PMB 9 : Pungguk, Yang Terhebat

31.5K 3.8K 156
                                    

Rasty ragu-ragu ketika membuka pintu penghubung di antara kamarnya dan kamar Randy. Kamar mereka memang memiliki masing-masing pintu keluar. Namun kamar yang sudah keduanya tempati sejak masih kecil itu, juga memiliki pintu lain yang memberi penghuninya akses untuk mengunjungi satu sama lain. Hal ini dikarenakan sewaktu masih kecil, keduanya sering mengalami kesulitan tidur bila dipisahkan. Biasanya, salah satu dari mereka akan bangun dan menangis, mencari saudara kembarnya. Karena itulah orangtua mereka membuatkan pintu penghubung, yang dibiarkan terbuka ketika malam, agar kedua anak itu tak merasa terlalu kesepian ketika tidur. Hal ini juga dilakukan untuk membiasakan mereka tidur secara terpisah, karena tidak mungkin keduanya tidur bersama sampai dewasa bukan?

Ketika mereka beranjak remaja, Randy yang nakal sering masuk ke kamar Rasty hanya untuk mengacak-acak barang saudarinya itu. Rasty yang merasa kesal, akhirnya memutuskan untuk mengunci pintu penghubung tersebut agar Randy tak lagi bisa masuk ke kamarnya sesuka hati. Meskipun terkadang Rasty membukanya juga, karena salah satu dari mereka bermimpi buruk dan tidak berani tidur sendirian.

Ketika mereka memasuki bangku sekolah menengah pertama, keduanya sepakat untuk mengganti cat kamar mereka. Kamar Rasty yang dulunya dihiasi warna pink, berubah seluruhnya menjadi warna kuning. Sedangkan Randy, memilih warna hijau untuk menggantikan warna biru yang dulu dipilihkan orangtua mereka. Rasty juga tak mau lagi mengenakan seprai bergambar tokoh disney. Gadis itu lebih menyukai seprai bercorak matahari atau pokemon untuk menemani tidurnya, sedangkan Randy beralih pada seprai bergambar planet atau klub sepakbola.

Keduanya juga mulai mendesain kamar masing-masing. Kalau dulu kamar Rasty berisi tumpukan boneka, sekarang gadis itu mengisinya dengan pernak-pernik buatan tangan hasil kerajinannya sendiri. Ia suka menjahit, menyulam dan mewarnai. Gadis itu bahkan melukisi dinding kamarnya sendiri, meskipun membutuhkan waktu hingga setahun sampai proyek tersebut selesai dikerjakannya.

Sedangkan Randy, ia menambahkan lemari besar di dalam kamarnya. Lemari itu berisi tumpukan buku-buku koleksinya, juga koleksi robot mainan yang sudah dikumpulkannya sejak kecil. Untuk dinding kamarnya, ia lebih memilih wallpaper bergambar hutan yang selaras dengan cat dindingnya.

Banyak yang berubah. Sangat banyak. Satu-satunya yang tidak berubah dari kamar keduanya, adalah pintu penghubung tersebut. Pintu yang sekarang dibuka oleh Rasty, dalam rangka memasuki daerah kekuasaan adiknya.

Aroma parfum khas milik Randy, menjadi penyambut ketika Rasty melangkahkan kaki ke dalam kamar itu. Adiknya itu sedang berbaring telentang di atas ranjang, dengan mata terpejam rapat dan napas teratur. Tampak begitu damai, hingga tidak akan ada yang percaya kalau kenakalannya bisa membuat Hitler sekalipun bertobat karena enggan berurusan dengannya.

Pandangan Rasty teralihkan pada meja belajar Randy yang berantakan. Buku-buku kuliah, buku pratikum, jas laboratorium, kacamata berlensa normal, sampai kunci mobil semuanya terletak di atas meja tersebut. Dan Rasty tidak bisa tidak tersenyum melihatnya. Khas Randy sekali. Senakal apapun anak itu di luar sana, ia tetaplah anak berprestasi. Sejak dulu ia selalu tekun dalam belajar, hal yang membuat Rasty kecil kebingungan, karena ia tidak mengerti apa asyiknya belajar. Rasty juga tidak mengerti, kenapa Randy sangat suka membaca buku. Rasty tidak suka. Huruf-huruf di buku sering terlihat berlari-lari dalam pandangannya, membuatnya lelah dan lebih memilih mendengarkan Randy membacakan isi buku itu untuknya. Hal yang belakangan diketahuinya sebagai akibat dari disleksia yang dideritanya, sehingga tidak bisa membuatnya membaca seperti orang lainnya.

Tangan Rasty bergerak menyentuh pigura yang tertutup, sepertinya karena terkena hempasan jas lab Randy. Pelan ia membukanya, menemukan fotonya dengan Randy sedang berangkulan sambil memamerkan gigi ompong mereka ke arah kamera. Ibu mereka sering menceritakan, foto itu diambil ketika mereka masih berusia empat tahun. Ketika itu mereka sedang berada di acara pernikahan salah satu kerabat, dan tiba-tiba saja gigi Rasty tanggal ketika sedang makan. Randy yang terkejut melihat saudarinya ompong, berlari-lari dari dekapan kakeknya untuk mendekati Rasty. Malang tak dapat ditolak, Randy terjatuh karena tersandung kakinya sendiri. Ketika ia bangkit, Randy terkejut mendapati mulutnya mengeluarkan darah. Ternyata ia juga tak sengaja menanggalkan giginya karena jatuh dengan wajah menghantam tanah lebih dulu.

Pungguk Yang Merindukan Bulan - Slow UpdateWhere stories live. Discover now