TDK 39

18.5K 314 47
                                    

Aku mengemas beg pakaian ku , kosongkan segala barang yang ada di dalam bilik ni . Aku rasa aku perlu beredar dari sini . Aku tak patut duduk di sini .

Selesai sahaja aku mengemas , aku berjalan ke pintu bilikku . Melihat pemandangan bilik yang kosong buat kali yang terakhir . Aku nekad untuk pergi dari sini . Aku yang menyebabkan Asyraf meninggal , jadi aku perlu beredar . Aku takut mereka akan benci aku .

" Raisya .. " Aku menoleh ke belakang . Kelihatan Tasha dan Farhan memandang aku dengan pandangan sedih . Aku hanya senyum ke arah mereka berdua . Senyum yang penuh dengan duka .

" Kau betul nak pergi dari sini ? " Farhan memandang beg pakaian ku . Tasha pula mula memeluk aku . Aku membalas pelukannya .

" Ya , Lagipun aku takut Auntie dan Uncle benci aku . Kau tau kan aku yang .. " Aku terdiam , kemudian menunduk ke lantai .

" kau tak sedih kalau arwah Asyraf sedih sebab kau tinggalkan rumah dia ? "

" Itu yang terbaik . Dia sentiasa ada dengan aku "

Mereka berdua memandang aku pelik .

" Di sini " Aku menunjuk ke arah hati aku .

Kemudian suasana menjadi diam .

" Mari aku bawa beg kau " Farhan mengambil kedua beg aku dan membawanya ke bawah .

" Kau pasti kau nak pergi ? Macam mana kehidupan kau nanti ? " Tasha mengenggam erat tanganku . Aku hanya menutup mata erat , kemudian membukanya semula .

" Tak apa , pandai pandai la aku nanti . Ni , Mama mertua kau mana ? "

" Dia masih dekat kubur "

Aku tidak membalas . Aku memimpin tangan Tasha untuk turun ke bawah . Sekarang ni Tasha dah mengandung anak Farhan 7 bulan . 2 Bulan dan beberapa hari sahaja lagi tinggal untuk mereka menimang cahaya mata .

" Kau betul betul pasti ? " Farhan memandang aku , sekali lagi meminta kepastian dariku . Aku hanya mengangguk .

Tak bolehkah biarkan aku bebas , daripada aku duduk di sini menyusahkan keluarga mereka ?

" Hai , so ready ? " Daniel memandang aku sambil tersenyum manis ke arah kami berdua . Memang sudah tiada dendam antara Aku , Daniel dan Tasha . semuanya sudah berbaik seperti sedia kala .

Aku hanya mengangguk . Aku mengenggam erat tangan Tasha , kemudian aku peluk dia buat kali yang terakhir .

" Jaga bakal anak buah aku ni , Jangan bagi dia nakal nakal tau ? " tanganku ligat mengusap perutnya . Tasha hanya mengangguk sambil menitiskan air mata .

" Dah jangan nangis , nanti tak cantik " Aku mengusap air mata di pipinya .

Terpaksa dalam Kerelaan Where stories live. Discover now