PMB 15 : Pungguk, Bulan dan Matahari

30.2K 3.7K 333
                                    

RastyAnjani : Kak Raffa?

RaffaRaffael : Ya?

RastyAnjani : Aku udah bahas soal Miss Universitas sama Ayah dan Ibu. Dan mereka kasih izin buat mengikuti kompetisi itu.

RaffaRaffael : And then?

RastyAnjani : Aku ikut :)

RaffaRaffael : :)

Raffa menatap handphonenya dengan seringaian puas. Ia sudah lama memperhatikan kalau Rasty memiliki kecenderungan ingin menjadi seperti saudara-saudaranya. Gadis itu memiliki keinginan untuk mencapai sesuatu, bukan hanya demi pengakuan, melainkan juga untuk membanggakan keluarganya. Dugaan Raffa, keinginan itu lahir dari keadaan keluarga gadis itu sendiri. Tampaknya Rasty memiliki keluarga hangat, yang membuatnya merasa bertanggungjawab untuk memberikan timbal balik atas semua dukungan yang diterimanya.

Keinginan Rasty untuk membalas budi keluarganya inilah yang mendorong Raffa untuk menganjurkan Rasty agar mengikuti kompetisi Miss Universitas. Kalau dugaannya tentang keluarga gadis itu benar, Rasty pasti diizinkan dan bahkan didukung untuk mengikuti kompetisi Miss Universitas. Dan Raffa memenangkan taruhannya. Gadis itu sudah memberi jawabannya.

Bukan tanpa alasan Raffa mendorong Rasty untuk mengikuti kompetisi sebesar ini. Ia melihat potensi di dalam diri Rasty, hanya saja gadis itu tidak menyadarinya, terbelenggu dalam kata-kata bernama disleksia. Raffa ingin membebaskan Rasty dari pemikirannya sendiri. Ia ingin menunjukkan pada gadis itu, disleksia tidak akan menghalangi siapapun untuk menjadi apapun yang diinginkannya.

Dan kompetisi ini, akan menjamin kalau Rasty akan tetap ada dalam jarak jangkaunya, sementara ia mengurus hubungannya sendiri bersama Alana.

Dulu, Raffa berpikir kalau ia akan menghabiskan hidup bersama Alana. Mereka cocok dalam banyak hal, dan Raffa merasa nyaman dengan gadis itu. Namun kemudian Raffa sadar, menghabiskan waktu bersama seseorang yang membuatnya nyaman sekaligus ia cintai, jauh lebih baik daripada menghabiskan umur bersama orang yang hanya memberinya rasa nyaman. Karena itu, Raffa berniat untuk mengembalikan Alana ke tempat di mana gadis itu seharusnya berada.

Namun Raffa tidak bisa melakukannya dengan gegabah. Alana akan terluka dan merasa terhina, kalau ia tiba-tiba meninggalkan gadis itu, apalagi memintanya kembali pada Nathanael dengan alasan Tiara meninggal dunia. Alana gadis yang baik, dan Raffa sayang padanya. Ia tidak mau gadis itu terluka, apalagi karena dirinya. Karena itu Raffa berniat untuk melakukannya sehalus mungkin, selicik yang ia bisa, tanpa menyakiti siapapun.

"Sabar Raffael," gumam Raffa sambil menyeringai, "Kau udah bertaruh sekali untuk mencegah Rasty kabur dari tanganmu. Satu taruhan lagi, dan dia akan jadi milikmu. Jadi sabar!"

*

Pungguk Merindukan Bulan – JessJessica

*

"Abang nggak mau pulang ke Kalimantan."

Randy memberi tatapan datar pada Sabda yang sedang memeluk Rasty. Abangnya itu sudah mengucapkan kata yang sama entah untuk keberapa kali, dalam setengah jam terakhir. Lihat saja Sabda sekarang, memeluk Rasty sekuat tenaga, sambil merengek-rengek, hingga banyak pengguna bandara lainnya yang melirik mereka dengan tatapan bertanya.

"Tapi kan Abang harus kerja."

"Abang mau pindah kerja aja," ucap Sabda sedih, "Biar nggak jauh dari adek-adeknya Abang lagi.

"Nanti kita video call." Ucap Rasty sambil menepuk-nepuk pundak Abangnya.

Sabda masih sedih dan ia menatap Randy, "Kamu nggak mau meluk Abang, Dek?"

Pungguk Yang Merindukan Bulan - Slow UpdateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang