Part 35 - If Life is so Short

247K 19.2K 2K
                                    

"Terakhir, aku ingin menyampaikan bahwa pembacaan surat wasiat selanjutnya bersifat pribadi sesuai permintaan Tuan Pramoedya sehingga semua orang terkecuali yang namanya disebutkan di dalam wasiat, harap meninggalkan ruangan."

Pernyataan itu tentu saja membuat ruangan mulai semakin berisik dengan gumaman dari orang-orang yang menyatakan keheranan. Satu per satu dari mereka meninggalkan ruangan termasuk Daniel yang hanya menepuk-nepuk bahu Rayhan dengan raut wajah prihatin. Daniel tahu bahwa dirinya syok mendengar kenyataan itu.

Setelah hanya tinggal mereka bertiga yang ada di ruangan tersebut, Rayhan yang sudah menahan kesabarannya sejak tadi langsung maju dan merampas map yang tadinya dibacakan oleh notaris. "Ini semua tidak masuk akal! Almarhum Papaku pasti hanya bergurau bukan?!" geramnya tak sabar sambil membuka map. "Mana hasil tes DNA itu?!"

"Mungkin anda tidak menyetujui pembagian itu, tapi..."

"Aku tidak membicarakan tentang pembagian warisan sialan itu! Aku membicarakan tentang tes DNA!" bentak Rayhan.

"Re!! Tenangkan dirimu!!" Ibunya ternyata telah menghampirinya sejak tadi dan kini ia mengguncang bahu Rayhan.

"Aku tidak akan bisa tenang, Ma!! Aku tidak bisa tenang sebelum aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bukti yang menyatakan bahwa..." Rayhan menoleh pada Angela yang masih duduk di kursinya dengan tatapan kosong. Tampaknya Angela juga belum bisa pulih dari keterkejutannya.

"Bahwa Angela memiliki hubungan darah denganku..." dengan berat hati akhirnya Rayhan mengucapkan kalimat itu pelan-pelan.

Ibunya memejamkan mata dan masih mencengkeram bahunya. "Re....ada sesuatu yang harus kauketahui...." dengan terbata-bata ia mengucapkannya sehingga Rayhan mengerutkan kening. "Angela....bukan adik kandungmu."

Rayhan kebingungan. Ibunya mengatakan Angela bukan adik kandungnya. Tadi kuasa hukum ayahnya menyebut bahwa Angela adalah anak kandung ayahnya.

"Apa itu berarti hasil tes DNA itu tidak ada?" tanya Rayhan. "Bahwa berita tadi tidak benar?" Rayhan sangat berharap bahwa ibunya akan mengiyakan.

"Tes DNA itu benar. Angela memang anak kandung Ryan." Ibunya membuka mata dan menatapnya tajam.

"Lalu kenapa Mama mengatakan kalau Angela bukan...Oh,Tuhan..." sekelebat kesimpulan mulai memasuki pikiran Rayhan akibat perkataan ibunya. Jika ibunya mengatakan ia tidak memiliki hubungan darah dengan Angela sedangkan tes DNA itu benar, hanya ada satu kemungkinan....

Dan itu adalah...

"Apakah yang kupikirkan sekarang benar, Ma?" Rayhan menatap ibunya tak percaya.

Ibunya menatap Rayhan balik dengan sedih. Mereka berdua saling bertatapan. Ibunya lalu memalingkan tubuh dan meminta sesuatu pada notaris. Notaris itu memberikan sepucuk surat padanya.

"Di dalamnya ada surat yang ditulis oleh Ryan untukmu jauh-jauh hari. Dan juga....salinan surat keterangan adopsimu dari panti asuhan..." ibunya mengucapkan hal itu dengan terbata-bata sambil menyerahkan surat dalam amplop tersegel padanya.

Rayhan menerima surat itu pelan-pelan dan melihat tangan ibunya gemetar.

"Maka dari itu Ryan menyuruh semua anggota keluarga keluar dari ruangan ini, Re...Ryan tidak ingin semua orang tahu dan kau mendapat malu...Ia hanya ingin ini diketahui oleh kita bertiga..."

Rayhan mundur selangkah sambil menggelengkan kepala. "Mengapa kalian tidak memberitahukan padaku hal ini sejak lama?" tanyanya pilu.

"Mama ingin memberitahukannya padamu, tapi Ryan sudah membuat Mama berjanji. Ia ingin tetap membuatmu menganggapnya ayah agar kau tidak menjauh darinya...."

(END) RAYHAN AND ANGELA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang