Part 22 : Messed Everything

1.1K 67 11
                                    

Aku membanting tasku di atas tempat tidur dengan sangat kasar. Aku tidak tahu, aku merasa sangat kacau saat ini. Kubaringkan tubuhku di tempat tidur dengan posisi telungkup, memendamkan wajahku pada bantal. Ingin menangis, tapi untuk apa? Menangisi Zayn? Ia bahkan tak pantas aku tangisi. Menangisi Justin? Apa hakku untuk menangisinya? Dan kenapa pula aku menangis karenanya? Ingin marah, kesal, dan berteriak-teriak, tapi aku terlalu lemas untuk melakukannya. Aku bingung. Aku lelah, lelah dengan semua drama kehidupan ini. Rasanya ingin menghilang saja dan tak kembali lagi ke dunia. Aku mau hidup tanpa beban. Bahagia disetiap harinya. Tapi aku tahu hal seperti itu pasti mustahil. Memikirkan semua itu, akhirnya air mataku mengalir lagi. Kenapa hidup begitu berat, Tuhan?

Tak tahu lagi harus berbuat apa, aku putuskan untuk tidur saja. Siapa tahu setelah bangun nanti, semuanya berubah. Mungkin kejadian tadi itu semua bukanlah kisah nyata, melainkan mimpi panjang yang menyakitkan.

--------

Perrie membuka pintu kamar Asramanya. Ia melihat Autumn yang sedang tertidur pulas. Autumn sudah berada di kamar? Sejak kapan? Dia bolos pelajaran? Tumben sekali. Apa dia sedang tidak enak badan? Pikir Perrie dalam hati. Ia heran kenapa masih tengah hari seperti ini Autumn sudah kembali ke Asrama. Padahal kelas masih berakhir dua jam lagi. Perrie mengabaikan rasa herannya, dan membuka pintu lemari bajunya. Ia kembali ke kamar hanya karena ingin berganti baju. Sekujur tubuhnya basah kuyup setelah menyelamatkan Zayn tadi, mana mungkin ia melanjutkan pelajaran dengan kondisi seperti itu. Perrie memilih pakaian yang akan di kenakannya, lalu menggantinya. Ia mengeringkan rambutnya sejenak menggunakan hairdryer. Setelah selesai, ia kembali menuju kampus, memasuki kelas berikutnya.

***

Sudah pukul 4 sore. Aku baru membuka mataku. Hm, Lama juga aku tertidur. Ya, pasti karena sangat lelah. Lelah hati dan pikiran. Harapanku sebelum tidur tadi tidak menjadi kenyataan. Aku masih merasa bahwa kejadian hari ini memanglah kisah nyata, bukan mimpi buruk. Aku mendudukkan diriku dan bersandar pada kepala kasur di belakangku. Kulihat Demi dan Perrie memasuki kamar bersamaan. Aku menghela napas beratku. Harus melihat orang yang paling aku benci lagi? Sekarang rasa mualku sudah dipuncak. Bahkan melihat wajahnya saja aku sudah tidak sudi.

“Hey, Autumn, sudah lebih dulu selesai kuliah rupanya.” ujar Demi sambil meletakkan tasnya di meja.

“Aku bahkan sudah melihat Autumn tertidur pulas sejak siang tadi.” sahut Perrie. Hah, mendengar suaranya saja telingaku gatal.

Aku tidak mengeluarkan sepatah katapun. Malas sekali.

“Kau sedang tidak enak badan, ya?” tanya Perrie.

Bukan hanya badan yang tidak enak! Hati, pikiran, hidupku pun rasanya sudah tidak enak sama sekali! Sudah basi! Aku muak mendengar pertanyaan Perrie yang seolah-olah peduli kepadaku. Aku tidak perlu rasa pedulimu! Urusi saja lelaki tukang selingkuhmu itu! Aku masih tidak mau menjawab.

“Benar kau sedang sakit, Autumn?” kini Demi yang bertanya. Aku hanya menggeleng. “Sungguh?” Demi mendesakku.

“Ya. Aku tidak apa-apa, tenang saja. Hanya lelah. Tapi aku sudah beristirahat, dan kurasa itu sudah cukup.” jawabku akhirnya.

“Baiklah. Syukur kalau begitu.” tanggap Demi.

“Autumn, kau tahu tidak? Tadi Zayn-“

“Ya, aku tahu! Aku SANGAT tahu! Dan bagaimana rasanya? Enak, huh?” tukasku memotong pembicaraan Perrie. Apa-apaan dia? Ia ingin menceritakan kejadian menjijikan itu padaku? Apa otaknya sudah benar-benar tidak berfungsi? Aku tak tahan lagi menahan amarah. Kurasa aku akan meledak sekarang.

“Apa maksudmu?” tanya Perrie. Apa maksudku? Jelas ia tahu sekali apa maksudku! Berpura-pura bodoh. Menjadi bodoh betulan, tahu rasa dia.

“Sudahlah. Jika kau menginginkannya, ambil saja dia! Aku tidak butuh! Dan aku juga tidak membutuhkanmu lagi! Mulai saat ini, jangan pernah kau anggap lagi aku sebagai sahabat. Karena apa? Aku tak sudi bersahabat denganmu!” benarkan? Emosiku meluap.

Unexpected (Completed)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon