Tawa Vanessa menggelegar memenuhi seluruh Ruangan di Cafe ini tapi tiba-tiba tidak bertahan lama, Tera mengejutkan Vanessa akan pemandangan yang ada di depan Mata mereka.

Yaitu seorang Laki-laki yang baru saja dibincangkan oleh kelimanya muncul bersama seorang Perempuan cantik berambut Hitam.

Perempuan itu cukup menarik jika diperhatikan oleh kelimanya dan nampak serasi juga jika jalan bersama sosok Lelaki yang baru saja dibicarakan.

"Itu bukannya Nathan ya?" celetuk Syava yang membuat Vanessa menghentikan aktivitas nya meminum secangkir Latte favorit nya.

Vanessa sempat tersedak hingga mengharuskan Wanita itu mengelap sekitar area Bibirnya yang belepotan terkena Latte.

Vanessa menatap dari kejauhan, Lelaki simpanannya yang selalu berada di atasnya setidaknya tiga kali dalam sehari berbincang dan bercanda dengan Perempuan itu.

Entah apa yang mereka bicarakan tapi yang jelas Vanessa tidak menyukai.

"Eng ing eng, ada yang mulai cembokuuur." Divana menyindir Vanessa yang memang mulai menunjukkan raut Wajah ketidaksukaannya.

Wanita itu menghembuskan napasnya kesal dan secepat kilat dia meraih Ponsel dari dalam Tasnya untuk menelepon seorang Nathan.

"Gue gak mau ikut-ikut!" tambah Tera.

Dia sudah mulai melihat Wajah Vanessa memerah karena kesal dan marah.

Keempat Sahabat Vanessa merasa jika Vanessa memiliki sebuah rasa dibalik aktivitas seksual yang dijalani oleh Vanessa bersama Nathan selama ini.

Tapi Vanessa selalu menolak pernyataan itu karena Vanessa merasa memang tidak sedang merasakan hal lain selain kebutuhan seksualnya yang harus dipenuhi oleh sang bawahan.

Perjanjian hitam diatas putih itu pun telah dibuat sesuai kesepakatan keduanya.

"Diem lo pada!" Vanessa tidak suka dengan sindiran yang dilayangkan oleh Divana dan Tera kepadanya.

Berkali-kali Vanessa mencoba menelepon Nathan tapi Lelaki yang dilihatnya sedang duduk berdua bersama Perempuan itu tidak mengangkat.

Vanessa mulai berpikir apakah Nathan memang sengaja melakukannya dengan tidak mengangkat Telepon darinya karena tidak ingin diganggu atau Nathan tidak mendengar ada Telepon yang masuk.

"Shit! I see the bitch near him! Arrgh!" Vanessa menggeram kesal hingga ia membanting Ponselnya ke Lantai.

Suara Ponsel yang hancur itu sampai terdengar di Telinga seorang Nathan dan Perempuan di sampingnya.

Sontak kini Nathan terfokus melihat ke arah Vanessa yang sedang amat kesal.

Kilatan Mata Vanessa seakan menusuk masuk sampai menembus Kornea miliknya.

Nathan mulai kebingungan, ia ingin menghampiri Bos Besarnya itu tapi ia takut.

Dalam batinnya, Nathan mulai berpikir apa yang terjadi sampai Vanessa membanting Ponselnya hingga hancur dan kemudian tidak lama Vanessa beranjak dari Meja lima puluh empat meninggalkan semua Sahabatnya begitu saja

***

Sepanjang perjalanan hingga mencapai Kantor, mood  yang dimiliki oleh Vanessa memburuk.

Dia enggan melakukan apapun selain menghancurkan Kertas-Kertas yang ada di Mejanya.

Kini, seluruh ruangan menjadi penuh dengan Sampah bekas Kertas yang dihancurkan oleh sang Pemilik.

Tok tok tok

Suara Pintu diketuk terdengar oleh Vanessa. Wanita itu menyuruh orang di luar sana untuk masuk.

"Maaf Bu Vanessa, ada yang ingin bertemu."

"Siapa?"

"Pak Nathan, Bu!"

Sekretaris Vanessa bernama Tiara memberitahu Vanessa jika Nathan ingin menemuinya karena Jam memang sudah menunjukkan pukul sebelas siang, waktu untuk Nathan menjalankan kewajibannya memberikan kepuasaan untuk Vanessa.

"Saya lagi tidak ingin diganggu. Bilang saja sama dia kalau ingin bertemu saya, saya tunggu selepas jam pulang kerja!"

"Baik Bu."

Tiara enggan mencari masalah dengan Bos Besarnya itu karena perintah seorang Vanessa tidak bisa dibantah oleh semua orang.

Vanessa memang nampak arogan tapi sebenarnya dia baik dan berhati Malaikat kepada semua Karyawannya.

Vanessa berada dalam kondisinya yang buruk, oleh karena itu dia enggan menemui Nathan terlebih dahulu.

Sebab bagi Vanessa, aktivitas bercinta dengan Nathan haruslah dalam kondisi terbaik agar dia bisa menikmati setiap saat sentuhan seorang Nathan.

"Siaaal, Argh!"

***

To be continue

***

Surabaya, 03 September 2016 ; 10.13 WIB

Salam,

Denz91 ^_~

Survive (Complete)On viuen les histories. Descobreix ara