat.

(Namakamu) menatap Iqbaal, dia sedang mengobrol dengan Danu, temannya. (Namakamu) sontak menoleh ke kiri ketika ia mendapat bahunya ditepuk oleh seseorang.

"Hai, salam kenal,"

"H-hai, salam kenal juga,"

"Bahagia sama Iqbaal, ya. Jangan sia-siain dia. Lo bakal tau apa akibatnya."

"Apa maksudnya?" gumam (Namakamu) setelah melihat Zidny pergi dari hadapannya.

***

"Lo pergi ikuti (Namakamu) sekarang," perintah seorang gadis dengan tegas.

"Kemana mereka pergi?" tanya lawan bicara dari gadis tadi.

"Ikuti saja dia. Jangan banyak bicara,"

"Baik." ucap lawan bicara tadi sebelum ia melangkah pergi meninggalkan gadis tadi sendiri dengan membawa motornya, mengikuti kemana (Namakamu) dan Iqbaal pergi.

Stay With Me [IDR] /SLOW UPDATE\Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang