Part 20 : Mistakes (1)

1.2K 72 6
                                    

iPhone Perrie berbunyi, melantunkan lagu “Here’s To Never Growing Up” by Avril Lavigne, tanda ada telepon yang masuk. Segera Perrie menerima telepon itu, ternyata dari Demi.

“Peeeeeeeerrie!!!” Demi menyapa tanpa sempat Perrie berkata “hallo” padanya. Memang kebiasaan Demi selalu jika menelepon sahabatnya.

“Hai, Dem! How are you? Miss you sooo!” seru Perrie.

“Mee too! I’m good! How’s yours?”

“I’m fine. What’s up, honey?”

“Seperti yang aku katakan di pesanku yang kukirimkan padamu, aku ingin memberitahumu sesuatu.” jawab Demi.

“Oh, bagus, seharian ini aku memikirkannya, kau tahu? I’m curious! Tell me, what’s that?”

“Siap-siap menganga ya! Haha..” goda Demi.

“Ayolah, katakan saja! Aku penasaran!” tagih Perrie.

“Ada dua hal. Yang pertama, kita-si anti-popular—tidak akan lagi di sebut seperti itu. Karena kau tahu? Kami-dengan One Direction- berdamai.” ungkap Demi.

“What? Bagaimana bisa?” Perrie terkejut.

“Sebenarnya ceritanya panjang, tapi, baiklah akan aku ceritakan…” Demi mulai menceritakan semua kejadian yang menimpa Autumn waktu itu. Demi menceritakannya dengan inti yang sama dengan yang Autumn ceritakan pada mereka semua. Maksudnya, tidak ada yang dibuat-buat atau dibesar-besarkan. Semua yang Demi jelaskan, berdasarkan fakta yang keluar dari mulut Autumn.

“Wow, mereka menakjubkan! Mereka pahlawan! Haha. Kalau begitu, aku pun setuju untuk tidak lagi bersikap kasar pada mereka.” tanggap Perrie.

“Ya, semua juga berkata begitu. Dan kau tahu berita yang kedua?”

Perrie menggeleng di balik teleponnya. “Tentu saja tidak. Memang apa?”

“Sejak malam itu, Zayn dan Autumn resmi berpacaran! Mengejutkan, bukan? hahaha.” tukas Demi.

DEG!

Refleks, Perrie membuka mulutnya. “A-apa? Be-berpacaran?” ucapnya pelan.

Lemas. Tenggorokannya tercekat mengatakannya. Kini ketakutannya akhirnya menjadi nyata. Autumn akhirnya menerima cinta Zayn. Hal yang tak pernah terpikirkan oleh Perrie sebelumnya. Ia kira Autumn takkan pernah bisa menyukai Zayn. Tapi ia salah, sekarang kedua orang itu sudah menjadi sepasang kekasih, dengan dirinya kini tertinggal di dalam luka. Padahal, ialah orang yang pertama memendam rasa pada Zayn. Namun, apa kenyataan yang didapatnya? Keperihan hati tak berujung yang diakibatkan oleh sahabat karibnya sendiri.

“Yap! Akhirnya Zayn berhasil membuat Autumn suka padanya. Ya, sebagai sahabat, aku senang mendengarnya. Kemarin pun mereka berdua terihat seperti sepasang kekasih yang sangat bahagia. Kalau menurutmu bagaimana?”

Perrie bergeming. Terlalu sakit untuk mengeluarkan jawaban. Masih belum bisa menerima kenyataan yang sudah terjadi. Tapi sejujurnya ia ingin sekali menjawabnya dengan berteriak ‘Menurutku itu sama sekali tidak bagus! Aku tidak bisa terima! Zayn harusnya menjadi milikku, bukan Autumn!’ dan langsung membanting iPhone-nya. Namun, itu hal yang terlalu mustahil untuk dilakukan.

“Perrie? Kenapa diam saja? Kau tidak senang ya?”

“Ah-apa? Tidak senang? Tidak, aku.. aku senang, kok. Ehm, Demi maaf aku harus menyudahi pembicaraan kita. Ada hal yang harus aku kerjakan. Sudah dulu, ya! Bye!” Perrie memutuskan sambungannya, sebenarnya suaranya sudah terdengar sedikit parau. Berharap Demi tidak menyadarinya.

Diujung sana, Demi menatap layar iPhone-nya dengan pandangan aneh. “Ada apa dengan Perrie? Buru-buru sekali.” ucapnya sendiri, lalu mengangkat kedua bahunya.

Unexpected (Completed)Where stories live. Discover now