Part 29 - Crazy

255K 17.4K 1.9K
                                    


"Penurunan harga bahan bakar ini sebenarnya tidak terlalu mempengaruhi produksi kita. Tapi banyak agen-agen yang akan mengeluh jika mereka masih memiliki stok barang lama sementara harga kita turunkan." ayahnya memulai pembicaraan di meja makan pagi itu seperti biasa dengan pekerjaan.

"Jadi apa yang akan Papa lakukan?" tanya Rayhan. "Kemungkinan besar Papa pastinya tetap akan menurunkan harganya, bukan? Mereka hanya akan mengalami kerugian untuk sesaat. Kita tidak mungkin tidak menurunkannya karena kita juga memiliki pesaing."

Entahlah, Re. Papa juga berpikiran sama, tapi nanti kita kaji ulang setelah rapat direksi dan pemegang saham." sahut ayahnya lagi.

Rayhan hanya mengangguk-angguk.

"Oiya, Re. Bisnis properti kita mungkin tidak akan terlalu sibuk beberapa hari ini karena arsitek yang kita sewa masih merancang ulang rencana tahap duanya."

"Baiklah. Jadi aku tidak perlu meninjau pekerjaan mereka hari ini?" Rayhan menyelesaikan sarapannya karena ayahnya juga sudah berdiri dan akan berangkat.

"Tengok saja sebentar." perintah ayahnya.

Rayhan kembali mengangguk dan menaiki tangga. Sesampainya di atas, ia membuka pintu kamarnya dan masuk.

Terlihat Angela tersedak roti.

"Uh!! Kakak!! Kau membuatku terkejut. Kukira Papa." Angela mengelus dadanya. "Kunci pintumu, Kak!" lanjutnya dengan raut wajah cemas.

"Papa sudah berangkat, Angela. Tadi aku baru saja me..."

"Pokoknya kunci saja!" potong Angela. "Bisa saja ia belum berangkat dan tiba-tiba masuk kema..."

"Baik...baik..." Rayhan akhirnya mengalah dan mengunci pintu kamarnya menuruti perintah Angela. Setelahnya, ia berjalan menuju jendela dan menyingkap sedikit tirai untuk melihat keluar. "Mobil Papa sudah keluar halaman rumah."

"Bukan hanya Papa yang bisa masuk kemari, tapi juga pengurus rumah. Di mana aku harus menaruh mukaku jika ditemukan di kamarmu oleh mereka? Apalagi dalam kondisi seperti ini!" gerutu Angela sambil menunjuk dirinya sendiri.

Angela memakai kemeja putih Rayhan yang ia ambil sendiri dari lemari tanpa ijin. Meski Angela tidak memiliki perawakan mungil tapi tubuh rampingnya membuat kemeja itu kedodoran. Dan gadis itu duduk santai berselonjor menjulurkan kakinya di sana...di atas sprei tempat tidur Rayhan yang berwarna putih. Rambutnya acak-acakan tapi anehnya itu sangat menarik.

Ia terlihat seksi.

Bagaikan malaikat nakal yang datang untuk menggoda.

Oh, shit...Mengapa ia tidak menyadari betapa menariknya Angela sejak dulu?

Gaun dan beberapa potong dalaman Angela tersampir di kaki tempat tidur dengan rapi. Dari situ, ia tahu Angela tidak memakai apapun di balik kemejanya dan tanpa sadar hal itu membuat ingatan Rayhan kembali melayang pada kejadian tadi malam. Ia bercinta dengan Angela. Berkali-kali malah.

Rayhan sempat merasa ragu-ragu pada awalnya. Ia masih belum percaya apakah yang dialaminya saat itu nyata atau hanya halusinasi semata. Tapi Angela menciumnya kembali dengan liar, menarik kemejanya hingga beberapa kancingnya terlepas seakan tidak sabar untuk mempertemukan tubuh telanjang mereka lalu menindihnya di tempat tidur. Setelahnya Rayhan tidak peduli atau memikirkan apapun lagi. Ia menyambut Angela yang memang setiap saat ia inginkan namun tak bisa ia raih karena terhalang janji yang ia ucapkan.

Angela masih tertidur pulas saat Rayhan bangun di pagi hari dan masih belum terbangun juga setelah ia mandi dan berpakaian. Akhirnya ia meninggalkan Angela yang masih terlelap bersama nampan berisi sarapan yang ia ambilkan diam-diam di dapur. Rayhan sempat menatapnya sejenak di tempat tidur sebelum turun untuk sarapan bersama ayahnya. Angela yang biasanya temperamen jika dalam keadaan biasa, terlihat tenang dalam tidurnya yang damai. Ia mengecup pipi Angela dan gadis itu tanpa sadar mengerang kesal karena terganggu. Sungguh menggemaskan.

(END) RAYHAN AND ANGELA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang