Chapter - 07

9 0 0
                                    

Pict of Jack Gilinsky as Ricky.

Chapter 7

Aroga W. H. : Pagi Al! Mau sekolah ya?

Jangan lupa ya nanti pulang sekolah gue jemput.

Begitulah yang terpampang di layar handphone Ayla. Tadi pagi setelah ia mandi dan bersiap, ia menyalakan handphonenya yang barusan di cas. Terdapat beberapa pesan masuk dari Line dan beberapa panggilan tak terjawab dari abangnya.

Namun yang paling membuat senyumnya mengembang adalah pesan dari Aroga. Entah mengapa mengingat nanti ia akan jalan berdua membuatnya tersenyum.

Ayla pun membalasnya dengan jawaban ala kadarnya dan berjalan menuruni anak tangga. Di meja makan, ia melihat papahnya itu sedang makan dan ngobrol dengan Arka. Ia baru ingat kalau Arga sudah tidak tinggal di sini lagi.

Dengan senyum mengembang, ia menyapa kedua laki-laki terhebatnya itu.

"Pagi pah! Bang!" sapa Ayla lalu duduk di sebuah kursi. Mengambil piring dan menyendokan makanan yang ada di depannya.

"Lo kenapa sih Al? Senyum-senyum mulu?" tanya Arga sambil memandangi adiknya itu dengan aneh.

"Kenapa emang? Nggak boleh adik abang yang cantik ini tersenyum?" ujar Ayla meledek.

"Apa nggak aneh lo tiba-tiba dateng udah nyengir-nyegir kuda terus sampe sekarang pun masih?" ucap Arga dengan memandangi wajah Ayla lekat-lekat. Biasanya jika ia bicara seperti itu Ayla akan ngambek. Namun.

Namun ekspresi Ayla kali ini semakin tersenyum lebar dan menghabiskan makanannya. David yang melihat kedua anaknya itu hanya tersenyum kecil.

"Kayanya tuh princess papah ini lagi mikirin cowok," ujar David tidak mengalihkan pandangannya dari tabletnya. Ayla yang merasa di singgung menoleh ke arah papahnya itu dengan pipi merona.

"Ih apaan sih pah!" protes Ayla sambil mulutnya dimanyunkan.

"Apa?!" teriak Arka. "Baru aja lo dua hari sekolah udah ada yang ngegebet? Dua hari Al, dua hari!" teriak Arka lagi. Tangannya meremas sendok dan garpu keras.

"Ya ampun bukan gitu bang! Ini cuman kemaren nggak sengaja ketemu cow-" seketika mulut Ayla menutup dan matanya melebar. Duh kenapa dia mesti keceplosan sih? Kan jadi tambah susah ngejelasinnya.

"Cowok apaan?! Oh pas lo di mall? Lo mau di apa-apain ya sama dia? Abang kenal nggak, princess?!" tanya Arka dengan bertubi-tubi. Tak menyisakan Ayla menjawabnya satu persatu.

"Dih bang! Satu satu tanyanya!" teriak Ayla kesal. "Ayla nggak tau kalau abang kenal apa enggak. Kayanya sih enggak baru balik dari luar negeri sih bilangnya," jelas Ayla.

"Lah terus hubungannya sama lo senyum-senyum?" tanya Arka heran.

"Ya kan ada kesalahpahaman gitu lah. Terus ya gue di traktir, buku gue juga di bayarin dia gila bang! Terus kan gue nggak enak gila buku gue berjuta. Jadinya gue mau mbalas kebaikannya itu. Dia bilang gue suruh nemenin dia jalan," jelas Ayla sekali lagi.

Arka hanya diam mencermati kata-kata itu. Sepertinya ia pernah mendapat cerita yang sama. Tapi entah mengapa dia lupa siapa.

"Aneh," ucap Arka lirih namun bisa di dengar oleh Ayla dan David.

"Kenapa yang aneh?" tanya Ayla.

"Nggak papa. Kaya ada yang pernah cerita ini ke abang," ucap Arka. Mata Ayla langsung memandang papahnya yang masih asik dengan tabletnya itu. Merasa di perhatikan, David akhirnya menoleh ke arah putrinya itu.

"Apaan? Papah nggak cerita ya sama abang kamu," jawab David serasa ia sudah tahu apa yang akan ditanya putrinya itu sebelum ia memandang tabletnya lagi.

Girl Gone Bad (ON HOLD)On viuen les histories. Descobreix ara