Chapter - 08

5 0 0
                                    

Chapter 8

"So, gue mau lo bawa kemana?" Ucap Ayla untuk kesekian kalinya. Matanya menatap seorang laki-laki disampingnya.

Aroga hanya terdiam. Ia menghiraukan Ayla yang sejak sepuluh menit yang lalu mendesaknya untuk memberitahukan kemana mereka pergi.

Lama-lama satu mobil bersama Ayla, kepalanya bisa pecah. Ia tak menduga kalau Ayla itu orangny yang cerewet dan energik.

"Apa lo akan kasih tau gue kemana kita pergi?" Tanya Ayla lagi.

"Nope," ucap Aroga singkat. Matanya masih memperhatikan jalanan di depan.

"Ya Tuhan jadi bener lo mau ngebunuh gue?! Mana ni isinya pohon-pohon gini njir," Tanya Ayla kesal. Ia membuang muka menatap samping, jendela mobil. "Lo mau jawab nggak sih?"

"Nope and nope!" Ucap Aroga kali ini ia memperhatikan muka cemberut Ayla. Tentu yang membuat dirinya tersenyum. "Bentar lagi juga sampe kok. Tenang aja," ucap Aroga pelan.

Setelah beberapa menit berlalu. Ayla yang masih ngambek melebarkan matanya.

"Lo mbawa gue ke karnaval?" Tanya Ayla dengab girang namun matanya memandang kerumunan manusia yang sedang asik bermain.

"Yup. Lah lo tau itu," jawab Aroga enteng. Ia merasakan aura semangat yang keluar dari diri Ayla.

"Udah lama banget gue nggak ke karnaval," ucap Ayla lirih.

"Berarti insting gue bener dong?" Tanya Aroga sambil nemarkirkan mobilnya.

"Insting apaan?" Ayla balik menanyainanya.

"Mbawa lo kesini,"

"Bener banget!" Ucap Ayla sedikit kekanak-kanakan.

"Dasar bocah. Yuk turun!" Ajak Aroga sambil keluar dari mobilnya. Diikutinya Aroga, Ayla keluar dan berjalan mendekat Aroga.

"Yee biarin. Terakhir kali gue ke karnaval itu pas kecil. Sama temen gue waktu itu," ucap Ayla sambil mereka berjalan menuju loket masuk.

Seorang gadis kecil berlari menuju sebuah kerumunan. Ditinggalkannya mamahnya. Di belakangnya terdapat seorang laki-laki mengikutinya.

Langkah kaki kecil mereka membuat jejak di tanah basah.

"Karin! Mama sudah beli tiketnya sini!" Teriak seorang wanita dewasa menghentikan kegiatan dua anak ini.
Merasa dirinya dipanggil. Gadis kecil itu berlari menuju mamahnya.

"Kamu juga Ga! Sini! Mamah kamu sedang ada di toilet sebentar," sambung wanita itu.

Bocah itu pun mengikuti gadis kecil tadi menuju mamah gadis tersebut. Di gandengnya tangan kecilnya dengan tangan besar milik mamah gadis tadi.

Sementara kanan kiri wanita itu menggenggam tangan gadis kecil yang sedang asik meloncat-loncat.

"Lin! Kenapa sih kamu keliatannya senang banget?" Tanya bocah itu.

"Kalena kita bisa baik pelmainan banyak. Kak Gaga belum pelnah ke kalnaval?" Tanya gadis itu dengan cadelnya.

Bocah itu menggeleng. Selama ini orang tuanya sangat sibuk. Apalagi papahnya.
Mamahnya bisa ikut pergi bersamanya hari ini pun sangat puas baginya.

"Kenapa belum pelnah?" Tanya gadis itu lagi dengan nada keingin tahuannya.

"Karena mamah papah sibuk terus. Mereka nggak sayang sama Gaga," jawab bocah itu dengan nada murung.

Tiba-tiba wanita dewasa itu menghentikan langkahnya. Wanita itu berlutut menghadap bocah kecil itu.

"Gaga nggak boleh bilang seperti itu. Bagaimanapun juga mereka bekerja demi membahagiakan Gaga. Biar Gaga bisa hidup enak, makan enak, sekolah di tempat yang bagus.

Girl Gone Bad (ON HOLD)Where stories live. Discover now