Part 11: Elounor Broken Up

1.5K 83 10
                                    

Santapan makan malamku sudah habis. Aku benar-benar merasa lapar tadi. Lagi-lagi hariku terasa berat. Aku jadi heran, kenapa tak pernah sehari pun aku terbebas dari hal-hal aneh yang menyebalkan? Apakah sudah terukir permanent di keningku 'everyday is gonna be your suck days'? No! Jangan sampai seperti itu. Aku yakin suatu saat nanti hari-hari indahku akan datang sendiri. Ya, tak selamanya badai menerpa, bukan? Aku selalu percaya itu. Walaupun aku sendiri tidak tahu kapan hari itu tiba, tapi firasatku mengatakan takkan lama lagi. 

Seperti biasa makan malamku ditemani oleh sahabat-sahabat cantikku, Selena, Demi, Eleanor, Miley, dan juga Perrie. Mereka sedang duduk di sekitarku sekarang. Santapan mereka juga sudah habis. Saat ini Demi sedang heboh menceritakan hukuman-hukuman yang seharian penuh ini kita jalani. Tanggapan dari yang lainnya ya seperti, tertawa, "benarkah?", "Oh My God!", tertawa lagi, "Oh..", "What?" yea something like that. Aku tidak ikut bercerita, malas. Cuma mendengarkan saja seperti yang lainnya.  

"Untung saja kakiku benar tidak patah." tutur Demi ketika ceritanya memasuki episode kakinya terkilir.  

"Tapi Niall hebat juga bisa langsung menyembuhkan kakimu itu." tanggap Eleanor.  

"Ya, benar juga. Mungkin dia pakai mantra." terka Demi.  

"Hush, kau ini! Kau kira dia penyihir?" sanggah Selena. Kami tertawa.  

"Oh ya. Demi, kau merasa tidak kalau Niall memberi perhatian lebih padamu?" tanyaku. Aku jadi ingat tatapan Niall ketika mengetahui Demi terjatuh.  

"Apa maksudmu? Semua juga khawatir kan?" sahut Demi.  

"Ya memang. Tapi maksudku, pandangannya padamu itu lain dari pada yang lain." ungkapku.  

"Kau ini sebenarnya berpikiran apa, Autumn?" sambung Perrie. 

"Aku berpikir bahwa Niall menyukai Demi." ucapku langsung ke pernyataan sesungguhnya.  

"Apa?! Tidak mungkin! Mengapa pula kau berpikir begitu?" sangkal Demi.  

"Ya karena tatapannya padamu itu. Coba jelaskan padaku, kenapa pada saat kau menolongku di perpustakaan waktu itu kau membawa Niall?"  

"Aku tidak membawanya! Enak saja. Aku kan sudah bilang dia membuntutiku."  

"Kenapa dia membuntutimu?" tanya Miley.  

"Mana aku tahu. Dia bilang sih, karena tidak mau membiarkan seorang gadis berjalan dikegelapan sendirian. Ugh, aku jadi muak mengingatnya. Berlebihan sekali!" jawab Demi.  

"See? I think I'm right. He's have a crush on you, Demi." simpulku.  

Eleanor, Miley, Selena, dan Perrie tertawa mendengarnya. "Autumn, I hate you." ujar Demi. Aku tahu dia bercanda.  

"What? Aku hanya mengatakan apa yang ada dipikiranku." tukasku.  

"Ya, ya, whatever. Jika kau benar pun aku tidak peduli." sahut Demi. Aku sedikit tertawa. "Lagi pula, Autumn, tidak usah kau susah-susah memikirkan perasaan Niall padaku. Kau pikirkan saja Malik dan Bieber-mu itu. Mereka sedang mencoba mendekatimu, kan? Jangan kau pikir aku tidak tahu bahwa tadi selama bersih-bersih kedua lelaki itu memandangimu layaknya kau adalah seorang bidadari turun dari kayangan yang sedang menyapu."  

Aku tergelak. Jadi Demi menyadarinya juga? Aku putarkan kedua bola mataku. Dua orang itu lagi disebutkan. Mungkin yang Demi katakan benar, mereka berdua berusaha mendekatiku. Tapi aku tidak peduli dan takkan pernah menganggap mereka begitu. Membuat bulu kudukku berdiri saja. Tidak bisa membayangkan jika benar kedua orang itu punya perasaan padaku. Oh My God, no, I won't imagine it. 

"El, akhir-akhir ini aku jarang melihatmu dengan Louis?" Perrie mulai membicarakan topik lain. Kulihat ekspresi Eleanor berubah. Tidak bisa kubaca. Apakah ia sedang ada masalah dengan Louis?  

Unexpected (Completed)Where stories live. Discover now