Part 40 - Chasing You

333K 20.4K 2.9K
                                    

What if ~ Kate Winslet.

***

"Seharusnya kau tidak perlu bekerja dulu, Re. Bukankah kau baru saja keluar dari rumah sakit sebulan lalu?" Daniel seperti biasa datang siang itu lalu duduk di ujung meja Rayhan.

"Kau terlalu berlebihan, Niel. Aku merasa baik-baik saja dan dokter beserta terapisku juga mengatakan bahwa aku sudah boleh melakukan aktifitas kembali dalam batas-batas tertentu." sahut Rayhan sambil merengut. Sejak pagi ia sudah bosan mendengar nasehat yang sama dari orang-orang yang bekerja di kantor itu.

"Tapi kau hampir saja kehilangan nyawa, Re!!" Budi menatapnya dengan mata berkaca-kaca. "Saat aku mendengar kabar kau masuk rumah sakit, aku merasa syok. Kupikir kau keracunan makanan yang kubuatkan siang itu. Tapi ternyata kau tertembak. Aku merasa lega." Budi mengelus dadanya.

Daniel dan Rayhan memandang Budi berbarengan dengan takjub seakan melihat makhluk langka.

"Maksudku aku lega kau sudah berhasil selamat, Re. Maaf, aku tidak pintar berkata-kata." Budi tersenyum lebar menampakkan giginya.

"Sean sudah tahu kau bekerja hari ini?" tanya Daniel.

"Belum. Tapi kurasa itu bukan hal yang harus kulaporkan padanya. Aku hanya karyawan biasa." sahut Rayhan santai.

"Sean tidak akan suka ini."

"Sean adalah orang yang profesional. Jika aku adalah karyawan maka ia pasti akan menganggapku karyawan."

"Kaupikir begitu ya?" Daniel mengucapkan hal itu sembari tersenyum penuh tantangan.

"Tentu!" Rayhan balik memandangnya dengan kesal. Ia berdiri sambil mengambil beberapa kertas pekerjaannya.

"Terakhir kali kau mengatakan ingin menemui Angela, tapi kenapa aku mendapati hari ini kau ada di posisi semula?"

Semenjak pulang dari rumah sakit, Rayhan memang meneruskan kegiatan rutinnya. Angela sempat menjenguknya beberapa kali saat sedang rawat inap, tapi banyak orang yang juga menjenguknya dan Rayhan merasa bersyukur sehingga mereka berdua tidak pernah mendapat kesempatan untuk berbicara secara pribadi. Setelah itu Angela jarang berkunjung karena disibukkan oleh urusan persidangan kasus percobaan pembunuhannya.

"Kurasa itu tidak perlu karena sekarang ia sudah dalam posisi yang aman. Tania dan ayahnya sudah dipenjara sehingga tidak akan membahayakan Angela. Lagipula pengadilan juga sudah mengabulkan gugatan ceraiku terhadap Tania."

Pengacaranya beberapa waktu lalu memang menghubunginya juga untuk mengabarkan berita penting tersebut. Tampaknya keputusan pengadilan yang berubah ini ada kaitannya dengan kasus yang terjadi.

"Jadi kau tidak akan melamar Angela seperti tujuanmu dulu setelah berhasil bercerai dengan Tania?"

"Aku tidak pernah mengatakan akan melamarnya!" Rayhan merasa terkejut Daniel bisa mengetahui hal itu sehingga ia sontak berbalik.

"Kau pernah mengatakannya padaku pada malam saat kau sedang mabuk setahun silam." sahut Daniel santai.

"Aku tidak mengatakannya." sanggah Rayhan. Tapi ia juga mulai ragu.

"Yes, you did."

"Benarkah?"

"Hm." Daniel mengangguk.

"Oh, sial." Rayhan berbalik kembali dan menyibukkan dirinya mencari sesuatu di file kabinet.

Budi hanya tertawa. "Ada apa denganmu, Re? Kenapa kau tidak melamarnya saja? Angela pasti akan senang menerima lamaranmu. Bukankah sejak dulu ia mengejarmu dengan agresif layaknya stalker hingga membuat kita semua takut?"

(END) RAYHAN AND ANGELA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang